Luar biasa, saya tidak menyangka ternyata harga emas yang menanjak bisa berbalik cenderung menurun sejak awal tahun ini.

Salut untuk master ;-)

Kebanyakan memang panik sih, bahkan jika tidak panik pun, yang nakal melakukan pembulatan tetap banyak. Bagaimana metode pengawasan dan kontrol nya supaya inflasi tetap terjaga, itu saya masih tanda tanya.

Logikanya simple:
1. Spekulasi valas via NDF di Singapore saja BI tidak bisa jaga, apalagi masalah redenominasi, yang pelakunya semua orang dari Jakarta sampai pedalaman.

2. Kita tau, transaksi penarikan valas di atas USD 100 ribu, harus ada notification letter, semua nasabah priority di bank-bank besar, pasti di kasih tau, dilarang narikin uang di luar negeri lewat accountnya di Indonesia, melebihi USD 100 ribu per bulan tanpa memberitahu terlebih dahulu secara detil via dokumen. Kenyataannya, banyak tuh yang melanggar, entah dia pakai untuk spekulasi valas, entah untuk beli property di luar negeri. Dan BI diam saja soal ini (setahu saya lho ya).

3. Ketika, penarikan uang kertas 1000 rupiah ditukar dengan koin 1000 rupiah, sempat terjadi pembulatan dan kenaikan ke angka 2000, meski tidak terasa tapi terlihat (parkiran di pinggir jalan saja misalnya, biasa dulu 1000 bisa, terus mendadak semua jadi 2000)

4. Masyarakat kita cenderung tidak takut terhadap peraturan karena dari atas tidak ada contoh baik dan tegas. Nah sekarang bagaimana caranya BI mau mengawasi 200 juta penduduk Indonesia untuk tidak ada misalkan 10 juta pedagang melakukan pembulatan rupiah secara serempak? Peraturan lalu lintas yang ditongkrongin oleh petugas saja masih dilanggar, apalagi soal uang? Siapa yang bisa jamin?

Saya sih tidak bermaksud menakut-nakuti, tapi saya khawatir, dengan kondisi lemahnya penegakan hukum, kepastian hukum, dan lain sebagainya akan membuat pengawasan dan proses redenominasi ini akan berjalan tidak sebagaimana mestinya.

Dan mewakili para pengusaha, saya lebih suka kalau BI memperkuat ketahanan rupiah dan kestabilan inflasi dengan berusaha mengatur kebijakan makro lebih baik lagi. Bukan dengan jalan potong kompas melakukan redenominasi.

Oke bro Dewasmara. Mkasih ya masukannya, sprtiny emng mo liat situasi dl

Salam kenal Pa autogebet.. Salam kenal untuk semua...

Terima kasih atas perhatiannya, saya tunggu kompilasinya Pak.
Saya berinvestasi utk jangka panjang, dan pilihan RD berdasarkan rekomendasi financial planner. Apa cukup kita hold terus RD nya, atau kita bs pindah2 RD. Saya pengen punya juga ilmu mengenai reksadana krn saya blm ketemu buku yg mengupas tip&trik invest RD. Terima Kasih

bisa online pak belinya, kalau saya sih dulu pas buka minta si agen email form pembukaan rekening mnc dana ekuitas nanti diisi dan discan trus email ke agen supaya bisa diproses dan dokumen aslinya juga dikirim ke kantor mnc tersebut. Kalo proses belinya tinggal isi form subscription yang ada juga di website mnc trus transfer ke bank kustodiannya, bukti transfer dan form discan trus diemail atau di fax ke agen mnc, konfirmasi kemudian tinggal nunggu surat pemberitahuan dari kustodian.

di websitenya http://mncassetmanagement.com/mnc-dana-ekuitas

PEMBELIAN AWAL DAN SETERUSNYA
Minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

BIAYA PEMBELIAN
Maks 2% dari nilai nominal Unit Penyertaan.

BIAYA PENJUALAN KEMBALI
Maks. 2,5% (1 bulan)
2% (> 1 bulan s/d < 6 bulan)
0% (> 6 bulan ke atas)

Biasanya, para parpol itu, cuci uang dulu di bursa via sekuritas dan bandar, tentu saja melacaknya agak sulit karena permainannya rapi. Baru setelah akan dipakai untuk transaksi siram menyiram massa dengan uang, dilakukan redemption besar-besaran.

Dibilang berpengaruh banyak tidak, dibilang tidak berpengaruh juga tidak. Yang jelas, kalau MI nya tidak hati-hati, ya kejeblos kena di saham gorengan ataupun salah beli pada harga yang tidak wajar.

Contoh nih ya, Bapak SU yang analis tehnikal itu, pernah wanti-wanti soal permainan tingkat tinggi di salah satu IPO BUMN beberapa waktu yang lalu. Dan terbukti ada beberapa sekuritas yang terlibat, namun tidak sampai menyentuh akar permasalahan, dan proses penindakan hukumnya sangat ringan dan tidak menyentuh masalah. Dan Parpol-parpol yang cuci uang itu, tidak ada satupun yang ketahuan. Yang gigit jari ya investor yang beli saham BUMN itu saat IPO.

Ada juga tahun 2008-2009 saham bluechip yang jatuh dari harga 9000 ke harga di bawah 1000, padahal penilaian wajarnya ada yang bilang 2000-3000 (meski saya pribadi menilai harga wajarnya hanya 600). Itu memang ada unsur force sale, dan kepanikan, tapi tidak akan sampai berlebihan jatuh ke bawah 1000 seharusnya. Pasti ada yang sengaja buang sebanyak-banyaknya untuk profit taking dan beli lagi di harga bawah. Karena kalau di tengah market yang lagi panik, tentu lebih mudah untuk melakukan penarikan karena tidak akan mencolok.

Yang kasihan kan investor yang MI nya kejebak dipermainan itu, seperti tiga MI Asing yang kena nyangkut di saham tersebut. Apalagi peraturan bursa saat itu sangat amat longgar dan tidak ada penindakan tegas.

Maka untuk mencegah kejadian serupa, sekarang BEI melebarkan jam buka tutup bursa dan ada market pre opening dan pre closing yang kita tidak bisa ngintip harga dan melakukan tehnik cornering seperti biasanya. Begitu juga suspend saham sekarang diperketat nampaknya. Semoga saja OJK semakin punya gigi ya, gawat kalau masih sama saja seperti otoritas bursa yang dulu.

Bro2 n sis2 pakar, mau tanya nih
Di indikator dah nunjukin centang hijau, tapi kinerja Sam E. F sempat turun di jum'at kmrn, apakah di hari senin ada kemungkinan kembali turun atau balik nanjak lg, karena blom bisa baca indicator nya secara akurat nih.
Diliat dari bollinger band nya, abis dari mendekatin upper nya, kembali turun.
Bagaimananya baca yg akurat, apa ada perbandingan dengan indikator yg lain.