Investasi Menurut Siklus Ekonomi

mnwiria's picture

Seiring dengan kejatuhan pasar saham dan semakin kuatnya tanda-tanda bahwa perekonomian global akan segera memasuki resesi, mungkin terbersit pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan terhadap portofolio investasi kita.

Kinerja instrumen investasi bervariasi mengikuti pergerakan siklus ekonomi. Sebelum kita membahas hal ini lebih lanjut, mari kita bahas dulu mengenai siklus ekonomi. Siklus ekonomi didefinisikan dengan mengacu pada output gap dan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, siklus ekonomi terbagi atas 4 fase: (1) slowdown atau perlambatan ekonomi, (2) recession atau resesi, (3) recovery atau perbaikan ekonomi dan (4) expansion/boom atau ekspansi ekonomi. Setiap fase memiliki karakteristik tingkat suku bunga, inflasi dan kegiatan ekonomi yang berbeda.

Output gap merupakan faktor penentu inflasi dan siklus moneter, serta menjadi faktor penentu pula bagi siklus laba perusahaan (corporate earnings cycle). Output gap merupakan selisih antara output ekonomi aktual dengan output potential. Output potensial adalah output maksimum yang dihasilkan ekonomi tanpa menimbulkan inflasi. Output potensial bergantung pada ketersediaan tenaga kerja dan modal dan meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan pertumbuhan kedua sumber daya tersebut serta tingkat produktivitas.

Output gap mempengaruhi laju inflasi, pergerakan suku bunga dan kegiatan ekonomi karena output gap mengukur tekanan terhadap sumber daya, tenaga kerja dan modal pada suatu periode. Jadi jika aktivitas ekonomi berada di bawah trend, maka tercipta ada slack dalam pasar tenaga kerja (di mana tingkat pengangguran lebih tinggi dari normal) maka perusahaan akan beroperasi dengan kapasitas ekstra. Hal ini cenderung mengakibatkan penurunan harga barang dan inflasi gaji karena tenaga kerja bersaing mendapatkan pekerjaan dan perusahaan berusaha memanfaatkan kapasitas ekstra yang dimilikinya dengan menawarkan barang produksinya dengan harga yang lebih kompetitif.

Kebijakan bank sentral juga dipengaruhi oleh tingkat aktivitas ekonomi. Pada masa resesi, pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah trend dan output gap akan melebar. Pada situasi ini bank sentral hampir dapat dipastikan akan menurunkan suku bunga dan memperlonggar kebijakan moneter seiring dengan penurunan inflasi. Pada saat pemulihan (recovery) di mana ekonomi mulai menguat, inflasi mungkin masih menurun, tapi bank sentral cenderung untuk tidak melonggarkan kebijakan moneternya karena output gap sudah mengecil. Kebijakan moneter yang diberlakukan akan tetap longgar tapi stabil.
Sebaliknya jika ekonomi beroperasi di atas trend, maka faktor-faktor tersebut akan berbalik sehingga tekanan inflasi dan suku bunga akan naik; pada gilirannya kebijakn moneter menjadi lebih ketat. Pertumbuhan ekonomi akan menentukan apakah output gap akan melebar atau mengecil.

Tabel 1: Ringkasan karakteristik 4 fase dalam siklus ekonomi

Untuk mengoptimalkan kinerja portofolio investasi anda, pilihan asset class sebaiknya disesuaikan dengan fase dalam siklus ekonomi:

Slowdown: cash is king

Fase slowdown adalah fase terburuk bagi saham dan obligasi, sedangkan kas adalah asset class dengan kinerja terbaik. Pada fase ini biasanya saham dan obligasi mencatat kinerja negatif karena pada fase ini inflasi dan suku bunga naik sedangkan pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan melemah.

Recession: memilih antara obligasi dan saham

Pada fase resesi kinerja saham dan obligasi biasanya bervariasi, meskipun data historis mengenai 11 fase resesi sejak tahun 1950 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kinerja saham sedikit lebih unggul dibandingkan kinerja obligasi. Kinerja yang bervariasi ini mencerminkan fakta bahwa fase resesi ditandai dengan turunnya tingkat suku bunga dan melemahnya laba perusahaan – kedua faktor ini membuat obligasi menjadi lebih menarik, sementara kinerja saham mencerminkan antisipasi dari titik balik seiring dengan melonggarnya kebijakan moneter. Analisa lebih mendalam menunjukkan bahwa pada paruh pertama resesi kinerja obligasi mengungguli saham sementara pada paruh kedua saham berbalik mengungguli obligasi. Perlu dicatat pula bahwa pasar saham biasanya bergerak 6-9 bulan lebih cepat dari sektor riil, sehingga begitu mulai ada tanda-tanda perbaikan ekonomi maka pasar saham akan segera mengalami rally, dan ini biasanya dimulai pada paruh kedua resesi.

