bro DewAsmara, kebetulan saya pernah pegang ETF R-LQ45X. Jika beli dari pasar primer, satuannya minimal adalah per bucket (200 lot), dan belinya juga hanya bisa ke sekuritas tertentu saja.

Kebetulan saya belinya di pasar sekunder, via sekuritas umum saja. satuan pembelian juga mengikuti satuan minimal pembelian saham, yaitu 1 lot (500 unit). Sekarang ini harga per unit nya Rp 697, so per lot nya adalah Rp 348.500. Bandingkan kl beli di pasar primer, harus beli minimal Rp 69,7jt

So buat yg sdh punya account sekuritas, dan ingin index investing di LQ-45, it's quite cool, terjangkau pula. Sayangnya saya sudah lepas krn kmrn mendadak harus beli server baru. Setiap momentum bursa jatuh, enak utk masuk ke index. Misal masuk pas awal Juni kmrn, dari harga 625 sekarang sudah 697, dalam sebulan sudah cuan 11%, worry free, tinggal ngikut index aja :p

Yth Bpk/Ibu Eiscell,
Sejak 1 Februari 2012, Bursa Efek Indonesia bersama dengan Bappepam-LK telah mengeluarkan peraturan untuk memisahkan rekening antara dana nasabah dengan perusahaan efek.

Seingat saya, mulai hari itu, nasabah yang ingin bertransaksi di pasar modal harus membuat rekening atas namanya sendiri di bank yang memiliki kerjasama dengan sekuritas.

Untuk pastinya, pastikan tanyakan terlebih dahulu kepada sekuritas anda dengan bank mana sajakah mereka melakukan kerjasama untuk pembukaan rekening investor.

Seperti Mandiri Sekuritas mensyaratkan 2 ketentuan, satu rekening bank mana saja yang akan didaftarkan sebagai rekening investor, satunya lagi rekening tabungan bisnis investor di bank mandiri. Dan menurut pihak Mandiri, rekening yang memakai bank yang sama akan lebih cepat dalam proses transfer pencairan dananya.

Saya sendiri tempo hari memakai rekening investasi di bank yang sama (satu group) dengan sekuritasnya (saya memakai sekuritas asing tempo hari). Soal transfer pencairan dana biasanya maksimal H+3. Akan tetapi semua bergantung kepada bonafiditas sekuritas tersebut. Kadang-kadang ada juga yang suka molor sampai 5 hari :D

Jual belinya sih biasa real time, apalagi kalau anda menggunakan jasa internet/online trading. Kalau pakai jasa telefon broker, biasanya suka ada delay harga sekian menit. Tapi balik lagi tergantung kepada bonafiditas jaringan online trading sekuritasnya. Beberapa jasa online trading ada yang bermasalah terutama ketika jaringan sedang padat.

Satu hal yang harus bapak/ibu perhatikan, baca baik-baik terms dan agreement nya sebelum memulai pembukaan rekening investor. Ada beberapa sekuritas nakal baik yang jasa online trading maupun manual broker, yang senang meminjam dana nasabah, biasanya mereka menjanjikan bunga sekian persen. Hati-hati, kalau anda setujui/tandatangani, jika terjadi apa-apa dengan uang anda, maka tidak akan ada pihak yang bertanggungjawab.

Beberapa jasa sekuritas nakal saya sinyalir senang meminjam dana nasabah, ya saat ini tidak apa-apa, tapi kalau terjadi apa-apa jangan salahkan siapa-siapa, karena lembaga pengawas di negara ini juga lebih suka buang badan jika ada masalah (maaf saya tidak percaya dengan efektifitas pengawasan meski sudah ganti nama menjadi OJK).

Soal Snmx saya no comment, mungkin ada yang memakai jasa mereka bisa kasih pencerahan :)

Mantap Bro dengan server barunya, akses terasa lebih cepat,
entah apakah ini karena server atau memang masih pagi jadi
yang pakai internet masih sedikit hehehe.

