Mengoptimalkan Alokasi Aset, Sebuah Cerita Mengenai Diversifikasi (Bag. 2)

dunkz's picture

Pada tulisan bagian pertama telah dijelaskan mengenai salah satu kegunaan dari diversifikasi, yaitu optimalisasi portfolio. Pada bagian kedua ini, saya akan mencoba menjelaskan mengenai prakteknya. Seperti yang dikatakan oleh bro Passion4U, materi ini tergolong intermediate dan membutuhkan alat bantu, dalam hal ini adalah Solver Add-in dari Microsoft Excel.

Solver  Add-in merupakan salah satu tool penunjang dari Excel yang berguna untuk menyelesaikan persamaan linier. Jika kita memiliki installer office, dengan mudah kita akan dapat menginstall add-in ini. Caranya : Buka program Microsoft Excel kemudian pilih menu Tools kemudian klik menu Add-Ins. Pada pilihan yang ada beri tanda cek pada Solver Add-In kemudian klik tombol OK. Sebelumnya jangan lupa masukkan CD installer Microsoft Office. Nanti secara otomatis Solver akan terinstall.

Setelah selesai dengan permasalahan teknis, mari kita kembali ke topik utama. Inti dari optimalisasi portfolio adalah meminimalkan risiko untuk tingkat return tertentu yang kita inginkan atau dapat juga memaksimalkan return untuk tingkat risiko tertentu yang mampu kita hadapi.

Jika kita menggabungkan beberapa reksadana ke dalam satu portfolio, maka return dari portfolio tersebut merupakan rata-rata tertimbang dari return reksadana penyusunnya. Yang dimaksud dengan tertimbang adalah pembobotan berdasarkan besarnya komposisi masing-masing reksadana yang ada di dalam portfolio kita tersebut, yang dapat dinyatakan dengan:


Di mana :
E(Rp) : return portfolio
Wi : proporsi RD i dalam portfolio
E(Ri) : return reksadana i

Sedangkan risiko total portfolio kita dapat dinyatakan sebagai berikut:

Di mana :
(Sigma p)2 : varians portfolio (varians merupakan kuadrat dari standar deviasi yang merupakan indikator risiko)
Rho ij : korelasi antara RD i dengan RD j

Memang sedikit rumit. Oleh karena itu lebih enak kalau kita langsung menggunakan Solver sebagai alat bantu. Dengan Solver, kita tidak perlu “terjebak” dalam perhitungan yang rumit tersebut. Dengan Solver kita bisa memaksimalkan sharpe ratio portfolio kita dengan cara mengubah-ubah komposisi reksadana penyusunnya.

Teknis pelaksanaan:

  1. Saat ini total reksadana yang terdaftar ada lebih dari 500 buah. Pada proyek ini saya hanya membatasi pada reksadana saham, reksadana campuran, dan reksadana pendapatan tetap. Ketiga jenis reksadana tersebut sudah cukup jika kita ingin melakukan diversifikasi.
  2. Saya menggunakan data return bulanan reksadana selama kurun waktu 2 tahun.
  3.  Untuk memudahkan, pengerjaan saya pecah menjadi beberapa bagian. Pertama, saya mencari portfolio optimal untuk masing-masing jenis reksadana. Jadi, kita akan memiliki portfolio optimal RDS, RDC dan RDPT. Untuk masing-masing jenis reksadana saya hanya memilih 10 reksadana terbaik berdasarkan sharpe ratio. Data sharpe ratio ini bisa diolah sendiri atau didapatkan dari menu Sharpe Ratio di PortalReksadana.
  4. Portfolio optimal dari masing-masing jenis RD kemudian digabungkan dan dicari lagi portfolio optimal secara menyeluruh. Setelah langkah ini selesai, kita akan mengetahui berapa seharusnya proporsi reksadana yang optimum.

Hasil dari proses optimalisasi tersebut adalah portfolio optimal dengan sharpe ratio(reward to variability) yang sangat tinggi. Hasilnya akan terlihat seperti ini:

 

 

Terlihat bahwa setelah kita melakukan optimalisasi, volatilitas portfolio kita yang diwakili oleh standar deviasi menjadi sangat rendah (0.09%). Nilai ini bahkan jauh lebih rendah daripada volatilitas rata-rata RDPT yang terdapat pada grafik pertama dari bagian pertama tulisan ini.Coba cek di sini.

Keterangan:
Portfolio RDPT merupakan portfolio optimal RDPT yang tersusun atas beberapa buah RDPT. Demikian pula halnya dengan RDC dan RDS.