Recovery: baik untuk saham
Pada fase pemulihan (recovery), kebijakan moneter biasanya tetap longgar meskipun pertumbuhan ekonomi mulai menguat. Selain itu inflasi juga terkendali, sehingga kedua hal ini membuat kinerja saham unggul. Hal ini bahkan juga berlaku untuk volatilitas saham yang tinggi. Karena itu fase recovery sering disebut sweet spot bagi saham.

Expansion: melanjutkan pilihan di saham

Pada fase ekspansi, saham kembali mengungguli obligasi dan kas. Ini disebabkan karena pada fase ini potensi laba perusahaan tetap tinggi, ditopang oleh tingginya permintaan dan kuatnya daya beli konsumen.
Kesimpulannya, investor sebaiknya menitikberatkan porsi portofolionya di saham pada fase recovery dan ekspansi, di mana pada kedua fase tersebut pertumbuhan ekonomi berada di atas trend. Sebaliknya, saat pertumbuhan ekonomi berada di bawah trend, investor sebaiknya memilih kas pada fase slowdown kemudian beralih ke obligasi begitu memasuki fase resesi sebelum akhirnya kembali ke saham pada paruh kedua resesi.

Diagram 1: Titik berat pilihan asset class menurut fase dalam siklus ekonomi

Lebih lanjut, Merrill Lynch menciptakan pedoman yang disebut Asset Allocation Clock untuk memetakan pilihan asset class sesuai dengan fase dalam siklus ekonomi.

Diagram 2: Siklus investasi menurut fase dalam siklus ekonomi

Mungkin sebagian pembaca kemudian bertanya-tanya apakah strategi investasi ini kemudian menjadi bertolak belakang dengan strategi rebalancing yang pernah dibahas penulis beberapa waktu lalu. Memang investasi menurut siklus ekonomi menyebabkan alokasi aset berubah-ubah menurut siklus ekonomi sehingga eksposur investor terhadap berbagai asset class juga menjadi berubah-ubah. Penulis tidak mengatakan bahwa strategi ini jelek lho, tapi strategi ini mungkin lebih pas untuk investor yang punya waktu dan resources (terutama informasi pasar) yang lengkap karena strategi ini menyiratkan timing the market dan pengelolaan portofolio secara aktif (active portfolio management). Menurut hemat penulis, strategi ini lebih cocok bagi sophisticated investor seperti manajer investasi atau mereka yang memang punya akses ke informasi pasar secara lengkap.

Di sisi lain, strategi rebalancing dengan mengembalikan komposisi portofolio ke rasio tertentu setiap tahun lebih praktis dan mudah bagi investor perorangan karena dengan strategi tersebut investor bisa mengelola resikonya (yaitu dengan membatasi eksposur terhadap setiap asset class dalam portofolionya). Selain itu, investor perorangan rata-rata tidak punya cukup waktu dan jarang yang memiliki akses untuk mendapatkan informasi pasar secara lengkap (berbeda dengan manajer investasi, misalnya) sehingga sulit baginya untuk timing the market. Jadi pada strategi rebalancing, alokasi assetnya bertumpu pada profil resiko sang investor, bukan pada siklus ekonomi.

Jadi mana strategi mana yang bagus? Dua-duanya sama-sama bagus, tinggal anda sebagai investor yang menimbang dan memilih mana yang pas. Yang paling penting adalah, pilihlah strategi yang bisa memenuhi kebutuhan investasi anda dan sesuai dengan profil resiko anda. Selamat berinvestasi! :)

Comments

Kita dalam resesi

autogebet's picture

Artikel yang sangat menarik dari Bisnis Indonesia today:
https://drive.google.com/file/d/1Z_4ru_stduiCAudRur2eU3z2ew_RxP6X/view

Di artikel itu clearly stated: inflasi rendah, suku bunga turun, tapi kenapa tidak terjadi pertumbuhan ekonomi. Kalau dirujuk ke artikel sis mnwiria, kondisi ini artinya kita sedang berada dalam fase resesi. dan disana ada saran apa instrumen investasi yang sebaiknya dipilih.

inilah masa-masa yang harus kita cermati, kita harus cermati kapan sudah masuk ke fase recovery, karena saat itulah "sweet spot" masa berinvestasi di saham.

saya kutip kalimat yang pas sekali dari artikel sis mnwiria: "saat pertumbuhan ekonomi berada di bawah trend, investor sebaiknya memilih kas pada fase slowdown kemudian beralih ke obligasi begitu memasuki fase resesi sebelum akhirnya kembali ke saham pada paruh kedua resesi."

Invest wisely. Invest your time before investing your money.

Reksadana Pendapatan Tetap

adisembring's picture

Saya ingin investasi jangka pendek, rencananya saya membagi portofolio investasi saya ke deposito dan reksadana pendapatan tetap.

Kira-kira rekomendasi reksadana pendapatan tetap apa ya ? soalnya mencari nya tidak semudah reksadana saham.

Tolong rekmomendasinya ya bapak ibu.

