Implikasi Cut Loss
Akhir-akhir ini, seiring dengan ambruknya indeks bursa global, penulis sering mendapat pertanyaan tentang apakah sebaiknya investor melakukan cut loss karena takut indeks akan turun lebih dalam lagi. Pada umumnya, para investor yang merasa paling cemas dan berpikir untuk melakukan cut loss adalah mereka yang telah berinvestasi di saham atau reksa dana saham, di mana penurunan nilai investasinya bisa mencapai 50% jika diasumsikan sama dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari titik puncaknya pada level 2830 (IHSG pada penutupan hari bursa tanggal 14 Januari 2008) ke posisi 1451 (IHSG per tanggal 8 Oktober 2008). Tulisan ini mencoba memaparkan alasan serta implikasi dari tindakan cut loss dengan harapan dapat membantu proses pengambilan keputusan investasi. Ada beberapa alasan mengapa investor berpikir untuk melakukan cut loss: (1) ingin menghindari kerugian yang lebih besar, (2) “timing the market” – ingin menjual sekarang lalu membeli kembali di saat harganya lebih rendah, atau (3) menyadari bahwa profil resikonya tidak sesuai – dalam hal ini investor mungkin merasa sangat tidak nyaman atau bahkan tertekan dengan kondisi portofolio saham atau reksa dana sahamnya, sampai-sampai perasaan ini mengganggu kehidupan sehari-harinya, misalnya menjadi panic, gelisah, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, tidak enak makan, dan lain sebagainya. Tabel berikut merangkum alasan dan implikasi dari tindakan cut loss: Implikasi dari tindakan (cut loss) adalah realisasi kerugian yang mungkin tidak sedikit. Sebagian investor yang telah atau yang akan mengambil pilihan ini umumnya merasa tidak nyaman, baik terhadap kerugian yang diderita maupun terhadap kondisi serta prospek pasar di kemudian hari. Investor kemudian akan memikirkan bagaimana agar nilai dana yang ada saat ini bisa kembali ke nilai awal sebelum terjadinya kerugian (balik modal). Untuk itu, investor perlu mempertimbangkan akan ditempatkan di mana dana dari hasil penjualan tersebut? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, tabel berikut diharapkan dapat membantu investor mengambil keputusan apakah ia sebaiknya melakukan cut loss atau tidak.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jika investor membeli saham pada posisi indeks 2800 melakukan cut loss pada saat indeks turun menjadi 1400, maka kerugian yang akan direalisasikan adalah sebesar 50%. Tentunya setelah tindakan ini investor akan berusaha untuk balik modal, namun dalam hal ini investor sering tidak menyadari bahwa untuk kembali ke nilai investasi awal seperti ketika indeks berada di posisi 2830 diperlukan instrumen investasi pengganti yang memberikan imbal hasil investasi sebesar 102% dalam 1 tahun, atau 41% per tahun selama 2 tahun, atau 26% per tahun selama 3 tahun. Pertanyaan yang selanjutnya timbul adalah, apakah ada instrumen pengganti yang bisa memberikan imbal hasil demikian? Penulis mengasumsikan bahwa dengan melakukan cut loss, berarti investor keluar dari saham dan beralih ke instrumen yang beresiko lebih kecil atau bahkan tidak beresiko (risk-free assets). Jika yang dipilih adalah risk-free assets misalnya deposito berjangka dengan bunga 8% per tahun (atau 6.4% net setelah dipotong pajak 20%), maka dibutuhkan waktu 11 tahun untuk kembali ke nilai investasi awal!
Jika tabel di atas diterjemahkan ke dalam bentuk grafik, maka tampak untuk setiap % penurunan meningkat secara linear % kenaikan meningkat secara eksponensial:
Dalam tulisan ini penulis sudah memaparkan logika untuk tidak melakukan cut loss saat terjadi koreksi pasar. Malah penulis sudah membuktikan secara kuantitatif bahwa peluang cut loss sebenarnya semakin kecil seiring dengan makin dalamnya koreksi pasar. Pertanyaan yang mungkin kemudian terbesit di benak pembaca adalah, “Apakah ini berarti cut loss pantang dilakukan?” Tidak juga. Cut loss boleh dilakukan oleh investor jika memang profil resikonya tidak cocok untuk berinvestasi di saham. Ini bisa diindikasikan dengan perubahan perilaku atau temperamen si investor dalam menyikapi koreksi pasar yang dalam; bila hal ini menimbulkan kepanikan, kegelisahan bahkan penurunan kualitas hidup (seperti sulit tidur, tidak enak makan) maka mungkin sebaiknya ia melakukan cut loss dan beralih ke instrumen investasi lain yang risikonya lebih kecil atau bahkan tidak beresiko (risk-free assets). Namun tentunya, dengan keputusan tersebut investor harus mau menerima implikasi bahwa imbal hasil yang diperoleh dari instrumen investasi pengganti mungkin tidak sebesar yang diharapkan. Malah tidak tertutup kemungkinan investasi di risk-free asset memberikan imbal hasil yang lebih kecil dari tingkat inflasi sehingga dalam jangka panjang akan menggerus disposable income dan mempersulit sang investor untuk mempertahankan gaya hidupnya. Selain itu dengan melakukan cut loss investor juga bisa kehilangan kesempatan untuk kembali berinvestasi di saham begitu pasar saham mengalami rebound. Jadi pada kesimpulannya, sebelum mengambil keputusan investor harus memiliki alasan yang mendasari keputusannya serta menyadari dan berani menerima sepenuhnya implikasi dari keputusannya tersebut. Mengambil keputusan tanpa mengetahui dan menyadari alasan serta implikasinya hanya akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
|
Comments
bisa kok Top Up RDPU Sidana kas maxima
tapi ane bisa kok Top up Sidana kas maxima. apa tidak semua RDPU yg kaya begitu di frezee/ tdk melayani Top up. tks
KONFIRMASI PEMBELIAN
dear sis n bro...
