Implikasi Cut Loss
Akhir-akhir ini, seiring dengan ambruknya indeks bursa global, penulis sering mendapat pertanyaan tentang apakah sebaiknya investor melakukan cut loss karena takut indeks akan turun lebih dalam lagi. Pada umumnya, para investor yang merasa paling cemas dan berpikir untuk melakukan cut loss adalah mereka yang telah berinvestasi di saham atau reksa dana saham, di mana penurunan nilai investasinya bisa mencapai 50% jika diasumsikan sama dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari titik puncaknya pada level 2830 (IHSG pada penutupan hari bursa tanggal 14 Januari 2008) ke posisi 1451 (IHSG per tanggal 8 Oktober 2008). Tulisan ini mencoba memaparkan alasan serta implikasi dari tindakan cut loss dengan harapan dapat membantu proses pengambilan keputusan investasi. Ada beberapa alasan mengapa investor berpikir untuk melakukan cut loss: (1) ingin menghindari kerugian yang lebih besar, (2) “timing the market” – ingin menjual sekarang lalu membeli kembali di saat harganya lebih rendah, atau (3) menyadari bahwa profil resikonya tidak sesuai – dalam hal ini investor mungkin merasa sangat tidak nyaman atau bahkan tertekan dengan kondisi portofolio saham atau reksa dana sahamnya, sampai-sampai perasaan ini mengganggu kehidupan sehari-harinya, misalnya menjadi panic, gelisah, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, tidak enak makan, dan lain sebagainya. Tabel berikut merangkum alasan dan implikasi dari tindakan cut loss: Implikasi dari tindakan (cut loss) adalah realisasi kerugian yang mungkin tidak sedikit. Sebagian investor yang telah atau yang akan mengambil pilihan ini umumnya merasa tidak nyaman, baik terhadap kerugian yang diderita maupun terhadap kondisi serta prospek pasar di kemudian hari. Investor kemudian akan memikirkan bagaimana agar nilai dana yang ada saat ini bisa kembali ke nilai awal sebelum terjadinya kerugian (balik modal). Untuk itu, investor perlu mempertimbangkan akan ditempatkan di mana dana dari hasil penjualan tersebut? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, tabel berikut diharapkan dapat membantu investor mengambil keputusan apakah ia sebaiknya melakukan cut loss atau tidak.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jika investor membeli saham pada posisi indeks 2800 melakukan cut loss pada saat indeks turun menjadi 1400, maka kerugian yang akan direalisasikan adalah sebesar 50%. Tentunya setelah tindakan ini investor akan berusaha untuk balik modal, namun dalam hal ini investor sering tidak menyadari bahwa untuk kembali ke nilai investasi awal seperti ketika indeks berada di posisi 2830 diperlukan instrumen investasi pengganti yang memberikan imbal hasil investasi sebesar 102% dalam 1 tahun, atau 41% per tahun selama 2 tahun, atau 26% per tahun selama 3 tahun. Pertanyaan yang selanjutnya timbul adalah, apakah ada instrumen pengganti yang bisa memberikan imbal hasil demikian? Penulis mengasumsikan bahwa dengan melakukan cut loss, berarti investor keluar dari saham dan beralih ke instrumen yang beresiko lebih kecil atau bahkan tidak beresiko (risk-free assets). Jika yang dipilih adalah risk-free assets misalnya deposito berjangka dengan bunga 8% per tahun (atau 6.4% net setelah dipotong pajak 20%), maka dibutuhkan waktu 11 tahun untuk kembali ke nilai investasi awal!
Jika tabel di atas diterjemahkan ke dalam bentuk grafik, maka tampak untuk setiap % penurunan meningkat secara linear % kenaikan meningkat secara eksponensial:
Dalam tulisan ini penulis sudah memaparkan logika untuk tidak melakukan cut loss saat terjadi koreksi pasar. Malah penulis sudah membuktikan secara kuantitatif bahwa peluang cut loss sebenarnya semakin kecil seiring dengan makin dalamnya koreksi pasar. Pertanyaan yang mungkin kemudian terbesit di benak pembaca adalah, “Apakah ini berarti cut loss pantang dilakukan?” Tidak juga. Cut loss boleh dilakukan oleh investor jika memang profil resikonya tidak cocok untuk berinvestasi di saham. Ini bisa diindikasikan dengan perubahan perilaku atau temperamen si investor dalam menyikapi koreksi pasar yang dalam; bila hal ini menimbulkan kepanikan, kegelisahan bahkan penurunan kualitas hidup (seperti sulit tidur, tidak enak makan) maka mungkin sebaiknya ia melakukan cut loss dan beralih ke instrumen investasi lain yang risikonya lebih kecil atau bahkan tidak beresiko (risk-free assets). Namun tentunya, dengan keputusan tersebut investor harus mau menerima implikasi bahwa imbal hasil yang diperoleh dari instrumen investasi pengganti mungkin tidak sebesar yang diharapkan. Malah tidak tertutup kemungkinan investasi di risk-free asset memberikan imbal hasil yang lebih kecil dari tingkat inflasi sehingga dalam jangka panjang akan menggerus disposable income dan mempersulit sang investor untuk mempertahankan gaya hidupnya. Selain itu dengan melakukan cut loss investor juga bisa kehilangan kesempatan untuk kembali berinvestasi di saham begitu pasar saham mengalami rebound. Jadi pada kesimpulannya, sebelum mengambil keputusan investor harus memiliki alasan yang mendasari keputusannya serta menyadari dan berani menerima sepenuhnya implikasi dari keputusannya tersebut. Mengambil keputusan tanpa mengetahui dan menyadari alasan serta implikasinya hanya akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
|
Comments
-
-
Mis....mau tanya, bagaimana
Mis....mau tanya, bagaimana dan dimana kita bisa melihat realisasi alokasi asset reksadana. atau bagai mana cara menghitung alokasi asset yang telah ditetapka di prospektus misalnya_80% utuk saham; 0.00% untuk obligasi dan 20% untuk deposito?