Thanks,

Reksadana dengan portofolio di sektor infrastruktur

Jo66's picture

Selamat siang teman - teman portalreksadana.
Salam kenal, saya pendatang baru & masih newbie di website ini :)

Saya tertarik dengan produk reksadana yang bertemakan infrastruktur.
Dengan kebijakan Pak Jokowi mengenai pembangunan infrastruktur untuk mendongkrak ekonomi di Indonesia, apakah berinvestasi di reksadana yang bertemakan infrastruktur menjadi prospek yang baik untuk jangka panjang?

Mohon pandangan dari master - master di sini:)

Re: Reksadana dengan portofolio di sektor infrastruktur

anonymous's picture

mau ikut nimbrung :D

kemarin2 saya baca koran k*mpas, katanya untuk saham2 infrastruktur & konsumer (klo tdk salah) boleh di pegang gan dlm waktu dekat ini, klo untuk jangka panjang secara teori mungkin bisa jg karena sesuai dengan program2 pemerintah (apabila program2 tsb jalan ya), nah untuk mastiin memang pelu masukan dari dedengkot2nya nih (:

sama tolong info dong bro/sis, website2 berita seputar ekonomi dkk semacem kontan.co.id kira2 apa lagi ya yang rekomended?

BBM Naik, Muncul Centang Hijau

autogebet's picture

Ternyata sore ini sudah muncul centang hijau, padahal baru saja BBM naik. Saya personally sudah menanti2kan momen BBM naik ini, aslinya berharap mgkn akan ada koreksi eh ternyata bursa sudah positif.

Sengaja saya posting di artikel ini, karena ada banyak insight menarik. Saya melihat kondisi kenaikan BBM sebagai hal baik, sesuai indikasi dari Pemerintah, karena akan ada kenaikan inflasi maka akan disusul kenaikan BI Rate. Walaupun ekonomi Indonesia (kabarnya) masih tertahan, tapi saya optimis dengan inisiatif2 presiden baru. So, amatan awam saya, skrg ini kita pada fase Recovery-Expansion, dan ini saatnya investasi di saham (atau RDS).

Yang jelas, saat2 koreksi seperti kemarin (saat muncul kecemasan dengan kondisi bursa) selalu jadi momentum baik untuk entry, dan semoga kita akan menikmati pertumbuhan bursa yang positif di masa2 mendatang.

*Ekonom kita bro DewAsmara mana yaa... ikut sumbang pendapat doong :)

Tetap Semangat!

Centang merah/hijau

felice128's picture

Siang bro autogebet.

Centang merah/hijau bisa diliat dimana ya? sorry, sy cari2 ga nemu di portalreksadana.

mhn arahannya.
trims

Simas Syariah Unggulan

edoedwin's picture

Bro Autogebet,

Untuk produk Simas Syariah Unggulan blom ada di daftar Matrik dan List untuk My Reksadana ya?
Mohon di update nih, mau liat perkembangannya walaupun masih baru.
Kira untuk pakar2 (lirik2 bro DewAsmara) ada review nya untuk Reksadana ini.

Salam,

Re: Simas Syariah Unggulan

autogebet's picture

bro edoedwin, produk yang diinginkan sudah terupdate di PortalReksadana, memang belum muncul di Matrix karena usianya belum setahun, tapi sudah bisa dimasukkan ke My Reksadana.

Tetap Semangat!

Re: Re: Simas Syariah Unggulan

edoedwin's picture

Terima kasih Bro Autogebet

Banyak membantu sekali update nya.
Untuk produk baru ini, bagaimana pandangan Bro Autogebet untuk kinerja nya (terutama produk syariah), dan juga dibandingin dengan kinerja semua produk reksadana saham dari sinarmas ini.

Sedang lirik2 reksadana ini nih.

Terima kasih sebelumnya untuk pandanganya nanti.

Salam,

timing masuk...

anonymous's picture

hari ini ihsg naik tipisss, menurut bro/sis gmn nih prospek ihsg ke dpn? tapi klo di liat2 emg fragile ya...

koreksi

eiscell's picture

Saya masih memunggu koreksi 4950an .

amunisi belum ada yg saya tembakan.

padahal kemarin sempat dibisikin buat nembak, tp sayang pas diluar kota :(

kira2 kapan koreksi dibawah 5000nya ya?

:)

ayo banteng seruduk lah terusss

anonymous's picture

setuju sama bro autogebet, akhirnya setelah belajar teori berbulan2 ketemu jg mmomentum untuk mulai terjun ke reksadana, PRD emg mantep deh materi2nya :)

Investasi menurut Siklus Ekonomi

autogebet's picture

saya lihat2 artikel lama, dulu sis mnwiria menulis artikel ini pada tahun 2008, dimana saat itu kondisi bursa kita juga sedang dilanda kecemasan.

Saya pribadi merasa beruntung, saya sudah merasakan "pergolakan psikis" yg dialami pada 2008. Dan kita bisa lihat apa yang terjadi sesudah 2008 di Indikator Bursa. Ini menjadikan saya semakin taktis dan waspada utk mencermati kondisi terkini, dan mengambil kesempatan utk entry market pada saat yang tepat, supaya bisa mendapatkan keuntungan pada investasi jangka panjang.

