Oh SIEF itu masuk di GOLD ya :D
Pantesan saja di indikator bulanan saya hasilnya nggak karuan :) Nggak selalu segendang sepenarian dengan IHSG. Betul sebaiknya jangan lihat harian, karena tidak bagus untuk kesehatan mental juga selain tidak mencerminkan situasi sebenarnya. Tapi ya hati-hati saja, namanya masih setahun ... masih pola-pola trading untuk menarik minat nasabah. Kita lihat saja apa bisa pindah kuadran ke diamond nantinya.

Bro autogebet
Untuk Tram Consumption Plus belum ada di daftar saham ya. Jadi gak bisa di attact ke my reksadana nih.

ternyata sebagian besar (lebih dari 50%) saham yang ada di IHSG masuk dalam ISSI.

saya sudah baca beritanya ttg itu bro, ada di Kontan sdh seminggu lalu sepertinya. tadinya mau saya tweet, tapi lupa krn kesibukan.

sepakat bro! waspadalahh...

Produk I-Hajj Syariah Fund ini nama resminya di bapepam adalah "REKSADANA HAJI SYARIAH", dikelola oleh Insight Investments Management. Saya belum pernah pegang produk ini, untuk pembelian bisa langsung kontak ke MI nya, infonya ada di website MI.

Pilihan reksa dana tergantung pada profil risiko, tujuan investasi serta horison investasi (waktu yang dapat dialokasikan untuk berinvestasi). Mungkin ada baiknya anda membaca artikel-artikel tutorial di portal ini sebagai dasar, kemudian bisa mencoba mengevaluasi berbagai reksa dana dengan menggunakan matriks reksadana.

Pada intinya, jangan tergiur produk semata karena menawarkan imbal hasil tinggi, karena potensi imbal hasil yang tinggi biasanya dibarengi dengan tuntutan bagi investor untuk dapat menerima risiko yang tinggi juga. Selain itu kinerja masa lampau tidak mencerminkan kinerja masa mendatang, jadi kinerja historis reksa dana bukan satu-satunya ukuran atau faktor penentu. Masih ada bbrp faktor penting lainnya seperti manajer investasi yang mengelola reksa dana tsb, kemudahan bertransaksi dll.

Follow @mnwiria

bro jakaboy8, postingan lampau ttg RD Campuran bisa dilihat di:
http://www.portalreksadana.com/node/222?page=7#comment-10156

tweet @portalreksadana lampau:
2 Agt
Kontan: Kinerja terbaik RD Campuran YTD: OSK Nusadana Kombinasi Maxima (15%), Trim Syariah Berimbang (10%), AAA Balanced Fund II (9%)

19 Juli
Bisnis: RD Campuran Terbaik > Kresna Optimus, Sucorinvest Flexi Fund, Panin Dana Bersama, Brent Dana Fleksi, Panin Dana Unggulan

Pengalaman yg kurang lebih sama , juga saya alami.
Keterangan dari CS , bahwa unit yg akan kita jual akan di lempar ke pasar sampai ada yg membeli.Dan itu membutuhkan waktu minimal 14 hari kerja. Apa benar demikian ?
Saya berniat mereedem semua unit Rds , tapi krn informasi ya salah dari CS , yg tertulis hanya 1/3 nya saja.Bagaimana mereedem sisa unitnya krn sekarang saya gak pegang apa2 ? ( statmentletter ditarik CS tsb.)

Hallo Ibu Dwi,

Salam kenal :)

Untuk pertanyaan pertama, saya tidak berkapasitas menjawab atas nama masing-masing bank karena saya tidak bekerja untuk bank-bank tersebut. Namun pada dasarnya setiap bank wajib mengantongi persetujuan BI sebelum menjual setiap reksa dana. Mengenai detil teknisnya saya tidak paham. Mungkin ada anggota atau narasumber Portal Reksa Dana yang kebetulan bekerja di bank dan tahu detilnya? :)

Untuk pertanyaan kedua mengenai pembelian reksa dana di bank yang ternyata kolaps, perlu dipahami bahwa peran bank adalah selaku agen penjual, sementara aset reksa dana adalah sepenuhnya dimiliki oleh investor reksa dana, sebagaimana diatur dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) reksa dana. KIK sendiri merupakan perikatan antara manajer investasi selaku pihak yang diberi mandat oleh investor untuk mengelola aset/dana dalam bentuk reksa dana, dan bank kustodian selaku pihak yang menyimpan dan mencatat aset reksa dana. Jika bank yang bertindak selaku agen penjual kolaps, maka data masing-masing investor reksa dana yang membeli di bank tsb ada di bank kustodian, sehingga Ibu tidak perlu takut dana Ibu hilang begitu saja. Dan dari pihak manajer investasi & bank kustodian pasti akan memfasilitasi agar kepemilikan reksa dana investor tetap aman dan investor dapat tetap bertransaksi sebagaimana mestinya.

Follow @mnwiria

Yth Bpk Aditakrodi,
Setahu saya teman-teman saya para trader sudah lama tidak ada yang pegang saham-saham group tujuh bersaudara. Dilirik juga tidak, biasanya yang pegang saham-saham itu sejak kejadian tahun 2008 hanya MI dan orang yang masih awam main saham.

Beberapa waktu yang lalu, kalau tidak salah sebelum ramadhan atau saat bulan ramadhan, teman saya, senior di salah satu sekuritas baru, bilang group tujuh bersaudara mengulangi lagi kasus tahun 2008, namun kalau tahun 2008 orang tidak sempat bernafas untuk melakukan aksi "tabrak tembok" alias lempar rugi pada harga berapapun, saat ini cuman dilihat sekilas saja di layar monitor, karena memang tidak ada yang mau pegang.

Sebelum libur lebaran kalau tidak salah malah peringkatnya sudah di downgrade ramai-ramai oleh para penilai efek internasional