Does Size Matter?

mnwiria's picture

Baru-baru ini seorang member Portal Reksa Dana menanyakan tentang hubungan antara besarnya dana kelolaan (atau dikenal dengan istilah Asset under Management atau AuM) dengan kinerjanya. Benarkah bahwa makin besar AuM-nya, makin rendah juga imbal hasilnya dibandingkan dengan reksa dana sejenis?

Jika kita berbicara tentang dana kelolaan reksa dana, lebih besar tidak berarti lebih baik. Terkait aspek dana kelolaannya, kunci dari kualitas investasi reksa dana terletak pada kompatibilitas dana kelolaan reksa dana dengan strategi investasinya. Besarnya dana kelolaan yang optimal bagi suatu reksa dana bergantung pada banyak faktor. Bagi reksa dana indeks, misalnya, dana kelolaannya bisa tumbuh sampai besar sekali karena reksa dana ini berinvestasi di seluruh saham yang ada di bursa. Reksa dana dengan dana kelolaan besar yang memiliki strategi investasi yang konservatif (portfolio turnover rendah) dan aliran dana keluar/masuk yang relatif stabil akan lebih mudah dikelola dibandingkan dengan reksa dana yang memiliki strategi investasi yang agresif serta aliran dana keluar/masuk yang tidak menentu. Hal ini biasanya tercermin (dan bahkan sangat jelas terlihat) dari kinerja jangka pendeknya.

Reksa dana dengan dana kelolaan besar biasanya memiliki biaya transaksi yang rendah karena telah mencapai skala ekonomi (economies of scale), di mana transaksi efek rata-rata dilakukan dalam jumlah besar sehingga pialang biasanya membebankan komisi yang lebih rendah terhadap transaksi.

Besaran optimal dana kelolaan reksa dana juga ditentukan oleh asset class yang menjadi aset dasar (underlying asset) reksa dana tersebut. Pembengkakan dana kelolaan biasanya tidak begitu menjadi masalah bagi reksa dana indeks, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang karena ketiga jenis reksa dana ini umumnya berinvestasi di segmen pasar yang luas, likuid dan tidak terlalu terpengaruh oleh transaksi dalam jumlah besar. Bagi ketiga jenis reksa dana ini, makin besar dana kelolaan sebenarnya makin baik karena biaya transaksi bisa didistribusikan ke lebih banyak aset. Sebaliknya, reksa dana saham yang kebanjiran dana masuk bisa membuat manajer investasinya kesulitan berinvestasi secara efisien. Seiring dengan kenaikan dana kelolaan, jumlah saham dalam portofolio serta biaya transaksi meningkat sehingga strategi investasi bisa sulit dipertahankan.

Satu hal yang menyebabkan suatu reksa dana dibanjiri dana masuk adalah perilaku investor yang berbondong-bondong mengejar produk berkinerja bagus – ini biasanya terjadi pada reksa dana saham. Jika suatu reksa dana saham memiliki kinerja historis yang fantastis, biasanya reksa dana ini pun langsung laris manis diburu para investor. Namun sayangnya, makin besar dana kelolaan biasanya makin sulit bagi manajer investasi untuk mencapai kinerja historis yang sangat atraktif itu karena bertambahnya kesulitan mengalokasikan investasi. Dalam hal ini manajer investasi dihadapkan pada dua pilihan: (1) berinvestasi di lebih banyak saham, atau (2) menambah investasi di saham-saham yang sudah ada dalam portofolio. Di Indonesia, dari sekitar 400 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, hanya ada sekitar 70 saham yang likuid (diperdagangkan secara aktif), sementara sisanya bisa dikatakan “saham tidur”. Mengingat reksa dana adalah public fund di mana investor boleh masuk atau keluar kapan saja, maka likuiditas adalah faktor penting dalam pemilihan saham untuk dimasukkan dalam portofolio reksa dana. Karena itu tidak mungkin dana diinvestasikan ke saham yang tidak likuid karena hal ini bisa membuat manajer investasi kesulitan menjual saham tersebut jika terjadi penjualan kembali (redemption) unit penyertaan reksa dana dalam jumlah cukup besar.