Fundamental ekonomi Indonesia baik, walaupun demikian Pemerintah sekarang sedang siaga, mengantisipasi agar krisis Eropa yg skrg terjadi tdk berimpact buruk spt halnya spt waktu 2008.

Saya sengaja mengangkat kembali artikel ini, agar kita dapat belajar dari sejarah, serta agar kita dapat menyikapi kondisi terkini dengan rasional. Buat sis mnwiria dan rekan kontributor lainnya, dinantikan sharing2 terkininya.

Tetap Semangat!™

Sebaiknya memang harus bertangan dan hati dingin

DewAsmara's picture

Sebaiknya memang investasi di saat market turbulance seperti sekarang ini harus bertangan dan hati dingin, emosi harus cooling down, banyak kombinasi otak dan instink. Para juara investasi rata-rata adalah mereka yang tahan "mules" dikala pasar bergejolak.

Output gap???

NewBeginning's picture

Maaf sis Mel msh kurang paham ttg output gap.maaf krn aku newbie bgt dlm hal ini. Bisa tlg jelaskan hal ini dlm bahasa yg lbh awam/lbh mudah dimengerti? Trus dlm output gap ini indikator apa saja yg mesti kita lihat ya?

salut & nanya

sitrun88's picture

wow... salut nih buat penulisnya. bisa menjabarkan hubungan makroekonomi dgn masalah mikro seperti pemilihan alternatif investasi secara gamblang & jelas. sekarang jadi lebih ngerti garis besar hubungan keduanya.

by the way, boleh tau ga referensi buku yang dipake buat bikin tulisan ini. atau ini semua berdasarkan pengamatan & pengalaman di dunia investasi? soalnya kebetulan saya lagi bikin penelitian ttg perilaku berinvestasi dan saya juga melihat dari sisi hubungannya makroekonomi dgn perubahan alternatif2 investasi kalau indikator makro berubah. saya bingung nyari referensi nya. saya sudah cari2 di textbook macroeconomics, tapi ga ada yang langsung menghubungkan dengan alternatif investasi. 

trimakasih atas jawabannya. really appreciate it.. :]

referensi

mnwiria's picture

Terima kasih atas comment anda. Saya menulis artikel ini berdasarkan berbagai referensi dan dari pengalaman bekerja di perusahaan manajer investasi.

Kalau buku ekonomi/keuangan terus terang saya tidak lengkap koleksinya, dan yang saya punya tidak ada yang membahas topik ini. Mungkin anda bisa cari di www.amazon.com dan kalau ketemu bisa diinformasikan di Portal Reksadana supaya anggota lain juga tahu?

red thin line

Passion4U's picture

Bravo untuk sis mel yang telah berani menulis artikel yang sulit ini dan membaginya ke Portal Reksadana. Artikel yang mengajak kita untuk berfikir lebih broad untuk menyelaraskan tujuan financial kita secara pribadi (individual investing plan) dengan keadaan ekonomi makro di luar sana (macro environment). Sungguh sebuah pandangan yang sangat cerdas dan layak kita beri perhatian lebih.

Walaupun terkesan njelimet ... sebenarnya semua artikel yang ditulis akhir-akhir ini mempunyai benang merah yang sama. TUJUANnya tetap MENCAPAI TARGET FINANCIAL kita masing-masing. Namun mengingat untuk mencapai tujuan kita itu, kita akan melalui beberapa hal (siklus ekonomi, pergerakan market, kebutuhan yang berbeda sejalan dengan umur yang bertambah, dsb) kita disarankan melakukan apa yang disebut sebagai STRATEGIC ASSET ALLOCATION, terminologi ini dikumandangkan oleh beberapa kontributor disini, dengan bahasa dan tools yang berbeda-beda, ane coba merecall beberapa ide :

  • Rule of thumb [ 100 - usia ], sebagai pedoman kasar untuk mengalokasikan berapa persen alokasi ke investment high risk (semakin tua semakin banyak alokasi investasi low risk)
  • Alokasi low risk portfolio dan high risk portfolio berdasarkan usia investor (idenya sama seperti rule of thub 100 - usia ... semakin tua semakin low risk)
  • Membuat pedoman dasar alokasi berdasarkan risk profile investor misalnya 60% di high risk, 40 % di low risk ... dan melakukan adjustment pada akhir periode tertentu sehingga persentasenya menjadi tetap seperti sedia kala (secara tidak langsung menerapkan konsep buy low, sell high)
  • Melakukan alokasi portfolio melalui analisa terhadap ekonomi makro (masuk pada portfolio yang paling menguntungkan pada situasi ekonomi tertentu ... sebenarnya juga merupakan pelaksanaan buy low, sell high)
  • Melakukan alokasi portfolio melalui analisa terhadap pergerakan harga dan volume (Technical Analysis) ... juga sebenarnya ingin menggapai apa yang disebut sebagai buy low, sell high dengan cara intrepetasi yang lain

So anda bisa lihat khan ... sebenarnya kita semua bergerak pada thin red line yang sama ... cuma memang butuh kearifan dan keinginan untuk melihat esensi dasar dari setiap pemikiran untuk bisa melihat gerakan besar ini.