pertanyaannya, bagaimana kita bisa mengutahui besaran realisasinya.
makasi
Mbak, bisa dilihat di fund
Mbak, bisa dilihat di fund fact sheet, ada report nya kalau manajer investasi nya jujur. Alokasi berapa persen dan pegang di mana saja (biasanya 10 saham terbesar + Obligasi + Kas), asuransi unit link juga laporannya mirip2 seperti itu di fund fact sheet nya. Tapi ini masalah terbesar, banyak RD yang tidak rilis fund fact sheet terakhir di website nya, suka molor beberapa bulan.
sis mel
>welcome sis mel
>setelah ikut baca postingannya,kesan saya : bagus, bahasanya mengalir & terkesan ngobrol saja - tdk terkesan menggurui tapi lebih berbagi ( ini penting ) - tdk memancing polemik.
>ditunggu postingan yg lain.
Ijinkan saya memberikan point of view yang berbeda ...
Mbak mnwiria ...
Salam hormat dari ane yang masih terus belajar ... terima kasih untuk ilmu dan ilustrasi yang berharga ...
ijinkan ane menyampaikan point of view ane yang berbeda dari sisi seorang swinger biar angle-nya makin lengkap... memang kalo dalam kondisi market yang sudah jatuh terlalu jauh seperti sekarang dan anda masih terus pegang posisi ... tindakan cut loss tidak disarankan karena mempunyai potensi damage yang besar ... so saran ane untuk yang sudah terlalu deep loss ya terpaksa hold your position ...
Tapi coba ane beri ilustrasi yang berbeda ... Jika anda seorang swinger seperti ane (swinger lho kalo bogleheads atau penganut investasi buy & hold, please ignore) tindakan yang harus anda lakukan adalah CUT YOUR LOSS EARLY BUT LET YOUR PROFIT RUN (ini mantra wajib di dunia technical analysis)
Maksudnya begini ... Katakanlah nilai awal investasi awal anda 100, kemudian dari analisa technical anda tahu kalo bursa bakalan jatuh, let say saat harganya 95 anda cut loss (anda merealisasikan rugi sebesar 5 %). Terus keadaan terus memburuk sehingga harga jatuh di level 50. Berdasarkan atas analisa technical anda tahu bahwa ada kemungkinan besar bursa naik lagi ... anda masuk di harga 50 dan ternyata setelah hampir setahun bursa kembali lagi ke nilai 100
Mari kita hitung berapa yang kita dapat :
Dengan skenario swinger seperti diatas kita dapat gain sebesar 95 % didapat dari
Loss 5 % (akibat cut loss di posisi 95 dari posisi awal 100) ditambah gain 100 % (hasil investasi di 50 sampai posisi 100). So secara total kita dapat gain 95 % (tentu saja ini harus dikurangi sama biaya subs & redeem / switch ... catatan tentu saja kalo tindakan anda benar ... yang bisa kita tingkatkan probability benarnya dengan technical analysis)
Hal ini bertolak belakang dengan kondisi kalo kita buy & hold dari 100 ... terus kita tahan terus sampe balik lagi ke 100 ... kita cuma dapat 0 % (break even aja)
So kalo ane sich selalu cut my loss early (saat break trendline bullish pertama ... walaupun kadang dipelototin sama customer service banknye hehehe ... biarin aje emang dia mo nanggung kerugian ane kalo dibiarin ...) ... dan selalu tunggu sampe dibawah, confirm pull back ... masuk lagi ... dan itu hanya mungkin dilakukan jika kita mengerti technical analysis dan anda sudah memutuskan menjadi swinger seperti ane ...
Cara paling mudah (tapi juga agak tidak akurat) adalah dengan menggunakan moving average ... Lihat artikel ane di "reksadana saham strategy in action : using moving average" ... dan versi yang lebih akurat (tapi juga lebih susah diterapkan) di artikel ane "reksadana saham strategy in action : intermediate level"
ane posting ini tidak untuk berpolemik ... tapi sekedar memberikan angle yang berbeda saja biar pandangannya menyeluruh dan bisa melihat dari berbagai segi
Fakta sudah dikemukakan di depan anda tinggal anda pilih style anda ... itulah hebatnya portal reksadana ... di sini investor dididik dengan berbagai macam style dan konsekuensi masing-masing ... but still decision di tangan anda ...
Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U
Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.
Nikkei pernah hampir 40k, dan belum pernah kembali...
Sangat menarik ttg cutloss ini...
Saya pernah baca ttg cutloss, tapi di saham... Mgkn krg relevan kalo dipake buat reksadana, mengingat volatilitasnya lebih rendah dibanding saham...
Yg ingin saya ungkapkan adalah bagaimana Nikkei, pada 1990-an pernah hampir mencapai indeks 40,000, dan sampai saat ini angka tersebut tidak pernah tersentuh lagi.. Dan sekarang berada di level 8000-an.. Bayangkan, berarti kalo kita masuk di area 40,000-an berarti dan kita rata2 masih loss 80%-an... Padahal udah 18 tahunan sejak puncak2nya, tapi belum ada tanda2 akan menyentuh angka 40,000 itu lagi... Masih mau nunggu sampe berapa tahun lagi menunggu untuk sampai ke sana?...
Semoga indeks di Indonesia tidak seperti itu, dan akhirnya bisa kembali rebound melebihi nilai max-nya di tahun 2008 dlm waktu relatif dekat... (sekian tahun deh kayanya...)
suku bunga
hallo bro passion4u.....
mau tanya efek apa yg akan terjadi pada bursa sham n RD apabila BI menaikan suku bunga sekarang ini dan apabila menurunkan bunga,
kemaren wall street rebound tapi dampaknya di ihsg kok hampir datar2 aja ya? padahal pd waktu dow terjun bebas... langsung berdampak ke ihsg.... sensitif gt lho....
thanx bro
salam
keren..
lupa login :p ,, jadi ga masuk deh komennya
thats what i'm talking about...
si bro yg satu ini bisa "nebak" arah bursa kita kan :)
tanya donk bro,, dari pengalaman bro,, begaimana keakuratan penentuan arah bursa dengan metode Moving Average yg bro tulis di Artikel laen ?? mxdnya gini bro klo metode MA kan kita liat goldencross sama deathcross ya, sedangakn metode yang satu lagi bro tulis klo ga salah (CMIIW bro) lewat garis support, resistance, n fibonaci ya. Nah apakah klo sinyal itu sudah terlihat pasti bursa akan terus? bagaimana kita tau itu bukan cuman spike2 aja?? gmn dari pengalaman bro passion selama ini di dunia per-bursaan kita?
( hehehe...tata bahasanya jelek bgt ya,, harap maklum. Nilai Pelajaran Bahasa Indonesia saya di sekolah jelek mlulu :p )
Best Regards,
Yoga
selalu teringat kata2 "invest your time before invest your money"
Akurat
Kalo ditanya seberapa akurat ... wah susah jawabnya bro ... yang jelas akan lebih akurat pake technical analysis daripada pake FA (feeling analysis ... hehehe)
I will not lie to you ... saya juga kadang salah ... tapi yang penting adalah saya lebih banyak benarnya daripada salahnya dan saya bisa gain dari itu ... so bottomline tetap gainnya ... so i stick to my style ... terserah orang bilang saya gelo, terserah ada yang bilang style si X lebih tepat ... saya percaya setiap orang punya style sendiri-sendiri yang cocok dengan karakternya ...
Tentang apakah ini cuma spike atau tidak ... secara technical analysis bisa dibantu dengan analisa volume dan turunannya (entah pake indikator on balance volume atau chaikin money flow) ... tapi sekali lagi itu cuma membantu memperkuat analisa ... tidak akan bisa 100% tepat ... udah kaya raya dong semua orang kalo tepat terus ... hehehe ... Yang penting adalah apa yang kita lakukan saat prediksi kita salah ... hold karena supportnya deket, langsung kabur, kabur setengah atau gimana ... itu yang agak susah saya ajarkan (money management) karena decision tentang itu terus terang hanya bisa diajarkan lewat pengalaman / jam terbang ... orang tidak akan percaya kalo saya bilang action saya begini ... karena begini ...
Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U
Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.
AUTO REJECTION
Tanya donk, auto rejection itu apa yah? n kenapa bisa begitu. Tadi denger berita Bakri langsung di Auto rejection....kenapa yah?
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
apakah auto reject itu?
Hallo Mbak Rina,
Auto reject adalah mekanisme di sistem perdagangan saham di BEI di mana diberlakukan batas atas dan batas bawah untuk pergerakan harga saham. Ini berarti harga saham tidak bisa naik atau turun melebihi batas yang telah ditentukan dengan mekanisme ini.
Sebagai contoh, auto reject 10% berarti harga saham tidak bisa naik atau turun lebih dari 10%. Jika naik atau turun lebih dari 10% maka mekanisme auto reject akan segera bekerja dan perdagangan saham tsb langsung dihentikan oleh sistem perdagangan bursa secara otomatis.
Mengapa auto reject diberlakukan? Otoritas bursa dan Bapepam sepakat untuk memberlakukan auto reject untuk mencegah fluktuasi terlalu kencang di bursa, artinya agar harga saham tidak naik atau turun terlalu dalam karena kalau dibiarkan dan hal ini menimpa banyak saham, maka IHSG secara keseluruhan akan bergerak seperti yo-yo alias naik-turun tajam.