Selain itu, manajer investasi juga harus mempertimbangkan faktor bobot saham di pasar, yaitu rasio kapitalisasi saham suatu saham relatif terhadap kapitalisasi pasar saham secara keseluruhan. Pada dasarnya, dalam berinvestasi, manajer investasi akan menentukan apakah ia akan mengambil posisi neutral, underweight atau overweight atas suatu saham. Jika neutral, berarti bobot saham di portofolio akan sama dengan bobot saham itu di pasar. Jika underweight, maka bobot saham di portofolio akan lebih kecil, sementara jika overweight maka bobotnya akan lebih besar. Lebih lanjut, strategi investasi menentukan seberapa jauh deviasi dari posisi neutral; makin agresif strateginya maka makin besar pula deviasinya. Contohnya, jika pada strategi konservatif bobot suatu saham adalah +/- 5% dari bobot di pasar maka untuk strategi yang agresif deviasinya bisa +/- 10%. atau berkapitalisasi pasar kecil karena hal ini mengakibatkan reksa dana tersebut menjadi investor terbesar dalam saham tersebut. Karena hanya bisa berinvestasi di saham-saham yang likuid dan berkapitalisasi cukup, maka makin besar dana kelolaan, makin besar pula dana yang dialokasikan pada saham-saham yang masuk dalam kriteria investasi. Akibatnya, reksa dana itu menjadi penggerak pasar bagi saham-saham tersebut sehingga manajer investasi harus mengatur volume transaksinya sedemikian rupa agar tidak terlalu besar (yang pada gilirannya mengakibatkan harga saham yang ditransaksikan bergejolak tajam). Jika ada pembelian (subscription) atau penjualan kembali (redemption) dalam jumlah besar maka manajer investasi terkadang harus melakukan pembelian/penjualan efek secara bertahap supaya tidak menggoyang pasar. Inilah yang menyebabkan reksa dana kemudian terlihat kurang lincah dibandingkan dengan reksa dana yang dana kelolaannya lebih kecil, terutama saat pasar bergerak volatile. Dalam kondisi pasar yang volatile, alokasi sektor dan pembobotan saham harus dilakukan lebih sering agar portofolio bisa bergerak dinamis mengikuti pergerakan pasar.  Bagi reksa dana dengan dana kelolaan besar, manuver yang demikian relatif lebih sulit dilakukan karena selain meningkatkan biaya transaksi, juga meningkatkan risiko reksa dana tersebut menggoyang pasar.

Jadi pada kesimpulannya, ada banyak faktor yang menentukan besarnya dana kelolaan yang optimal bagi suatu reksa dana. Selain asset class dan volume perdagangan di pasar, strategi investasi reksa dana juga menjadi faktor penentu karena makin agresif strategi pengelolaannya, maka makin tinggi juga perputaran portofolionya (portfolio turnover) sehingga makin tinggi juga biaya transaksinya. Bagi reksa dana saham, makin besarnya dana kelolaan cenderung menyulitkan manajer investasi untuk berinvestasi secara efisien dan sesuai dengan strategi investasi reksa dananya, sehingga mungkin saja manajer investasi menutup reksa dana untuk sementara waktu – dalam hal ini menutup berarti tidak menerima subscription (pembelian unit penyertaan), melainkan hanya melayani redemption (penjualan kembali unit penyertaan). Biasanya hal ini dilakukan setelah manajer investasi membandingkan dana kelolaan reksa dana reksa dana dengan volume perdagangan saham harian. Jika dana kelolaan reksa dana sudah mendekati volume perdagangan harian, maka manajer investasi bisa memilih untuk menutup subscription sampai volume perdagangan harian meningkat di kemudian hari.

Comments

ukuran besar aum konteks indonesia

habib mustofa's picture

Mis, boleh tanya, menurut pendpt mis, kira2 aum dikatakan besar itu dimulai dari berp triliun? Adakah parameter untuk mengatakan sebuah aum itu besar di pasar reksadana indonesia..?

rumus menghitung ukuran reksadana

don.adams's picture

mau tanya bu, ada gak sih rumus bwt ngukur ukuran reksadana?
trus bagaimana caranya mengukur ukuran reksadana terhadap kinerja reksadana? apakah dengan menggunakan metode tertentu seperti sharpe, treynor,dsb?

teori nya..