Yang membedakan antara satu pemikiran dan pemikiran yang lain adalah tuntutan atas spesifikasi investor terhadap masing-masing strategi itu. Ada yang bisa diaplikasikan oleh investor dengan kadar pemahaman rata-rata, ada strategi yang menuntut perhatian dan pemahaman yang lebih extra.

Tugas anda sebagai investor ... sesuatu yang selalu ditekankan berkali-kali di portal ini adalah mencari tools yang paling tepat dengan karakteristik anda, sehingga anda bisa mencapai tujuan financial anda nantinya. Sesuatu yang mudah diucapkan tapi susah diterapkan.

Sementara anda terus mencari jati diri, teruslah terbuka pada segala ilmu yang tidak henti-hentinya dicurahkan di portal ini dan berterima kasihlah pada kontributor seperti sis mel yang tanpa pamrih sudah bersedia menulis & membantu anda tanpa kenal lelah. Kepada beliau-beliau inilah sebenarnya Indonesia bersandar untuk menciptakan investor cerdas (yang tidak sekadar bisa mem"beo") yang bisa menjadi tuan di rumah sendiri.

Mudah-mudahan ada teman-teman dari organisasi APRDI (Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia) yang melihat artikel-artikel di sini dan sudi menjadikan PortalReksadana.com sebagai salah satu channel untuk pembelajaran investor.

Wuihhhh ... kenapa ya kok bahasa ane hari ini serius banget ya ... kayaknya ada yang salah ama ane nich hehehe ... Passion4U kayaknya udah mulai miring nech ... hehehe

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

thanks Bro :)

mnwiria's picture

Thanks Bro atas rangkuman strategi yang komprehensif.

Kebetulan institusi di mana saya bekerja saat ini selalu mengedepankan edukasi investor dalam menjalankan misinya, jadi hobi menulis saya bisa tersalurkan. Kualitas tulisan saya pasti masih perlu perbaikan dan akan terus demikian karena saya masih akan terus belajar sambil berbagi pengetahuan dan pengalaman. Karena itu saya sangat senang jika rekan sesama kontributor dan member PRD bisa memberikan masukan bagi saya supaya saya bisa berkembang lebih baik lagi.

Iya nih, koq tumben gaya bahasanya serius banget, Bro? Ga apa2 lah, sekali2 bikin kejutan ;)

Again thanks a lot! :)

aih aih... dalem banget...

autogebet's picture

aih aih... dalem banget... saya akan make sure semua untaian petuah berharga ini tidak tenggelam ditelan oleh diskusi yg berkembang. mungkin nanti sy merge jadi satu dg artikelnya, jadi ada tambahan note dari Passion4U begitu... ngga papa ya sis Mel.

untuk semua kontributor, terima kasih atas dedikasinya tanpa pamrih untuk mengedukasi kita semua. 

merger artikel

mnwiria's picture

Bro autogebet,

Silakan gabungkan komentar Bro Passion4U ke dalam artikel saya supaya member bisa memetik lebih banyak manfaat.

Atau mungkin Bro Passion4U dan saya bisa menulis lagi 1 artikel bersama-sama (co-authoring) berisi rangkuman berbagai strategi investasi? What do you think, Bro Passion4U?

kolaborasi with Sis Mel & Bro Dunkz

Passion4U's picture

Sis mel ngajakin kolaborasi ... siapa takut hehehe ...

i will be more than happy to create article together ... Saya malahan punya ide yang lebih gede ... mari kita duduk bersama membahas materi untuk KDR (lagi) ... Dulu materi KDR khan disusun ane bareng bro Eko Endarto ... , sekarang ada kolaborasi sama bro Dunkz, kenapa enggak kita susun bersama saja : bareng bro Dunkz, pasti hasilnya lebih ok ... 

Gimana sis ... berani terima tantangan yang lebih besar lagi ? saya bermimpi suatu saat nanti KDR bisa menjadi referensi utama orang yang ingin mendapatkan materi komprehensif tentang reksadana dengan dukungan penuh dari APRDI dan pihak terkait lainnya ... so semacam white paper reksadana indonesia lach ...

Bro Dunkz ... setuju nggak hehehe ...

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

@Passion4U & Melinda

dunkz's picture

Saya setuju aja. Kapan mau diomongin?

 

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

dan http://parahita.wordpress.com

kapan mau diomongin?

mnwiria's picture

Anytime. Mau nulis artikel bareng ttg apa nih? Kayaknya topik behavioral finance seru tuh..:)

@Sis Mel

dunkz's picture

Behavioral finance, hmmm. Menarik Sis. 