Dalam masa krisis seperti saat ini yang lebih dikhawatirkan adalah penurunan harga saham yang tajam, sehingga pemberlakuan auto reject diperlukan untuk menjaga kepercayaan investor. Namun tentunya di lain pihak juga ada kerugiannya, seperti tidak maksimalnya program buy back BUMN beberapa hari yang lalu karena kenaikan harga saham cuma bisa maksimum 10%.
Salam,
Mel :)
Mel :)
Cukup jelas
Makasi ya mba, cukup jelas. Saya juga dengar katanya kalo di Bursa, trader yang short selling, bisa dipinjemin modal.... apa memang begitu?
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
short selling
Short selling adalah praktik menjual saham yang sebenarnya tidak dimiliki oleh si penjual.Org melakukan short selling di saat ia percaya bahwa harga saham akan turun sehingga dia meminjam saham dari pialang untuk dijual, kemudian membayar utangnya tsb dengan membeli saham itu kembali di kemudian waktu dengan harga yang lebih rendah. Selisih antara harga jual dan beli kemudian menjadi profit bagi orang yang melakukan short selling.
Short selling kemudian dilarang akhir-akhir ini di berbagai bursa di dunia karena mengakibatkan indeks makin terpuruk. Beberapa waktu lalu saya sempat membaca di Wall Street Journal bahwa saham Lehman Brothers mengalami penurunan lebih dari 90% selama periode Sep 2007-Sep 2008 ditengarai karena praktik ini. Karena itu larangan short selling terhadap saham-saham tertentu langsung diberlakukan di bursa saham New York untuk mencegah kejatuhan harga-harga saham yang sangat dalam.
Maenan Reject-rejectkan
Mpok Rina yang caem...
walaupun ane kagak ngarti bener ane coba jelasin yeee ... Jadi cerita dongengnye gini nich ... dahulu kala ada bursa namanya bursa efek indonesia, bursa ini isinya saham perusahaan jagoan dan juga tidak sedikit perusahaan melempem di dunia kang ow ... nach perusahaan melempem ini suka jadi ajang goreng-menggoreng para bandar bursa ... karena ada saham yang mainnya dikit doang akhirnya bandar dengan modal cuma beberapa M saja sudah bisa mempermainkan harga ... kadang ada yang naiknya 10 % sehari ... kadang kalo bandarnya lagi gelo dinaikin 50 % sehari ... so suka-suka bandarlah intinya ... pan bandar yang punya duit ... orang bilang kalo punya duit emang suka semena-mena ...
Terus ada SRO yang namanya BEI sama Bapepam sebel banget ngelihatin si bandar ... die bilang "Gile aje tuch bandar ... udah gua kasi maen di bursa gua bikin harga adjrut-adjrutan nggak karuan" ... kayaknya kite perlu punya aturan buat ngatur kelakuan si bandar gelo ... akhirnya dibikin lach aturan "auto rejection" yang intinya bilang ... kalo harga udah naik atau turun sebesar x persen dalam waktu sehari ... artinya hargenye udah kagak wajar lagi so ane stop aja perdagangan sahamnye ... kagak ada yang boleh bid sama offer lagi ... semuanya freeze dulu ... kagak ada yang boleh gerak ... kayak di pelem "stop or my mom will shoot" ...
Berhubung SRO artinye Self Regulated Organization ... netapin x % -nye suke-suke hati die lach ... kalo di dunia persilatan worldwide khan biasanya batas atas dan bawah pergerakan adalah 30 % sehari ... kalo di dunia bursa efek indonesia kadang batasnya 10 % kadang 15 % tergantung keadaan dunia kang ow ... kalo dunia persilatan lagi bedarah-darah biar pendekar nggak pada koit semua dibikin batas bawahnya 10 % dan batas atasnya 25 % ... kalo dunia kang ow udah tenang dinaikin lagi batas bawah 30% batas atas 30%
Akibat kebijakan bos SRO ... banyak pendekar-pendekar yang masih culun terselamatkan ... dan para bandar jadi males maenen tuch harga soalnye cuma bisa gerak dikit aje ... dunia kang ow jadi gemah ripah loh jinawi ...
gitu lho jeng ... ngarti kagak yeeee
Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U
Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.
Syukurlah
Syukurlah kalo begitu, berarti saya terselamatkan, soalnya maennya dari jauuuuuuuuuuuuuh.....
Makasi penjelasannya.... eh say tuh mo bilang, senyumannya manizzzzzzzzzzzzz sekali...seperti senyuman seorang swinger.... :-))
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
Miss u passion4u !!
Kangen baca komen nya disaat seperti ini meski cuma sebagai pertimbangan karena blm punya skill TA.
Bro Gebet, kapan KDR nya ?
miss u 2 ...
Wah ...
ada yang kangen ama ane ... hehehe ... bales kangen balik ach ... jarang-jarang dapat salam kangen dari seorang sis kayak laraslia ... btw laraslia beneran sis khan nggak kayak 4m4r4 yang ternyata membuat ane kepatil ... kirain cewek kayak penyanyi terkenal itu ... ternyata cowok juge kayak ane ...
Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U
Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.
strategi investasi
Hallo Pak,
Terima kasih atas postingnya.
Ya memang sah-sah aja jika investor mau melakukan timing the market seperti yang Bapak paparkan, terutama jika ia memang punya waktu dan kemampuan untuk melakukan analisa teknikal.
Tulisan saya mengenai implikasi cut loss saya buat berdasarkan pengalaman saya yang kebetulan berkecimpung di dunia reksa dana. Berhubung akhir-akhir ini banyak investor reksa dana saham dan campuran yang panik akibat kejatuhan bursa global, saya menulis untuk menjelaskan alasan serta implikasi apa saja yang terkait dengan tindakan cut loss. Sama sekali tidak ada niat untuk melarang investor untuk cut loss. Tetapi berhubung reksa dana saham sejatinya adalah produk investasi untuk investor berhorison jangka panjang, maka asumsi saya adalah investor reksa dana saham memiliki kapasitas untuk menunggu (artinya tidak harus mencairkan dana saat NAB rendah karena kebutuhan likuiditas yang mendesak). Karena memiliki kapasitas menunggu maka tentunya investor (mestinya) tidak terpengaruh dengan fluktuasi jangka pendek. Selain itu biasanya saya tidak menganjurkan (meski tidak bisa melarang) investor untuk keluar masuk karena berat di ongkos, harus bolak-balik bayar subscription dan redemption fees.
Karena sifatnya yang jangka panjang ini pulalah maka dalam pengelolaan reksa dana manajer investasi cenderung memilih strategi buy and hold berdasarkan analisa fundamental, dibandingkan strategi active trading berdasarkan analisa teknikal.
Tapi seperti yang Bapak kemukakan, kita tidak perlu berpolemik karena setiap investor punya kebutuhan dan horison investasi serta profil resiko yang berbeda-beda. Dari segi resources (waktu yang tersedia, kemampuan analisa) pun berbeda, sehingga pilihan strateginya adalah sepenuhnya hak sang investor. Yang terpenting adalah sebelum mengambil keputusan investor perlu mengetahui alasan serta implikasi dari keputusannya. Bukankah begitu, Pak?
Salam,
Mel :)
IHSG........IHSG
hallo sis mel.....
saya minta pendapat sis......
apakah IHSG bisa dibawah 1000....? karena proyeksi DOWjones sampai 7000.. kl terjadi ihsg tembus support 4..... strateginya apa neh sis mel.....?
thanx sis
Apakah IHSG bisa tembus 1000?
Bisa saja. Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks, mulai dari fundamental sampai yang sentimental.Di saat krisis seperti saat ini faktor sentimen cenderung lebih kuat pengaruhnya dari faktor fundamental - ini yang membuat pergerakan bursa di seluruh dunia sangat volatile/bergejolak dan sulit ditebak arahnya. Dow Jones saja yang beberapa tahun terakhir dikenal cukup stabil tahun ini mengalami volatilitas luar biasa, bisa naik 7% hari ini lalu anjlok 5% di hari berikutnya, naik lagi 3% lalu ambruk 10% dan seterusnya.
Jadi apa strategi yang harus dipilih jika IHSG turun menembus 1000? Ada 3 pilihan: hold (tahan), buy (tambah), atau cut loss (keluar). Nah pilihannya terserah si investor, berdasarkan kebutuhan dan horison investasinya, serta dengan mempertimbangkan profil resikonya. Kalau memang tidak ada kebutuhan likuiditas mendesak, investor bisa tahan/menunggu. Kalau ternyata selain bisa menunggu dan punya dana nganggur kondisi IHSG ini merupakan kesempatan emas untuk menambah investasi (top-up). Nah untuk cut-loss, sebaiknya dilakukan hanya jika profil resiko investor tidak cocok untuk investasi di saham.
Nanti saya akan post lagi satu artikel ttg apa saja yang bisa dilakukan oleh investor.
Salam,
Mel
P.S.
Perlu diingat bahwa investasi di reksa dana sejatinya adalah investasi dengan horison jangka panjang di mana investornya punya kapasitas untuk menunggu (karena kalau tidak maka investor bisa dihadapkan pada situasi di mana karena kebutuhan likuiditas yang medesak maka ia harus mencairkan investasinya di saat harga sedang rendah). Karena kapasitas inilah investor mestinya tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar dalam jangka pendek.
Betul Sis
Betul Sis mnwiria, Bro Passion juga betul.... ilmu kan boleh sebanyak2nya, nanti disesuaikan dengan karakteristik masing2. Jangan brenti kasi ilmu, segala macam ilmu.
Terima kasih
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
beda pandangan
Biar ditujukan buat mba mrwiria, saya pengen ikut nimbrung, toh mirip namanya kalo disambung mrina.... heheh
Saya salut sama bro passion ini, selalu bisa memperhatikan dan melakukannya. Saya mungkin belum menjadi tipe yang seperti itu, khawatir malah jadi migran.Saya tunggu KDR II & saya akan menunggu Bro Passion sharing di KDR itu. Setuju gk member di Portal???? setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu (itu jawabnya)
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
BUY..BUY..BUY
WAH JAM 4 KURANG 5 MENIT IHSG 1391,27....