Romas84's picture

ulasan yang sangat menarik..

mba mel, kebetulan sy udah lama punya ide ini bwt dijadiin judul skripsi..tapi saya kesulitan menemukan landasan teori dari hubungan kinerja MI dengan besarnya dana kelolaan..selama ini yang sy tau MI dievaluasi dengan teori jensen alpha..

kira2 ada ga ya teori yang menjelaskan hub. tersebut..
trima kasih mba..

Regards
Romas

AuM

rani.always's picture

mbak meilinda.. kira-kira ada data ttg dana kelolaan manajemen reksadana saham gak?thx be4  

tx sis..

freddy_vesalius's picture

akhirnya...saya bs ngerti ttg hubungannya..ya ampun,kok ga kpikiran y..makasiy y sis,maklum saya bukan org ekonomi,tp cm pngn tau lbh jauh ttg reksadana.Penjelasan yg gamblang n mudah dimengerti.Thx..

@sis Mel

ito's picture

Sis Mel, balik lagi ke prospektus neh (he3x makin dibaca koq ternyata makin banyak yg tidak mudeng):

1. Koq selalu ada klausul: Bapepam tidak memberikan pernyataan menyetujui atau tidak menyetujui ... Lha ngapain hrs ke Bapepam segala?

2. Prospektus RDS ex MI asing ttg kebijakan hasil investasi koq memungkinkan utk dibagikan secara tunai. Lebih menguntungkan mana sih antara re-investment utk meningkatkan NAB dgn pembagian secara tunai? Tp koq sepanjang pengamatan sy terhadap fund fact sheet koq belum pernah dilakukan pembagian tunai ya? Kalo dari segi biaya sih agak merugikan krn biaya transfer ditanggung oleh investor...

3. Khusus utk produk Fortis, spt-nya ada yg khas nih: Fortis Ekuitas koq tidak boleh dibeli WN Amerika kenapa? Utk Fortis Equitra, definisi best effort utk menjaga penurunan investasi maks 5% dari nilai dasar th lalu itu gimana ya? Tp koq selalu bisa tercapai ya.. he3x bisa dijadikan 1 media yg potensial utk teknik DCA tuh

tks ya sis Mel..

Best Effort dan Re-Investment

DewAsmara's picture

Hai Bro Ito,Setahu saya, jika ingin pembagian secara tunai atau re-investment itu ada di perjanjian awal mirip seperti kontrak pembukaan reksadana terproteksi atau di salah satu reksadana pendapatan tetap racikan MI Asing. Memang sepanjang pengalaman saya bermain reksadana, belum tahu ada Fund dari RDS yang bagi hasil, umumnya memang di reinvest. Tapi hal ini memang memungkinkan secara teoritis.Best effort untuk tidak terjadi penurunan investasi maks 5% dari NAB tahun lalu, bisa-bisa saja terjadi, dan memungkinkan secara teoritis (ada bukunya kalau mau). Yang terpenting Fund Manager penanggungjawab unit diberi keleluasaan mengatur persentase alokasi asset yang memungkinkan untuk itu. Sorry ini teori nya agak njelimet dan tidak akan cukup saya jabarkan panjang lebar di sini, dan ini bukan bicara tehnical analysis tapi lebih kepada evaluasi kinerja portfolio. Biasanya yang dibuat oleh MI adalah merubah-rubah komposisi asset portfolio nya, dan jujur saja ini bukan kerjaan sepele soalnya mereka harus bisa menjaga Standard Deviation nya supaya tetap stabil.Tidak boleh di beli oleh WN tertentu seperti Amerika, itu menyangkut soal kebijakan investasi saja, mungkin Fortis agak malas berurusan dengan IRS (departemen pajak di USA), soal nya kan kalau di minta kasih laporan pemeriksaan pajak jika ada WN nya yang di duga melakukan tax avoiding atau tax evasion, repot di Fortis nya. Lihat saja kemarin, UBS kalang kabut waktu dipaksa kasih laporan data nasabah nya yang orang USA. Bisa juga kemungkinan karena ada produk sejenis keluaran Fortis Head Office yang berinvestasi di emerging market jadi untuk menghindari tumpang tindih kepentingan.Salam,Dewa Asmara=> Bukan orang Fortis, Bukan Fund Manager, hanya Mahasiswa S2 Finance & Investment yang sedang belajar :) 

Anehnya, yg tidak boleh

ito's picture

Anehnya, yg tidak boleh dibeli WN USA hanya Fortis Ekuitas aja.. (he3x kirain sis Mel tetep mau sharing meski sdh gak di situ)

Fortis Equitra memang jenis campuran dgn target alokasi portfolio agak lebar shg MI bisa fleksibel mengaturnya. Yg ingin sy tanyakan definisi best effort itu tolok ukurnya apa..krn kalo ada dispute kan jd mengambang tuh.

