Kenapa Harus Exchange Traded Fund (ETF)?

IPIM's picture

Bayangkan jika anda memiliki Reksa Dana saham, dan pasar saham tiba-tiba turun drastis dalam sehari. Bagaimana jika diprediksi harga hingga sore hari turun cepat dan dalam? Tentu reaksi anda paling cepat adalah panik dan berniat menjual Reksa Dana anda agar tidak rugi terlalu dalam. Permasalahannya, sepagi apapun anda menjual, tetap akan mendapatkan harga jual di sore hari. Karena Bank Kustodian hanya menghitung Nilai Aset Bersih (NAB) Reksa dana pada sore hari setelah jam bursa tutup.

Namun, tidak demikian jika anda memiliki Reksa dana ETF yaitu Reksa Dana terbuka yang Unit Penyertaannya ("UP") diperdagangkan di Bursa Efek, artinya Investor dapat melakukan pembelian (subscription) maupun penjualan kembali (redemption) setiap saat selama jam bursa. Seperti Reksa Dana pada umumnya, pengelolaan portofolio ETF dilakukan oleh Manajer Investasi ("MI") sedangkan penyimpanan portofolio efek dilakukan oleh Bank Kustodian ("BK").

Yang dimaksud dengan portofolio efek pada produk ETF adalah kumpulan efek yang mendasari (underlying assets) dan mengacu kepada indeks tertentu sehingga komposisi dari efek-efek yang mendasari harus mengikuti pembobotan masing-masing efek pada indeks tersebut, kecuali bila pada prospektus disebutkan kebijakan investasi yang berbeda. Sebagai contoh, Premier ETF LQ-45 yang dikelola oleh PT Indo Premier Investment Management ("IPIM").

Produk yang menggunakan ticker R-LQ45X ini mengacu pada komposisi efek (saham) yang menjadi konstituen Indeks LQ-45. Kebijakan investasi yang dipergunakan adalah sebagai berikut:


  • minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimum 100% (seratus persen) pada Efek bersifat ekuitas yang berasal dari kumpulan efek yang terdaftar pada Indeks LQ-45; dan
  • minimum 0% (nol persen) dan maksimum 20% (dua puluh persen) pada instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun dan atau deposito;
  • porsi tiap-tiap saham akan ditentukan secara prorata mengikuti bobot (weighting) masing-masing saham terhadap Indeks LQ-45, di mana pembobotan atas masing-masing saham adalah minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimum 120% (seratus dua puluh persen) dari bobot saham yang bersangkutan dalam Indeks LQ-45.

Dengan menggunakan kebijakan investasi tersebut, kinerja tracking error (selisih nilai), antara produk Premier ETF LQ-45 jika dibandingkan dengan Indeks LQ-45, sangat kecil. Sejak peluncurannya, kinerja NAB Premier ETF LQ-45 sudah menyerupai Indeks acuan yaitu Indeks LQ-45 dengan tracking error sebesar 0,2%. Tracking error yang terlalu besar (baik itu di atas maupun di bawah Indeks yang menjadi acuan) dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya tujuan investasi pada ETF tersebut, dan berpotensi mengacaukan strategi investasi secara keseluruhan.

Berikut adalah kinerja Premier ETF LQ-45 (NAB) dibandingkan dengan Indeks LQ-45 (Closing Price/ harga penutupan):


Sumber: Bloomberg

Banyak Investor yang bertanya, Mengapa saya harus membeli suatu produk yang kinerjanya menyerupai indeks?

Berikut ini adalah 10 Keunggulan Investasi pada ETF apabila dibandingkan dengan investasi pada Saham dan Reksa Dana Saham konvensional :

1. BIAYA MURAH

Melalui pengelolaan secara pasif dan dengan mendayagunakan teknologi yang kuat, ETF yang mengacu kepada indeks dapat meminimalisir biaya. Selain Biaya Manajer Investasi dan Biaya Bank Kustodian, Investor hanya perlu mengeluarkan biaya broker (brokerage fee) pada
saat melakukan pembelian/penjualan ETF di Bursa Efek.

2. FLEKSIBEL

Pembelian/penjualan UP ETF dapat dilakukan sepanjang hari dengan harga yang tercatat di BEI selama jam perdagangan Bursa (continuous pricing), sehingga Investor dapat melakukan transaksi (membeli atau menjual UP) pada harga dan waktu yang dikehendaki. Bisa dikatakan WHAT YOU SEE IS WHAT YOU GET (apa yang anda lihat, maka itulah yang anda dapatkan; bila diekskusi saat itu juga). Penyelesaian transaksi (settlement) pun dilakukan sesuai dengan standar di Bursa Efek, yaitu T+3, baik untuk pembelian maupun penjualan kembali.

ETF diperjualbelikan di dua pasar, yaitu: Pasar Primer dan Pasar Sekunder. Sehingga Investor memiliki pilihan, ingin membeli di Pasar Primer atau di Pasar Sekunder.