Mengenai apa saja RD penyusun portfolio optimal RDPT, RDC dan RDS serta berapa komposisi optimal RD-RD tersebut saya agak merasa kurang enak menyebutkannya :p

Yang penting kita telah mengetahui prinsip dari optimalisasi portfolio reksadana. Sebenarnya metode ini dapat lebih dimanfaatkan karena dengan metode ini kita bisa mengeset seberapa besar return dan risiko portfolio kita. Dengan kata lain, kita seakan-akan dapat membentuk "reksadana" kita sendiri di mana profil risk dan returnnya kita yang menentukan.

Demikian adalah penjelasan singkat mengenai optimalisasi portfolio. Sepertinya memang masih kurang detil. Memang materi ini adalah materi yang cukup berat. Mungkin penjelasan yang lebih detil bisa dimasukkan ke dalam KDR :)

Tergantung kebijaksanaan Bro Gebet saja lah selaku pemiliki warung ini :D

Gimana Bro?

 

Comments

Boleh minta file nya. Saya

sarah aqk's picture

Boleh minta file nya. Saya mau mempelajari dengan rumusnya. Bisa dikirim di sarahaq627atgmail [dot] com

Wah file nya masih di bro Dunkz ^_^

autogebet's picture

Artikel bro Dunkz tahun 2008 ini memang sungguh menggugah, krn perhitungan analitisnya yang sophisticated ^_^

nah sayangnya saya juga belum punya file nya, masih di bro Dunkz nih :)

@bro dunkz

harry-92's picture

saya minta dikirim file excelnya, bingung bikin formulanya nih... thanks

request aja bro...

sukarna06's picture

alo bro...!

bro... kira2 klo minta file excelnya bole gak ya? klo takut datanya kacau ya di lock aja deh formulanya... plis penasaran banget neh pengen belajar ngitungnya he he he...

Tq bro...

@sukarna06

dunkz's picture

Nanti saya coba siapkan bro. Tapi ada syaratnya lho :) Add-in Solver nya udah harus diinstal dulu.

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

Ya memang aplikasi untuk

dunkz's picture

Ya memang aplikasi untuk diversifikasi bisa menjadi sangat luas. Saya memberikan contoh diversifikasi di RD karena di sini memang portal RD, jadi lebih relevan.

Mengenai investasi secara terfokus seperti Warren Buffett, sepertinya tidak banyak orang yang bisa seperti itu. Setahu saya, Warren Buffett bukan investor biasa. Jika dia membeli suatu saham, dia ikut berperan aktif dalam memperbaiki kinerja perusahaan yang dibelinya.

Selain itu, gak gampang lho melakukan analisa fundamental secara akurat :)

Warren Buffett sendiri menganjurkan para investor untuk berinvestasi di index fund.

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

Teori Diversifikasi yang menarik ...

Passion4U's picture

Bravo untuk bro dunkz yang telah berani menulis artikel yang sulit ini ...

Frankly Speaking sepertinya ketegorinya bukan lagi intermediate bro tapi agak advanced, ane ada beberapa pertanyaan untuk bro ... mohon maaf karena otak ane agak cetek jadi harus banyak nanya :

  1.  Kalo ane nggak salah mengerti average return portfolionya menjadi 0.94 % sebulan sekitar 11,28% setahun (dengan simpangan 0,09%), padahal di satu sisi yang lain kita melihat di RD saham average returnnya 3,11 % sebulan or 37% setahun (dengan simpangan 6,4%). Apakah ini berarti untuk mendapatkatkan return yang stabil (dengan simpangan rendah), artinya kita memang harus rela dan berpotensi mengurangi return yang kita dapatkan ? hehehe ... gamblangnya begini ... apakah itu berarti kalo ane nggak peduli dengan deviasinya (sport jantungnye hehehe) sebenarnya masih lebih menguntungkan kalo selama 2 tahun ini ane kekepin terus tuch RD saham (karena ane hitung total return selama 2 tahun ilustrasi optimized RD saham bro adalah sekitar 74,68%) compare to diversifikasi portfolio secara overall (yang selama 2 tahun hanya membukukan return 22,56%)
  2. Jika asumsi ane betul atas point 1 di atas, kenapa RD saham yang lebih menguntungkan selama 2 tahun ini untuk dikekepin terus malah dalam komposisi diversifikasi portfolio malahan tidak ada alokasinya sama sekali (alokasi 0%), apakah karena deviasinya yang terlalu tinggi ?
  3. Kapan kita harus mengganti komposisi portfolio kita (in terms of % dan in terms of reksadana penyusunnya), apakah direview setahun sekali or 6 bulan sekali or gimana bro
  4. Mungkin harus dikasi warning bro dunkz ... kalo strategi diversifikasi yang bro kemukakan di atas adalah strategi untuk tipe investor yang buy and hold ... karena kayaknya kalo bertipe pecicilan kayak ane (swinger), patokan deviasi, return menjadi tidak relevan ... yang jadi relevan adalah biaya switching yang membengkak ... hehehe

Mohon dijawab dengan sabar ya bro dunkz ... soalnya kalo ngejelasin ke orang dengan pikiran cetek kayak ane butuh kesabaran extra tinggi ... hehehe

Keep on the good work bro ... ane selalu nantikan tulisan bro ...