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

dan http://parahita.wordpress.com

behavioral finance

mnwiria's picture

Bro Dunkz dan Bro Passion4U,

Gimana? Mau nulis artikel bareng dengan topik behavioral finance? Topik ini sudah jadi disiplin ilmu sendiri kalau tidak salah jadi kalau mau kita angkat mungkin harus sedikit-sedikit ya, mulai dari apa itu behavioral finance sebelum masuk ke subtopik yang lebih spesifik dan mendalam. Saya terpikir untuk membuat artikel dalam beberapa bagian supaya tidak terlalu panjang dan malah mungkin jadi seru karena seperti cerita bersambung (biar para member penasaran dan pengin ngikutin terus lanjutannya) ;)

So, what do you guys think?

@sis mel & bro dunkz

Passion4U's picture

Kirain sis mel udah dicontact sama bro dunkz via japri ternyata belon toch ... ok lewat jarum dulu dech ... sis mel nulis artikel behaviour finance boleh aja ... asal ane dibimbing sama sis mel huahahaha ... kita pan orang awam (btw ane setuju berat kalo mo nulis tentang behaviour finance soanye technical analysis yang ane tekuni itu sebenarnya penerapan langsung dari behaviour finance ...)

Btw selain nulis artikel bareng sebenarnya ada gawe semacam "next KDR" yang mo diomongin sama bro dunkz dan ane ... tapi sepertinya lebih cocok lewat japri ya ... jangan dibahas disini soalnya ada Nyak Galak yang udah wanti-wanti tentang confidentiality dari acara ini (takutnya nanti nggak suprise gitchu ...) hehehe ... Peace Nyak N

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

Iya nih, blm kontak japri

mnwiria's picture

Iya nih, blm kontak japri sama Bro Dunkz soalnya ga tau e-mail addressnya :p

Behavioral finance itu luas sekali cakupannya jadi hrs dirundingkan dulu mau bahas subtopik apa.

Kapan rencana KDR II?

@sis Mel

dunkz's picture

email bisa cek soalnya bro Passion baru aja broadcast :)

Behavioral finance menarik sekali untuk dibahas.

 

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

dan http://parahita.wordpress.com

broadcast?

mnwiria's picture

Bro Passion baru broadcast? Hmm...maksudnya kirim e-mail ke japri? Aku blm terima sih, mungkin ke personal e-mail acct ya?

Behavioral finance kelihatannya bisa jadi topik yang seru terutama karena akhir-akhir ini makin banyak terungkap skandal di industri keuangan, terakhir adalah skandal Madoff yang merupakan skema Ponzi dan dipercaya sebagai penipuan terbesar dalam sejarah. Coba saya kumpulkan materinya.

kolaborasi

mnwiria's picture

Bro Passion4U dan Bro Dunkz,

Saya senang sekali jika bisa berkontribusi dalam penyusunan materi KDR.

Untuk tantangan yang lebih besar lagi, tujuannya sungguh mulia, tapi prosesnya tentu tidak bisa instan ya. Perlu waktu untuk sosialisasi dan pembentukan kepercayaan di kalangan member PRD (dan pada gilirannya bagi publik) sebelum PRD berhasil mencapai level tersebut. Mari kita kerjakan dulu proyek KDR sebaik-baiknya, kalau perlu dengan mengikutsertakan pelaku pasar dan APRDI supaya gaungnya menjadi besar.

What do you guys think? Mungkin Bro autogebet selaku yang bahurekso di PRD bisa menjadi koordinator untuk proyek ini? :)

Reksadana Online = HYIP (High Yield Investment Product)

dhan's picture

Sis Mel.....

Reksadana Online = HYIP (High Yield Investment Product), bohongan nggak sih?

tolong dibantu dijawab yach.....

thanks sist.... 

tolong diperjelas pertanyaannya

mnwiria's picture

Apa yang anda maksud dengan Reksadana Online? Tolong diperjelas pertanyaannya karena saya kurang paham pertanyaannya.
Thanks.

Reksadana Online

dhan's picture

hehe...hehe.....itu dech sist saya juga nggak tau gimana cara memperjelas pertanyaan ini.....tapi saya kasih link nya aja yach......

http://forum.kompas.com/saham-valas/2433-reksadana-online-hyip-high-yiel...

tolong ya sist..... saya penasaran nich...kalo baca forum nya hasilnya kelihatan menggiurkan...he...he..

 

thanks sist.... 

High Yield Investment Products

mnwiria's picture

Kalau saya baca, artikel di kompas.com itu sebenarnya berisi peringatan agar investor berhati-hati dengan reksadana online atau high yield investment products. Produk ini biasanya dikelola oleh hedge fund atau private equity fund, dan setahu saya biasanya berbentuk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), sehingga tidak didaftarkan ke Bapepam. Di lain pihak, reksa dana dibentuk dengan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) sebagai kerangka hukumnya lalu didaftarkan ke Bapepam. Nanti setelah Bapepam menyatakan bahwa pernyataan pendaftaran reksa dana tsb efektif barulah reksa dana itu bisa ditawarkan ke investor.