APAKAH BESOK SENEN SUPORT 3 TEMBUS........?
prediksi IHSG
Mungkin saja, tapi tidak ada seorang pun di dunia ini yang tahu apakah itu pasti atau tidak, sebab kalau ada yang tahu pasti, orang tsb pasti sudah kaya raya dan tidak perlu bekerja lagi karena dia sudah tahu kapan harus membeli dan kapan harus menjual :p
Bottom
Kira2 udah benar2 bottom nggak IHSG ? Atau only God knows !!
he3x jawaban standar
he3x jawaban standar ya...sabar, tunggu kabar ttg suspend group Bakrie..mungkin setelah itu ada sedikit petunjuk arah.
btw, bener bro ma_kara ya portal ini skg sepi sekali? Ayo komentar" lagi donk..
Iya sepi
Bener bro Ito, ni forum kok jadi sepi ya?
Pada mikirin portofolionya yang makin lama makin menurun kali.
Buat member portal reksadana, "Jangan panik dengan menurunnya nilai portofolio Anda, ingat! RD Saham tujuannya untuk jangka panjang (lebih dari 5 tahun) jadi gak usah panik, pusing, dll. Ikuti cara investasi ala Buffet (anggap aja market tutup selama 5 tahun, jangan panik dengan perubahan nilai secara harian)."
relatif sepi dari sisi
relatif sepi dari sisi comments, tapi tdk terlalu berubah secara kunjungan. awal november nanti akan ada update KDR-2, semoga nantinya bs menjawab banyak keraguan.
he3x bro gebet jd "market
he3x bro gebet jd "market maker" aja... kalo sepi hrs aktif isi artikel kalo ramai mantau aja.
hahaha... "market maker"
hahaha... "market maker" adalah pemilihan istilah yang tepat sekali :) pasca banyak penjelasan tersampaikan oleh mbak Mel (nampaknya yg paling banyak sharing dlm bulan ini :p), frekuensi konseling via Kontak Kami kmdn mjd tdk banyak. biasanya saya rajin forward pertanyaan sampai2 kontributor kebanjiran pertanyaan :)
sebenarnya saya ingin menulis disini ttg penyempurnaan sistem bapepam yang tdk lagi membuka data secara harian. ada member yg menyampaikan ke saya spy membuat petisi ke bapepam :D
yah maafkan krn blm sempat nulis (dan mjd market-maker), semoga sblm sy nulis bapepam sdh bs diakses datanya :)
pengen nya seh sperti bro
pengen nya seh sperti bro passion....swinger sejati..... apa daya masih lemah jantung and dana neh :''( :''-( :`( :`-(...... tutup mata aja deh....
kalo dah kuat jantung dan dana pengen deh jadi kaya bro passion....
artikel yg bermanfaat
artikel yg bermanfaat bgt buat ngejelasin efek cutloss,,
alasan saya ga cutloss ya ini mba, ga yakin ada instrumen laen yg bisa bikin investasi saya balik modal. lain halnya klo dah master kaya bro Passion4u, bisa analisis bursa naek turunnya kapan, ada yg inget pas KDR I waktu beliau nunjukin kapan keluar kapan masuk pake index IHSG (keren emg tuh bro yg satu itu).
buat saya yg masih nubie bgt paling cuma bisa 'sabar, tenang hati n berdoa' :)
Best Regards,
Yoga
selalu teringat kata2 "invest your time before invest your money"
time in the market
Mungkin yang perlu diingat adalah bahwa investasi di saham memerlukan TIME IN THE MARKET alias kesabaran, bukan TIMING THE MARKET.
Salam,
Mel :)
Setuju
Saya setuju dengan artikel mbak melinda
Sampai hari ini potofolio saham saya -45% dan tetap bertahan untuk tidak melakukan cut loss. Untuk mengurangi lost saya justru ingin menambah investasi saya dengan berharap setelah investasi saya tambah terjadi trend kenaikan
Ikutan setuju juga deh...
Saya jg sangat setuju dengan artikel 'ibu mel'. Tidak jauh beda dengan bro aditya, portofolio saham saya juga 'babak belur', per harga 13 okt kemarin jadi -36,06%, sedangkan portofolio total -33,74% (keliatan khan saya sangat berat ke saham, maklum, masih muda dan rakus, hehehe...). Syukur semua dana investasi memang dialokasikan dari awal untuk long term, jadi top up berkala tetep jalan walau pasar lagi ajrut2an, plus kualitas hidup tetap terjaga :-). Mudah2an kondisi belakangan ini bisa memberikan pelajaran dan pengalaman yang berharga bagi semua penggemar portalreksadana.
Saran saya bagi rekan-rekan yang kualitas hidupnya menurun melihat portofolio saham yang berdarah-darah, pilihannya ada dua, (1) tutup mata dan telinga, berhenti baca ataupun dengerin berita tentang kondisi ekonomi (bahkan termasuk buka portalreksadana) dan sibukkan diri dengan hal lain (keluarga, kerjaan, de el el). atau lebih baik lagi kalau (2) perbanyak belajar dan membaca mengenai krisis uang saat ini, terutama tentang sejarah krisis2 di masa lalu (salah satu situs favorit saya adalah money.cnn.com) supaya hati bisa lebih tenang dengan mengetahui bahwa sehabis gelap SELALU terbitlah terang...