Perbedaan membeli ETF di Pasar Primer dibandingkan dengan Pasar Sekunder adalah harga terbaik dapat Investor dapatkan di Pasar Primer karena Dealer Partisipan mempunyai kemampuan membentuk portofolio efek untuk dijadikan UP (minimum pembelian 1 (satu) basket = 200 (dua ratus) lot). Sedangkan bila di Pasar Sekunder, Investor dapat melakukan perdagangan melalui Broker manapun dengan minimum pembelian 1 (satu) lot yang lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan Pasar Primer.


Sumber: Trading Window IPOT

3. DIVERSIFIKASI INSTAN

Setiap Unit Penyertaan ETF yang diperdagangkan merupakan replikasi (tiruan) dari daftar dan komposisi saham yang menjadi underlying assets ETF, sehingga Investor mendapatkan keuntungan dari diversifikasi portofolio dalam setiap perdagangan UP.

4. TRANSPARAN

Portofolio efek yang menjadi underlying assets dari ETF wajib diumumkan di Bursa Efek, sehingga Investor dapat mengetahui komposisi portofolio efek dari ETF yang dimilikinya setiap hari bila diperlukan.

5. RESIKO FUND MANAGER YANG RENDAH

ETF dikelola secara pasif, yaitu dengan mereplikasi saham-saham yang menjadi pembentuk indeks. Hal tersebut menyebabkan perputaran transaksi saham yang rendah sehingga terjadi efisiensi dari sisi biaya dan realisasi pajak. Pengelolaan secara pasif juga akan memberikan efek positif akan tercapainya hasil/ return yang menyerupai indeks acuannya. Hal ini sudah terbukti pada tracking error produk Premier ETF LQ-45 (yang hanya sebesar 0,2% sejak peluncuran). Dengan pengelolaan secara pasif, maka risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukan oleh Fund Manager (Fund Manager Risk) dapat diminimalisir.

6. AKURAT DAN EFISIEN

Investor mempunyai pilihan instrumen investasi yang lebih luas dengan adanya ETF, karena ETF dapat mereplikasi indeks secara akurat dan efisien. Akurat sesuai dengan indeks acuannya karena pengelolaan ETF berdasarkan peraturan Bapepam-LK tentang Reksa Dana Indeks sehingga Investor akan mendapatkan performa indeks. Efisien karena mekanisme pembentukan dan eksekusi perdagangan UP ETF memungkinkan Investor untuk mendapatkan portofolio efek dalam waktu singkat dengan NAB yang merupakan refleksi langsung dari harga underlying assets yang terbentuk di Bursa Efek.

7. PENGAWASAN BERLAPIS

Tidak seperti Reksa Dana lain pada umumnya yang hanya diawasi oleh Bank Kustodian dan BAPEPAM-LK. ETF juga diawasi oleh BEI dan KSEI karena ETF diperdagangkan di bursa. Maka dari itu, risiko akan adanya penyelewengan dana investasi menjadi sangat kecil.

Berikut adalah pihak-pihak yang turut mengawasi berjalannya ETF beserta dengan peranannya:


  • BAPEPAM-LK, sebagai Regulator Pasar Modal
  • Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagai pengawas perdagangan di bursa
  • Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sebagai lembaga dimana Unit Penyertaan ETF didaftarkan dan disimpan (Investor bisa memonitor
    Unit Penyertaan ETF yang dimilikinya dengan menggunakan Kartu AKSes
  • Bank Kustodian, sebagai penyimpanan efek kekayaan Reksa Dana ETF

8. DIVIDEN

Salah satu karakteristik dari ETF yang mengacu kepada indeks adalah mempertahankan tracking error dari acuannya sekecil mungkin. Dividen atau kupon yang dibagikan dari underlying assets kepada ETF akan berpotensi memperbesar tracking error. Guna menghindari hal tersebut, MI akan membagikan dividen (tunai) yang diterima Reksa Dana ETF (bila ada) kepada Investor.

9. DEALER PARTISIPAN MEWUJUDKAN PERDAGANGAN YANG LIKUID

Tugas Dealer Partisipan yang utama adalah mewujudkan likuiditas di Pasar yaitu dengan memberikan kuotasi beli-jual (bid-offer) secara terus-menerus mengikuti pergerakan indeks yang menjadi acuan produk ETF, sehingga Investor dapat dengan nyaman melakukan perdagangan ETF di Pasar Sekunder karena adanya penyedia likuiditas (market maker).

10. MEMUDAHKAN IMPLEMENTASI ALOKASI ASET

Investor dapat melakukan investasi sesuai dengan tujuan investasi kebijakannya melalui indeks yang dapat merepresentasikan tujuan investasi tersebut. Apabila tujuan dan kebijakan berubah maka Investor dapat langsung menjual Unit Penyertaan yang dimiliki dan membeli Unit Penyertaan yang lebih sesuai dengan tujuan dan kebijakan investasinya yang baru. Tentunya hal tersebut bisa dilakukan apabila jenis Indeks yang menjadi acuan produk ETF bervariasi.