KPD biasanya hanya berupa kontrak antara pengelola dana dengan investor. Karena tidak didaftarkan ke Bapepam maka isi portofolionya juga bisa macam-macam, bahkan bisa berisi berbagai produk derivatif dengan skema yang rumit - hedge fund dan private equity fund sampai saat ini belum diatur oleh regulator manapun di dunia, sehingga mereka bebas berinvestasi di manapun dan tujuan mereka adalah mendapatkan imbal hasil setinggi-tingginya.

Menurut hemat saya, produk HYIP mungkin menawarkan imbal hasil yang menggiurkan, tapi risikonya juga besar. Seperti diuraikan dalam artikel di kompas.com, banyak produk HYIP yang sebenarnya adalah scam (penipuan) sehingga investor harus ekstra hati-hati. Sulitnya, kebanyakan pengelola produk ini tidak berbasis di Indonesia dan investasinya juga bukan di instrumen yang diperdagangkan di pasar Indonesia, sehingga sulit untuk dicek keabsahannya.

Sebaiknya anda tidak tergiur iming-iming imbal hasil yang besar, tapi pikirkan juga risikonya. Pada dasarnya, dalam investasi berlaku kaidah high risk, high return di mana untuk meraih potensi imbal hasil yang tinggi investor harus berani menanggung risiko yang besar pula.

rd pendapatan tetap

ma_kara's picture

dear sis mel

happy new year

saya ingin menanyakan, di 2009 ini reksadana yg mempunyai gain besar di prediksi adalah rd fixed income.... apakah memang seperti itu? teori seperti apa ya (hitungan nya)?

 

thanx sis mel 

reksa dana pendapatan tetap

mnwiria's picture

Selamat tahun baru juga :)

Dalam artikel saya menulis bahwa dalam kondisi resesi ekonomi investor cenderung memilih obligasi karena dalam kondisi ini suku bunga biasanya mengalami penurunan sehingga harga obligasi naik.

Reksa dana pendapatan tetap diprediksikan mampu memberikan imbal hasil yang baik di tahun 2009 karena kondisi perekonomian global memang sedang mengalami resesi dan dengan pandangan bahwa suku bunga akan mengalami trend penurunan, maka harga obligasi akan mengalamo trend kenaikan sehingga pada gilirannya membuat kinerja RDPT juga ikut naik.

Untuk mengukur sensitivitas kenaikan harga obligasi terhadap tren penurunan suku bunga, variabel yang digunakan adalah durasi. Pada dasarnya durasi mengukur % kenaikan harga obligasi untuk setiap 1% penurunan suku bunga, atau sebaliknya % penurunan harga obligasi untuk setiap 1% kenaikan suku bunga. Makin besar durasinya, makin tinggi sensitivitasnya. Contohnya jika obligasi atau portofolio memiliki durasi 5, maka berarti untuk setiap 1% kenaikan suku bunga, harga obligasi atau nilai pasar obligasi akan turun 5%. Nah dalam mengelola portofolio obligasi atau RDPT, manajer investasi akan menaikkan atau menurunkan durasi portofolio berdasarkan pandangannya tentang trend suku bunga di masa mendatang. Jika trend suku bunga naik, maka durasi akan diturunkan supaya penurunan harga obligasi (atau nilai pasar portofolio) bisa diperkecil. Sebaliknya, jika trend suku bunga menurun, maka durasi akan dinaikkan untuk memaksimalkan capital gain yang diperoleh dari kenaikan harga obligasi.

Semoga penjelasan ini membantu.

HYIP...hi..jadi takut....

dhan's picture

terima kasih sis......

baru mantap sekarang setelah baca jawabannya dari sist mel... 

kalo ahlinya dah bilang "harus ekstra hati-hati"...ikut aja ah.... 

sekali lagi terima kasih sist 

Sekedar menanmbahkan

barkah's picture

Skema HYIP tidak jauh berbeda dengan ponzi. Kebetulan saya mendapatkan informasi dari rekan di BEI Investor club tentang Ponzi.  Semoga informasi ini berguna untuk rekan portal reksadana.

Selain krisis, pasar finansial dunia kini sedang digegerkan oleh kasus penipuan melalui Skema Ponzi ala Bernard Madoff. Jumlah penipuannya pun bikin kita geleng-geleng karena mencapai US$ 50 miliar, atau hampir setara dengan cadangan devisa Indonesia yang kini sebesar US$ 50,180 miliar.

Sementara Korban-korbannya pun bukan lah sekedar investor kelas teri, melainkan investor dari kalangan perbankan besar seperti HSBC. Madoff melakukan penipuan melalui perusahaan investasinya yakni Madoff Investment Securities.

Apa sebenarnya Skema Ponzi?