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

@bro Passion4U

dunkz's picture

Bro, kalo entar dibilang advanced bisa-bisa gak ada yang mau baca hehehe.

  1. Memang dalam jangka panjang RD Saham cenderung memberikan return yang lebih besar jika dibandingkan dengan RD lainnya. Kita melakukan optimalisasi ini adalah untuk mengurangi risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi return. Mengapa kita sebaiknya meredam fluktuasi? Fluktuasi akan menyebabkan kita susah untuk keluar jika ada kebutuhan mendadak (seperti yang saya bahas di sini). Sebenarnya optimalisasi ini bisa juga dimanfaatkan untuk meminimalkan risiko untuk tingkat return tertentu yang kita inginkan, tidak harus selalu memaksimalkan return/risk.
  2. Ya, karena deviasi RDS terlalu tinggi sehingga jika kita bertujuan meredam deviasi, kita tidak dapat menggunakan RDS. Jika ingin memasukkan RDS, kita harus mengubah parameter di solver untuk mengubah tingkat risiko yang dapat ditolerir.
  3. Kalau saya sendiri akan mereview tiap 6 bulan karena selama kurun waktu tersebut pasti komposisi RD dalam portfolio kita telah berubah dari rencana awal. Jangan terlalu sering juga karena akan mengakibatkan fee membesar :)
  4. Strategi ini memang biasanya untuk investor penganut buy n hold, bukan untuk swinger seperti bro Passion4U :p

Ngomong2 bro Passion4U ini terlalu merendah padahal ilmunya udah setinggi gunung. Kok gak pernah share lagi bro?

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

Bro, sekedar opini saja

ito's picture

Bro, sekedar opini saja sh...

sebenarnya kalo dana yg di-invest itu duit yg bener" nganggur (atau dianggap sbg duit ilang) sebenernya paling OK kan RDS. Mau fluktuasi spt apapun kalo gak diambil khan msh potensial (unrealised) loss. Lain halnya kalau memang dieksekusi, jdnya loss beneran. Sehingga horizon investasi yg diperlukan memang betul" jangka panjang, mungkin bisa 3-5 th.

shg tidak disarankan semua duit di-invest ke RDS krn sangat beresiko, sebagian yg memang digunakan utk jaga-jaga (jd bukan duit ilang) memang baiknya di RDPU atau RDPT yg portfolio obligasinya korporasi shg fluktuasi harga nyaris 0.

Tp memang ada baiknya dicoba sedikit market timing sh.. kalo sy patokannya IHSG dimana secara historis kalo IHSG naik NAB RDS konvensional juga naik (atau JII utk RDS Syariah). Jd pas IHSG crash sy masuk dan bila sudah pulih di-redeempt, lumayan biasanya return 10%. Tp intinya tetap horizon yg panjang bila invest di RDS, krn secara historis pasti memberikan hasil yg lebih OK.

 

@bro ito

dunkz's picture

kalo saya market timing hanya untuk saham. kalau untuk RD agak kurang cepat untuk saya.

kalau buat saya pribadi sih jangan sampai ada "duit nganggur". Kalo ada dana ya saya pikirkan bagaimana invest yang tepat. Jangan mentang2 karena duit nganggur kemudian invest di tempat yang salah sehingga menurun nilainya.

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

@dunkz

ito's picture

basic rule investasi kan dana tsb memang benar" tidak dibutuhkan untuk keperluan rutin dan mendadak.. jd yg paling menguntungkan sh pasti RDS yg potensi return paling tinggi meskipun resiko jg tinggi, tp secara historis resiko tinggi ini kan relatif teratasi dengan horizon investasi yg panjang. Cuma memang perlu pertimbangan yang matang saat pilih MI shg kinerja dan risk-nya terukur.

Bukan berarti sy anti RDC, RDPT atau RDPU lo ya.. Semuanya kembali pada tujuan investasi, beban resiko yg bisa ditanggung dan terutama pada jangka waktu investasi.

Yup, market timing paling cocok di saham..:)D tp apa daya duit cekak jd dipaksakan aplikasi di RDS. lumayan, variabel yg diamati cm dikit just index DJIA dan IHSG dimana korelasi dgn NAB RDS terlihat linier.

@ito

dunkz's picture

Memang tergantung risk profile masing2. kalau memang bisa tahan ok2 aja lah pegang full RDS :)

"invest your time before invest your money"

visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.