Salam investor... :-)
To Live. To Love. To Learn. To Leave a Legacy. - Stephen Covey
Warren Buffett's rule of thumb
Tidak ada yang salah jika portofolio anda cenderung berat ke saham, apalagi kalau masih berusia muda.
Kalau tidak salah Warren Buffett punya rule of thumb bahwa % portofolio yang bisa dimasukkan ke saham = 100 - usia anda. Jadi makin muda usia anda, makin besar kapasitas anda untuk berinvestasi di saham. Tapi tentunya ini sekedar rule of thumb atau pedoman kasar, pada pelaksanaannya nanti tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan investasi dan profil resiko investor masing-masing.
Mel :)
Saya mestinya 80%
Sis, kalo gitu saya 80% di saham donk ya cos umur saya 20 tahun, jadinya 100 - 20 = 80%
Tapi saat ini di RD 100% di saham walaupun sebagian besar lainnya ada di deposito. Sis, kalo orangnya udah diatas 100 tahun perhitungannya gimana ya? Masa orang yang umurnya 105 tahun hasil akhirnya -5% di saham.
:D
100 th
Bro Barkah
Kalo udah usia 100 th, kayaknya gk bisa mikir spt itu lagi deh. Paling juga yg mainkan uangnya adalah anaknya or cucunya. Kalo masih ada di usia 100 th, paling maunya kawin lagi....hehhehe kakek saya nikah lagi umur 86.....
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
rule of thumb itu cuma pedoman kasar
Hallo Mas Barkah,
Rule of thumb itu cuma pedoman kasar, bukan aturan mati. Rule of thumb 100-usia anda adalah batas MAKSIMUM % dari kekayaan anda yang bisa anda investasikan di saham. Jadi kalau anda berusia 20 tahun, tidak berarti anda harus menginvestasikan 80% kekayaan anda di saham. Cuma 20% atau malah nol alias tidak sama sekali juga boleh karena 80% itu adalah batas maksimal.
Saat ini investasi anda ada di deposito and reksa dana saham saja, atau ada instrumen lainnya? Dari posting anda kelihatannya porsi terbesar kekayaan anda ada di deposito sedang sisanya 100% ada di reksa dana saham ya (dalam arti tidak ada jenis reksa dana lain seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap atau campuran)? Boleh-boleh saja. Alokasi asset ditentukan oleh tujuan dan horison investasi serta profil resiko si investor. Jadi bisa saja investor baru berusia 25 tahun tapi ia menempatkan dananya di deposito sebesar 50%, obligasi 30% dan saham 20% karena dia belum paham benar karakteristik saham sehingga ia cuma berani 20% di saham. Malah menurut saya ini baik karena dengan demikian investor bisa membatasi resikonya, jadi kalaupun harga saham turun 50% misalnya, total kekayaannya cuma turun 50% x 20% alias 10%. Kalau dia punya 100 juta misalnya, cuma turun menjadi 90 juta jika saham turun 50%.
Untuk orang yang berusia 105 tahun tentunya tidak menjadi -5% karena sekali lagi rule of thumb tsb menentukan batas MAKSIMUM dan sebenarnya harus didefinisikan sebagai max((100-usia anda),0) sehingga begitu seseorang mencapai usia 100 tahun sebaiknya dia sudah tidak berinvestasi di saham lagi - meskipun sah-sah saja kalau ia mau.
Bener Sis
Ya emang bener sis, sebenarnya sebagian besar di deposto merupakan dana darurat andai kata ingin melanjutkan kuliah S2 setelah menyelesaikan S1 dulu. Karena tujuan jangka waktunya tidak begitu panjang (kurang dari 3 tahun lagi lulus) makanya gak ditaro di RDS semua takut nilainya jatoh dan palingan beberapa bulan sekali top up dari bagi hasil deposito (depositonya sariah).Menurut sis bagaimana baiknya apakah depositonya dicairkan semua (kurang lebih 40 jt) lalu dimasukan ke RDPT atau tetap seperti ini (Bagi hasil deposito dimasukan ke RDS)?Oh ya sekedar informasi, orang tua saya pensiun kuartal 3 2010 dan ada kemungkinan sebagian deposito saya di cairkan untuk membiayai biaya kuliah yang tinggal sedikit lagi pada masa itu.
tabungan untuk kuliah
Hallo Barkah,
Berapa besar dana yang kamu butuhkan untuk kuliah S2? Kalau kamu tahu kira-kira berapa, kamu bisa bagi angka tsb dengan nilai deposito + RDS yang sekarang kamu miliki untuk mendapatkan imbal hasil yang kamu dapatkan dalam 3 tahun. Misalnya kamu butuh 200 juta 3 tahun mendatang, sedangkan deposito + RDS punya sekarang totalnya 160 juta, maka dalam 3 tahun investasi di kedua instrumen tsb harus bisa menghasilkan paling sedikit 25%.