Skema Ponzi merupakan sebuah istilah untuk praktek kotor dalam bisnis keuangan yang menjanjikan pemberian keuntungan berlipat ganda yang jauh lebih tinggi dari keuntungan bisnis riil bagi investor yang mau menyimpan dana investasinya lebih lama di perusahaan investasi seperti sekuritas, bank, asuransi ataupun investment banking. Para invesor umumnya tidak tahu dan tidak mau tahu darimana perusahaan membayar keuntungan yang dijanjikan.

Nama Ponzi diambil dari seorang penipu bernama Charles Ponzi yang tinggal di Boston, AS. Ponzi terkenal dengan penipuannya karena menawarkan investasi berupa transaksi spekulasi perangkoAS terhadap perangko asing di era 1919-1920.

Dalam penelusuran detikFinance, Ponzi mendirikan The Security Exchange Company pada 26 Desember 1919, yang menjanjikan investasi dengan balas jasa 40% dalam 90 hari. Padahal kala itu bunga bank yang pada saat itu hanya 5% per tahun. Tidak sampai satu tahun, diperkirakan sekitar 40,000 orang mempercayakan sekitar US$ 15 juta atau sekarang senilai US$ 140 juta dalam perusahaannya.

Untung yang dijanjikan Ponzi ternyata hasil tambal sulam. Pada pertengahan Agustus 1920, audit oleh pemerintah terhadap usaha Ponzi menemukan bahwa Ponzi sudah bangkrut. Total aset yang dimilikinya sekitar US$ 1,6 juta, jauh dibawah nilai hutangnya kepada investor.

Skema penipuan ini juga sering terjadi di Indonesia. Ada sebuah perusahaan menjanjikan keuntungan besar, namun sebenarnya keuntungan itu dibayar dengan dana yang masuk dari anggota baru. Tidak pernah ada investasi riil. Kasus besar yang pernah terjadi adalah penipuan PT Qurnia Subur Alam Raya atau QSAR yang menggelapkan dana nasabah melalui investasi agribisnisnya.

Nah, yang dilakukan oleh investor kawakan Wall Street, Bernard Madoff juga sedemikian. Madoff menggunakan dana dari investor baru untuk membayar bunga investor lama. Nilainya terus bertumpuk-tumpuk hingga mencapai US$ 50 miliar. Penipuan Madoff baru terungkap setelah para investor menarik dananya sehubungan dengan krisis finansial. Disitu baru diketahui bahwa Madoff sudah kehabisan dana.

Korban-korban Madoff pun bersuara. Seperti dikutip dari AFP, berikut daftar korban penipuan Madoff:

Bapepam Spanyol mengungkapkan, lembaga investasi Spanyol yang memiliki eksposure langsung di perusahaan investasi Madoff mencapai US$ 147 juta.
Santander mengakui adanya potensi kerugian hingga US$ 3 miliar dari Madoff Investment Securities.
Aozora Bank memiliki eksposure di investasi Madoff senilai US$ 137 juta
Niponkoa Insurace Co dan Mitsui Sumitomo Insurance dan Daiwa Securities juga sudahmengakui adanya potensi kerugian beberapa ratus juta yen.
Nomura Holdings dengan eksposure 27,5 miliar yen.
Bank swasta Austria, Medici mengakui eksporuse US4 2,1 miliar melalui dua lembaga investasinya.
Fortis dengan eksposure US$ 1,2 miliar
HSBC dengan eksposure US$ 1 miliar.
Kasus penipuan terbesar dalam sejarah pasar finansial AS ini turut mencorang citra Securities and Exchange Commission atau Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) AS. Para investor mempertanyakan bagaimana bisa SEC kebobolan oleh penipuan yang sudah berlangsung hingga bertahun-tahun.

Chairman SEC Christopher Cox akhirnya mengumumkan bahwa mereka akan melakukan investigasi untuk menyelidiki kenapa mereka bisa tidak mengendus kasus penipuan hingga US$ 50 miliar itu.

"SEC telah mempelajari bahwa tuntutan yang spesifik dan kredibel atas kesalahan finansial Madoff sudah dilakukan sejak tahun 1999, dan secara berulang sudah menjadi perhatian staff SEC, namun tidak pernah direkomendasikan kepada komisi untuk diambil sebuah langkah," ujar Cox dalam pernyataannya.

Namun pada investor mengkritik kemampuan SEC mengawasi pasar. SEC sebelumnya juga dinilai gagal mengawasi pasar sehingga produk-produk spekulatif beredar dengan liar dan berujung pada krisis finansial. Kini mereka mengecam SEC karena penipuan yang sudah berlangsung bertahun-tahun bisa terjadi tanpa terendus sedikitpun.

Padahal sejumlah peringatan sudah diberikan terkait penawaran investasi Madoff ini. Termasuk artikel sebuah artikel di koran Barron pada tahun 2001, yang mempertanyakan return hingga 2 digit selama setahun yang ditawarkan Madoff. Sayang peringatan itu tampaknya diabaikan baik para investor kakap itu sendiri dan SEC sebagai pengawas.

Sumber: detikcom

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.