Strategi Portofolio Inti & Satelit dalam Pengelolaan Saham
Salah satu dari topik yang seringkali ditanyakan oleh investor adalah perihal strategi untuk mengoptimalkan imbal hasil investasi sahamnya. Dalam banyak kesempatan, penulis mendapati bahwa topik ini selalu menjadi materi diskusi yang hangat dan menyita perhatian mengingat pentingnya pencapaian imbal hasil yang baik dari suatu investasi. Ada beberapa faktor yang menentukan kinerja portofolio saham, di mana 3 faktor utamanya adalah (1) alokasi aset, (2) market timing dan (3) pemilihan instrumen. Alokasi aset adalah penentuan kelas aset mana saja yang dimasukkan ke dalam portofolio, serta berapa porsi masing-masing kelas aset tersebut dalam portofolio. market timing adalah waktu masuk atau keluar dari suatu instrumen ke/dari portofolio. Sedangkan pemilihan instrumen adalah identifikasi instrumen dengan harga yang murah (underpriced) relatif terhadap fundamental dan prospek pertumbuhan harganya di masa depan. Yang menarik, sebuah studi yang dilakukan oleh Brinson, Hood dan Beebower dan dituangkan dalam makalah berjudul "Determinants of Portfolio Performance" menemukan bahwa meskipun market timing dan pemilihan instrumen bisa membantu tercapainya imbal hasil yang bagus untuk jangka pendek, untuk jangka panjang faktor terpentingnya adalah alokasi aset. Sebagaimana terlihat dalam grafik 1 di bawah ini, untuk imbal hasil jangka panjang yang baik, 94% kontribusinya adalah dari alokasi aset, sementara kontribusi dari pemilihan efek dan market timing hanya sebesar masing-masing 4% dan 2%. Grafik 1: Faktor penentu kinerja portofolio (studi Brinson, Hood & Beebower) Berangkat dari studi tersebut, bagaimana ada strategi pengelolaan portofolio yang dikenal dengan istilah Core and Satellite Portfolios (Portofolio Inti dan Satelit). Dalam artikel ini penulis mencoba memperkenalkannya serta membahas implementasinya. Konsep portofolio inti & satelit Secara ringkas, dengan strategi ini portofolio terdiri atas portofolio inti yang dikelola secara pasif dan portofolio satelit yang dikelola secara aktif. Lazimnya, komposisi portofolio inti adalah 70-90% sedangkan satelit sebesar 10-30% dari total nilai portofolio. Portofolio inti merupakan bagian yang didesain untuk memberikan stabilitas serta imbal hasil yang cukup baik. Sedangkan porsi portofolio satelit dikelola secara aktif dan didesain untuk memberikan alpha (imbal hasil tambahan). Pengelolaan portofolio secara aktif memiliki beragam pilihan gaya dan tema, mulai dari tematik, top-down, bottom-up, value-growth, large- vs. small-cap biased, dan sebagainya. Terlepas dari instrumen investasi apa saja yang dipilih untuk memenuhi alokasi aset, pertimbangan mendasar dari strategi ini adalah biaya pengelolaan portofolio, volatilitas portofolio dan imbal hasil: Biaya pengelolaan portofolio Volatilitas Imbal hasil Implementasi strategi Sedangkan untuk porsi satelit, dapat digunakan reksa dana yang dikelola secara aktif dan bersifat tematik, yaitu berfokus pada sektor atau tema tertentu. Berikut adalah contoh implementasi strategi dalam portofolio reksa dana: Tabel 1: Contoh portofolio inti (RDS Indeks) dan satelit (RDS tematik) Tabel 2: Contoh portofolio inti (RDS terdiversifikasi) dan satelit (RDS tematik) Catatan: Kedua contoh di atas hanyalah sekedar ilustrasi dan sama sekali bukan merupakan nasihat atau anjuran untuk berinvestasi di produk tertentu. Sedangkan jika investasi dilakukan langsung pada saham, maka dapat dibuat strategi inti-satelit dengan saham-saham LQ-45 sebagai pengisi portofolio inti yang dikelola secra pasif, sementara saham-saham berkapitalisasi besar non LQ-45 (big caps, non LQ-45), saham-saham berkapitalisasi menengah (mid caps) atau bahkan saham-saham berkapitalisasi kecil (small caps) dapat dipilih untuk mengisi portofolio satelit yang dikelola secara aktif. Untuk pembentukan portofolio satelit mungkin dibutuhkan keahlian dan waktu tambahan mengingat portofolio dikelola secara aktif, di mana investor atau manajer investasi perlu memilih saham-saham yang layak untuk dimasukkan ke dalam portofolio dan melakukan transaksi jual/beli dari waktu ke waktu untuk memanfaatkan momentum di pasar.