@ito

mnwiria's picture

Hi Ito,

Berikut jawaban saya:

1. Bapepam memang tidak pernah memberikan pernyataan menyetujui atau tidak menyetujui. Yang ada bahwa setelah MI mengajukan pernyataan pendaftaran maka Bapepam akan memeriksa seluruh kelengkapan dokumen, mengkaji KIK sebelum akhirnya mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa pernyataan pendaftaran telah efektif. Bapepam tidak pernah memberikan persetujuan karena yang diajukan adalah pendaftaran reksa dana, bukan permohonan persetujuan. Dengan pendaftaran ke Bapepam, maka Bapepam kemudian memasukkan reksa dana tsb ke dalam pengawasannya.

 2. Setahu saya pilihan pembagian tunai atau reinvestasi ke reksa dana adalah pilihan investor. Mengenai mana yang lebih baik itu tergantung kebutuhan investasi masing-masing investor. Kalau investor mau mengambil keuntungan investasinya secara berkala untuk memenuhi kebutuhan likuiditas misalnya, maka bisa memilih pembagian tunai. Namun jika memang dananya merupakan uang nganggur maka investor bisa memilih untuk menginvestasikan kembali ke reksa dana.

3. Untuk pertanyaan mengenai produk-produk Fortis mungkin bisa anda tanyakan langsung ke Fortis? Mohon maaf saya tidak bisa menjawab karena saya tidak bekerja di Fortis.

Semoga penjelasan ini membantu.

fast moving industry ...

Passion4U's picture

Hahaha ...

Jawaban terakhir dari sis mel membuat ane gatal untuk berkomentar, up until now i am still amaze with the investment industry world, pergerakan orangnya cepet banget ... ane baru kenalan sama  sis mel di bendera yang ini, besoknya udah denger ganti bendera lagi ... kasus yang sama juga terjadi buat teh lilis ... baru kemaren rasanya ngelihat teh lilis di S, ech pindah lagi ke SE, sekarang ke B (rasanya semuanya terjadi dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun wow ...)

What a dynamic world ... Jadi pengen juga kerja di MI, sayangnya nggak ada yang mau narik ane hehehe ...

Salam hangat dari ane buat sis mel & teh lilis ...

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

@ Bro Passion4u

mnwiria's picture

Hi Bro,

Aduh, jangan bongkar rahasia gitu dong, jadi ga enak... :p

Pergerakan karyawan di industri finansial memang cukup cepat dan dinamis, mungkin mirip dengan sifat industrinya ya... Saya yakin banyak yang tertarik merekrut Bro, tapi tidak kuat bayarnya ;) Hahaha...

Kapan nulis artikel lagi?

 

Clear & detail

totok soeprianto's picture

Mbak Meilinda,

Terima kasih telah beerbagi knowledge yang sangat penting ini.

Sukses dan maju terus, semoga aku masih bisa mendapatkan artikel lainnya yang sangat edukatif dan inspiratif bagi yang ingin berinvestasi.

Best regards.

Totok

@ Pak Totok

mnwiria's picture

Hallo Pak Totok,

 

Terima kasih atas komentar dan pujiannya. Semoga saya bisa terus berbagi ilmu dan pengalaman di dunia investasi dengan Bapak dan semua anggota Portal Reksa Dana.

 

Btw, ini Pak Totok Soeprianto dari Trakindo bukan?

Bravo untuk Sis Mel ...

Passion4U's picture

Akhirnya sis Mel muncul lagi ... seperti biasa kalo sis Mel yang menjelaskan banyak insider information yang kita bisa dapatkan hehehe ...