Isu terbaru sih tidak ada, rasanya semua ada di koran, dari mulai
operation twist tahap kedua, kondisi Euro yang genting namun
tekanan berangsur berkurang, memburuknya indeks kepercayaan
konsumen di Jerman, ancaman penularan krisis Eropa Selatan ke
arah Eropa Tenggara, dan melemahnya kinerja ekspor di seluruh
dunia karena perlambatan ekonomi global.

Oh ya, sepertinya sekarang lagi musim ya downgrade bank-bank
Eropa. Malahan perbankan Amerika juga sedang marak di downgrade,
walaupun mendapat protes keras dari pihak perbankan Amerika karena
isu downgrade ini dinilai terlambat, sebab mereka mengatakan sudah
dalam masa pemulihan dan bahkan mulai membaik.

Sejujurnya, sebagai orang yang juga pernah kerja di bank selain sekuritas,
kadang bahkan orang dalam bank sendiri tidak pernah bisa tahu 100 persen,
kondisi kesehatan banknya. Hanya mereka para direksi dan pemilik yang tahu
betul situasinya. Jadi kadang kita tidak bisa asal percaya saja terhadap isu
ataupun statement baik dari dalam maupun luar bank itu. Namun sekedar
waspada dan berjaga-jaga boleh saja, siapa tahu ancaman kolaps ala Lehman
Brothers tahap kedua bisa terjadi, bisa juga tidak :)

Thank you Sis Mel telah membantu melengkapi :)

Menurut Investopedia:

Expense Ratio: Ukuran berapa biaya sebuah perusahaan investasi untuk mengoperasikan reksa dana. Sebuah rasio biaya ditentukan melalui perhitungan tahunan, dimana biaya operasional dana itu dibagi dengan nilai dolar rata-rata aset yang dikelola. Beban usaha yang diambil dari aset dana dan menurunkan kembali kepada investor dana itu.

Tergantung pada jenis dana, biaya operasional sangat bervariasi. Komponen terbesar dari biaya operasional adalah biaya yang dibayarkan kepada manajer investasi.

Biaya lainnya termasuk pencatatan pembukuan, kustodian, pajak, biaya hukum, dan akuntansi dan biaya audit.

Beberapa dana memiliki biaya pemasaran disebut sebagai biaya 12b-1, yang juga akan dimasukkan dalam biaya operasional.

Sebuah aktivitas perdagangan reksadana, pembelian dan penjualan portofolio efek, tidak termasuk dalam perhitungan rasio biaya.

Biaya yang terkait dengan reksadana tetapi tidak termasuk dalam beban usaha adalah beban dan biaya penebusan, yang, jika mereka berlaku, dibayarkan langsung oleh investor dana.

===============

Setau saya isi keranjang MN* Ekuitas 3 di antaranya perusahaan afiliasinya : BH*T (yg lagi kasus) kemarin naik 5.3%, BM*R kemarin naik 5.4%, MN*N kemarin naik 7.7%. Pantes aja kalo bisa naik 1.18%

Mungkin agak terlalu dini untuk mengartikan penurunan suku bunga China sebagai pertanda krisis global ya...

Keputusan penurunan suku bunga oleh China adalah untuk menggairahkan pertumbuhan ekonominya yang agak melemah akhir-akhir ini. Diharapkan dengan penurunan suku bunga, konsumsi domestik dapat ditingkatkan sehingga tingkat permintaan barang dapat meningkat untuk mengimbangi ekspor China yang menurun.

Namun di sisi lain kita juga tidak dapat mengesampingkan fakta bahwa selama dua dekade terakhir pertumbuhan ekonomi China ditopang oleh investasi dan manufaktur untuk ekspor, sementara konsumsi domestik masih belum dapat diandalkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Pemerintah China menyadari hal ini, sehingga tentunya mereka tidak akan tinggal diam. Dan karena secara politik China masih menganut paham komunis dengan struktur pemerintahan yang tersentralisasi, maka mestinya relatif lebih mudah untuk mengimplementasikan kebijakan pemerintah.