Kesimpulan Diagram 2: Ringkasan strategi portofolio inti & satelit
|
Comments
tulisan yang bagus
slamat pagi mba mnwiria, tulisannya sangat membantu. Saat ini saya sedang menyusun skripsi dan mengambil topik tentang alpha buffett. Secara matematis formula expectasi return yang diberikan yaitu
rt buffett = rtf+? MKT+ rt aktive
Dimana rt aktive adalah rt aktive=m MKT+s SMB+h HML+u UMD+b BAB+q QMJ
Keterangan : MKT: market return; SMB :Small minus big; HML : high minus low ; UMD : up minus down; BAB : betting against beta; QMJ: Quality minus junk.
SMB adalah untuk memproksi firm size, HML untuk memproksi book to market ratio; UMD memproksi faktor momentum. Nah saya kurang paham maksud disertakannya faktor BAB dan QMJ. Mohon bantuannya mba, jika mba tahu tentang model di atas, minta sedikit ulasannya. Trimakasih.
Mba Mel, Bagus tulisannya
Mba Mel,
Bagus tulisannya mengenai Core and Satellite Portfolio :)
Tetep menulis ya untuk materi-materi yang lain :)
Misalnya dilanjutkan dengan contoh kasus dalam sehari-hari bagaimana menyusun portfolio sendiri :)
Good work Mel :)
Reksa dana inti vs. satelit
Untuk membedakan reksa dana inti vs. reksa dana satelit cukup dilihat dari batasan investasinya (biasanya tertera di prospektus atau fund fact sheet reksa dana). Reksa dana inti adalah reksa dana yang aset dasarnya adalah saham-saham secara keseluruhan, baik itu reksa dana indeks maupun reksa dana saham yang terdiversifikasi (mencakup semua sektor). Sedangkan untuk reksa dana satelit dapat dipilih reksa dana tematik atau reksa dana yang berfokus pada sektor-sektor atau tema investasi tertentu. Jika anda melihat tabel yang saya sampaikan, dapat Anda lihat contoh-contoh reksa dana dari kedua kategori tersebut.
Karena reksa dana indeks atau reksa dana terdiversifikasi lebih luas cakupannya, maka volatilitasnya lebih rendah dari reksa dana tematik. Inilah alasan mengapa reksa dana indeks atau reksa dana terdiversifikasi dipilih sebagai inti, karena tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas kinerja portofolio secara keseluruhan. Sedangkan porsi satelit ditujukan untuk mencapai alphaa (kelebihan imbal hasil) sehingga secara keseluruhan portofolio akan memiliki kinerja yang mengungguli kinerja indeks atau tolok ukur.
Nice Info
Hi mbak mnwiria,
salam kenal, saya paulo, sudah setahun ini saya menjadi investor reksadana. Strategi yang anda tulis ini sangat match dengan case saya yang, bisa selalu memantau pergerakan NAB via web. Yang saya tanyakan mana yang lebih baik, belanja reksadana di Supermarket IP*T atau di Comm*nwealth karena dua2 nya menawarkan subcription and redempt via Online. Terima kasih
@pauloren: kompilasi supermarket reksadana
bro pauloren, karena beberapa member lain juga menanyakan hal serupa japri kpd saya, akhirnya saya update artikel Beli Reksadana secara Online. Sharing testimoni dari beberapa member saat launching IPOT Fund saya kompilasikan di artikel ini. Semoga dapat membantu memilih.
Follow @portalreksadana
Pas Bangettt
Wuihh pas banget inpo nya Bung Autogebet, actual sekali dengan kondisi saya, 4 Thumbs Up Bung !!!!!
:)
Good read :)
Share RDS Inti & RDS Satelit Mb Mn Wiria
Mb MNWiria artikel bagus,
Boleh share RDS yang sifatnya Inti dan RDS mana saja yang masuk RDS Satelite. Ini akan sangat memberikan masukan bagi member dalam menentukan investasi.
Mungkin selama ini (termasuk saya) yang invest di RDS yang memiliki return tinggi aja. Tp tidak tau apa RDS itu sifatnya Inti ato RDS Satelit (tematik).
Colek juga Bro AutoGebet barangkali mo menambahkan kolomnya keterangan di RDS.