Reksa dana pendapatan tetap (RDPT) memang lebih kecil resikonya, tapi NAB-nya fluktuatif seperti RDS karena dua-duanya divaluasi secara marked-to-market sehingga rentan terhadap fluktuasi pasar. ORI mungkin bisa dijadikan alternatif pilihan investasi (beli lalu simpan sampai jatuh tempo) karena yield-nya menarik saat ini.
Itungan tabel
Salam kenal sis Melinda
Sampai sekarang, saya sih gk redemps RDS, walau waktu beli manulife NAB 950 skrg 500an... kemaren saya top up lagi, krn kalo saya hitung2 kalo saya top up sama besar dengan angka awal, maka ketika NAB kembali 950,investasi saya kembali 1,5x nya. Bener gk tuh itungan saya sis Melinda?
Tabel ama tulisannya boleh dicopy? kan beda kalo yg nulis memang pakarnya.... untuk keperluan internal saja.
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
perhitungan tabel
Hallo Mbak Rina,
Panggil aku "Mel" aja, biar simpel :)
Kalau investasimu turun dari 950 ke 500, berarti nilai investasimu turun sebesar 1-500/950 = 47.4%. Kembali ke level 950 berarti investasi kamu naik sebesar 1/(1-47.4%)-1 = 90.11%.
Mari kita simulasikan dengan angka yang sederhana:
Jika kita start dengan dana 100 (saat NAB 1000) lalu investasi turun 50% (saat NAB 500), maka berarti nilai investasi kita turun menjadi 50. Jika kembali ke level NAB 1000 berarti nilai investasi naik 100%, dan jika kita menambah investasi sebesar 100, berarti anda akan meningkatkan investasi anda dari 150 menjadi 300 saat NAB kembali ke 1000. Jadi berarti investasi anda menjadi 3x investasi awal anda atau 6x dari investasi sesaat sebelum anda menambah investasi.
Semoga penjelasan ini membantu.
Semoga penjelasan ini bisa membantu.
Melinda N. Wiria
mnwiriacbn [dot] net [dot] id
Itung-itung lagi
Mba Mel
saya cerna pake bahasa saya yah...misal saya invest 10 jt wkt NAB 1000, lalu waktu turun jadi 500 saya invest lagi 10 jt. Total investasi saya 20 jt. waktu NAB kembali ke 1000, nilai investasi saya jadi 30juta. Begitu gk? yang sabar ya mba kalo ngajarin ibu2...
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
hitungan dalam tabel
Ya betul :)
Melinda N. Wiria
mnwiriacbn [dot] net [dot] id
OOT
Maaf ini OOT nda ada hubungannya dengan reksadana atau investasi, tapi sedikit saran buat mbak mel, sebaiknya jangan posting imel dengan format 'polos' begitu, karena bakal jadi magnet buat spam nantinya (karena para spammer sering 'harvest' alamat imel dari forum2). Mending dirubah jadi misalnya : mnwiria(di)cbn.net.id, mnwiria (at) cbn dot net dot id, atau bahasa2 teks lainnya agar tidak kena sweeping bot pengumpul alamat imel.
Just my two cents.
To Live. To Love. To Learn. To Leave a Legacy. - Stephen Covey
thanks
Thanks atas sarannya. Benar juga, sekarang ini spammer byk sekali dan makin kreatif... :p
Mel :)
"yang sabar ya mba kalo
"yang sabar ya mba kalo ngajarin ibu2..." >> ini pasti supaya mbak Rina dipanggil oleh Mel dengan sebutan "bu Rina".. hahaha :D
*maaf2 OOT, drpd jarang posting begitu*
jangan gitu
Jangan gitu ah. Maksudnya gini...kalo lagi ngerasa "bolot", ngakulah ibu2... kalo lagi ngerasa bisa nyerap..panggil saya "dik"... hehe biar seger sedikit, dari minggu2 kemaren tegang terus nih disini...skrg boleh senyum, kan udah mulai naik tuh
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
Top Up RDPU ditolak
Hai smuanya
Melihat kondisi pasar yg gonjang ganjing dan meningkatnya BI rate menjadi 9,5%, saya berpikir untuk top up RDPU karna menurut teorinya berbanding lurus dengan deposito, maka hasilnya tentu lebih besar dr deposito karena tidak ada pemotongan pajak yang 20 %.
Tp waktu sy melakukan konfirmasi dgn MI bahwa sy tlah memfax bukti transfer untuk top up, 1/2 jam kemudian ditelp balik MI mengatakan saat ini tidak melayani Subs and redeem RDPU sesuai keputusan Bapepam, karena kemarin terjadi redem besar-besaran sesuai dengan keluarnya keputusan pemerintah untuk penjaminan uang nasabah 2M n bunga deposito 9,5.
Akhirnya uang saya diretur...sebagai newbe di investasi saya jd binun, bagi para suhu mohon pencerahannya.
Apakah mgkn investor merasa lebih aman balik ke deposito atau malah bermain valas?
Untuk kondisi sekarang bagusnya gmn donk???