Contoh, Investor A memiliki keyakinan pada tahun 2013 nanti sektor yang dapat memberikan imbal hasil/return paling menarik adalah Sektor Konsumer, Keuangan dan Infrastruktur. Maka, Investor A cukup langsung menempatkan dana investasinya pada 3 produk saja, yaitu 3 produk ETF yang mengacu kepada Indeks JAK-CONS, JAK-FIN dan JAK-INFR.

Pertanyaan berikutnya yang biasa di tanyakan oleh calon Investor adalah Bagaimana caranya apabila saya ingin membeli produk ETF? Seperti yang dijelaskan sebelumnya, untuk pasar Primer, Investor harus membeli atau menjual melalui Dealer Partisipan. Khusus untuk Premier ETF LQ-45, PT. Indo Premier Securities dan PT. Sinarmas Sekuritas yang menjadi Dealer Partisipan. Sementara untuk transaksi di pasar Sekunder, Investor dapat melakukan transaksi melalui semua broker dengan menggunakan kode ticker R-LQ45X.

Demikian kajian singkat produk ETF dari kami, semoga dapat menambah pengetahuan Anda mengenai instrumen Reksa Dana ETF. Dan tak hanya berhenti sampai disini, sebagai informasi tambahan, sebelum akhir tahun ini kami akan meluncurkan Reksa Dana ETF dengan underlying Indeks IDX30.

MENGENAI PT INDO PREMIER INVESTMENT MANAGEMENT

PT Indo Premier Investment Management ("IPIM") adalah anak perusahaan dari PT Indo Premier Securities, yang mempunyai kepemilikan mayoritas sebesar 97,2%. IPIM didirikan pada tahun 2003 dan telah mengantongi ijin sebagai Manajer Investasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) melalui Surat Keputusan No. Kep-14/PM/MI/2002. Sejak 18 Januari 2011, IPIM telah melakukan proses pemisahan diri (spin-off) dan memperbaharui ijin sebagai Manajer Investasi melalui SK No. Kep-01/BL/2011.

Dengan dukungan penuh dari induk perusahaan, di mana PT Indo Premier Securities merupakan perusahaan yang mengutamakan keunggulan teknologi dalam melakukan inovasi di industri pasar modal, memungkinkan IPIM untuk melakukan inovasi dalam menciptakan produk yang unik dengan pendayagunaan teknologi serta sistem back office yang kuat.

IPIM merupakan Manajer Investasi yang meluncurkan Reksa Dana Saham ETF pertama di Indonesia, yaitu Premier ETF LQ-45 pada tanggal 18 Desember 2007. Sampai tanggal 9 Agustus 2012, IPIM telah menghimpun total dana kelolaan (Asset Under Management-AUM) sebesar Rp 1,01 trilyun. Selain Premier ETF LQ-45, Reksa Dana andalan kami adalah Reksa Dana Premier Campuran Fleksibel dan Reksa Dana Premier Pasar Uang .

Reksa Dana Premier Campuran Fleksibel dikelola dengan strategi Double Impact. Sedangkan Reksa Dana Premier Pasar Uang merupakan salah satu Reksa Dana Pasar Uang yang memberikan imbal hasil terbaik, yakni 0,40% kinerja satu bulan terakhir per Agustus 2012.

Minimum pembelian untuk 2 Reksa Dana di atas juga sangat rendah, hanya Rp. 100.000,- anda sudah dapat melakukan investasi di Reksa Dana dan enaknya lagi anda tidak dikenakan Biaya Pembelian.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai 2 produk tersebut, silahkan klik Reksa Dana IPIM. Follow juga twitter kami (@IndoPremierIM) dan Fans Page Facebook (Indo Premier Investment Management) untuk berita terupdate mengenai IPIM.

IPIM menyadari bahwa ketertarikan Investor terhadap produk ETF sudah mulai berkembang. Namun, informasi yang diterima oleh Investor mengenai ETF masih sangatlah minim.

Dengan demikian, IPIM akan membuka kelas “Kopi Darat” khusus untuk member PortalReksadana mengenai Produk ETF langsung bersama dengan Fund Manager IPIM sebagai narasumber. Kami menyediakan 40 kursi dalam kelas ini dengan biaya Rp. 50.000,- per member. Member yang mengikuti kelas ini akan mendapatkan:


  • Lunch
  • Materi
  • Goodybag (notes, pen, souvenir, CD free trial IPOT)

*Khusus 20 member PortalReksadana pertama yang melakukan Registrasi tidak dikenakan biaya

Kelas “Kopi Darat” mengenai ETF akan diselenggarakan pada tanggal 10 November 2012 pukul 10.00 - 12.00 dengan narasumber:


  • Ernawan R. Salimsyah (Chief Investment IPIM)
  • Susanto Chandra (Fund Manager IPIM)

Tempatnya akan diinformasikan menyusul, segera apply jangan sampai ketinggalan ya!

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.