Penjelasan sis mel menerangkan dengan jelas kenapa reksadana saham dengan AUM yang besar pada umumnya gerakannya sama dengan indeks hehehe ... Sehingga dengan kata lain untuk menganalisa reksadana saham dengan AUM yang besar kita cukup ngelihat indeks aja ... toch kurang lebih sama aja betul nggak sis mel.

Artikel sis Mel, juga mengingatkan ane saat dulu pertama kali kenal dunia saham, dan belajar dari suhu ane. Dia bilang sebagai investor teri, kita punya kelebihan dibandingkan para bandar (yang dimaksud para bandar ya salah satunya para MI seperti sis Mel ini hehehe), sebagai investor teri, pergerakan kita tidak ada artinya bagi market, sehingga kita bisa masuk keluar seenaknya dari pasar tanpa punya potensi mengguncang pasar. Sementara bandar karena sizenya pergerakannya selalu punya potensi mengguncang pasar. Oleh karena itu sebenarnya gampang saja mengikuti pergerakan bandar, kalo dia ngeborong saham atau membuang saham pasti kelihatan kok (kelihatan di chart dan kelihatan di stock depth transaction dari total net buy atau net sell dari sekuritas) ... dan kita investor teri tinggal ngikut aje hehehe ... Ini adalah dasar teori pertama dari ilmu Bandar Analysis (BA), salah satu ilmu yang suhu ane rekomendasikan untuk dipelajari selain Technical Analysis (TA) dan Fundamental Analysis (FA) hehehe ...

btw kok ganti foto sis Mel ... ? ganti perahu harus ganti foto yee hehehe.

Salam hangat dari ane untuk sis Mel. 

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

@ Bro Passion4u

mnwiria's picture

Hallo Bro,

Hehehe... ganti foto karena bosen aja, bukan karena ganti perahu koq :p

Sekarang aku lagi berencana menulis artikel mengenai behavioral investing, yaitu aspek psikologis yang mempengaruhi perilaku investor. Berhubung cakupannya luas, mungkin akan aku buat menjadi 1 seri yang terdiri dari beberapa artikel. Doakan mudah2an bisa selesai dalam waktu dekat :)

Melinda

@bro passion4u

ma_kara's picture

mohon bantuan informasi bro,

bro bilang kan "kalo dia ngeborong saham atau membuang saham pasti kelihatan kok
(kelihatan di chart dan kelihatan di stock depth transaction dari total
net buy atau net sell dari sekuritas)"

untuk saya yang awam dan hanya main di reksadana.... untuk melihat chart spt yg bro informasikan dimana ya...?

 

thanx, salam

ma_kara

reksadana nggak butuh ...

Passion4U's picture

dear ma_kara

Kalo instrumentnya reksadana, nggak perlu ngelihat chart dan stock depth transaction seperti uraian saya ... saya kemaren bicara dalam konteks kalo main saham ... hehehe ... 

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

artikel bro passion

war_no's picture

Sis mel khan udah keluarin artikel ini, nih. Sekarang giliran bro Passion, nih. Kapan ngeluarin artikelnya, jangan takut kehabisan ilmu karena dikeluarin, lho Bro... insyaalloh malah jadi tambah Huebaatt..

Saya tunggu...

Salam, 

 

 

mulailah dari diri sendiri

mulai dari yang kecil

mulai sekarang juga

Sangat lengkap

ibnumd's picture

Tulisan yang sangat lengkap dan membuka wawasan terutama bagi orang yang baru berkenalan dengan reksa dana seperti saya. Trims mba

Regards

Ibnu

Penjelasan yang sangat

Risyadmum's picture

Penjelasan yang sangat bermanfaat, mbal Mel. Thank you.

Penjelasan yg sangat

mine_hudson's picture

Penjelasan yg sangat komprehensif.

Dari dulu kpengen tau cara kerja nya si MI-MI itu.

thx ya mba :)

Best Regards,
Yoga
selalu teringat kata2 "invest your time before invest your money"

Nice

wita.aboed's picture

Emang kalo ibu yang satu itu menulis - bahkan seorang dosen di bidang pasar modal pun kadang2 harus terpaku mengenai diksi dan istilah yang dipergunakan

nice review dan betul2 mencerminkan kondisi di market :)

kita tunggu posting berikutnya ya :)

mel : thanks for your agenda ya :)

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.