tgl 26 sept 08 kemaren sy subscrip schroder di bank cmw....
tapi sampai hari ini blm dapet surat konfirmasi pembeliannya...
untuk menanyakan perihal tersebut tepatnya kemana ya?
mohon informasinya dr sis n bro......
trimakasih
konfirmasi pembelian
Hallo,
Biasanya untuk investor yang melakukan pembelian reksa dana melalui bank (agen penjual) akan mendapatkan konfirmasi pembelian dari bank yang bersangkutan. Saran saya sebaiknya anda menanyakan hal ini kepada account officer anda di bank.
Salam,
Mel :)
KONFIRMASI PEMBELIAN
sis mel.. thanx alot ya infonya....
apakah cukup penting surat konfirmasi pembelian tersebut?
sis mel...... soal pajak reksadana apakah punya info nya?
thanx ya sis mel
konfirmasi pembelian RD & perpajakan RD
Surat konfirmasi pembelian diproduksi oleh bank kustodian selaku pihak yang menyimpan kekayaan reksa dana dan yang mencatat kepemilikan setiap investor. Bagi investor, surat ini berfungsi sebagai bukti kepemilikan unit penyertaan reksa dana. Bahkan bank kustodian seperti Deutsche Bank memproduksi surat konfirmasi dalam format di mana formulir redemption dicetak persis di bawahnya dan bisa dirobek, supaya memudahkan investor jika ia mau menjual kembali unit penyertaannya.
Mengenai perpajakan reksa dana, beban pajaknya dibayar oleh investor secara kolektif melalui reksa dana, yang mewakili seluruh investor pemegang unit penyertaan. Karena beban pajak sudah dipenuhi oleh reksa dana, maka hasil investasi yang diperoleh investor sudah BUKAN merupakan objek pajak - pengenaan pajak lagi kepada investor akan menimbulkan pajak berganda bagi si investor.
Adapun rincian besaran pajak reksa dana adalah sbb (informasi ini biasanya juga tertera di prospektus):
- dividen saham: PPh tarif umum
- transaksi saham saat jual: PPh final 0,1%
- bunga deposito/SBI: PPh final 20%
- commercial paper dan surat utang lainnya: PPh tarif umum
- bunga kupon dan capital gain obligasi: tidak kena pajak selama lima tahun sejak pernyataan pendaftaran reksa dana tsb dinyatakan efektif.
Mengenai rencana Bapepam untuk membebankan pajak terhadap reksa dana pendapatan tetap (RDPT, reksa dana berbasis obligasi), saat ini baru ditetapkan untuk diberlakukan mulai 1 Jan 2009, tapi tidak berlaku bagi RDPT yang pernyataan pendaftarannya telah efektif sebelum 1 Jan 2009. Sayangnya sampai saat ini belum ditetapkan berapa besaran pajaknya dan atas komponen apa - apakah bunga kupon, capital gain atau kedua-duanya.
Salam,
Mel :)
KONFIRMASI
hallo sis mel........
thanx alot ya infonya........ wah telaten jg ksh infonya....
jangan bosen2 ya sis.......... untuk masukan n infonya....
salam
ma_kara
yup benar nih hari ini dapet
yup benar nih hari ini dapet informasi RDPU PNM Puas di freeze nih..
Setuju Top up lagi
Setuju dengan tulisannya mbak Mel, buat nubie yang lemot kayak ane sekarang mending dikekep aja kuat-kuat RD Saham n kalo ada dana lebih sisa THR kemarin boleh deh top Up biar dapat keuntungan tambahan pas udah rebound, (beneran tuh mbak hitung-hitungannya bisa jadi 3x ya)
kalo ilmunya udah canggih kayak bro Passion, pengen juga sih swing-swing jadi tarzan.
jual emas utk top up RD saham?
Dear Sis Mel,
Thanks utk semua artikel mel yg sangat
mencerahkan. Mau nanya nih, sebagian besar investasi saya ada di
reksadana saham, dengan kondisi sekarang, saya sangat ingin menambah
unit RD Saham saya (sesuai dengan tujuan finansial saya yg long term).
Nah, saya punya simpanan emas yg dulu dibeli di sekitar 160,000 an per
gram. Nanya pendapat sist dong, is it wise to sell emasnya buat nambah
RD saham sekarang?
Thank you yah sebelumnya...
Sen
jual emas utk top-up reksa dana
Hi Sen,
Terus terang aku sulit menjawab pertanyaanmu karena aku tidak punya informasi yang lengkap tentang kebutuhan investasi dan profil resikomu.
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mengidentifikasikan kebutuhan investasi, misalnya biaya sekolah anak, menunaikan ibadah haji, persiapan pensiun, dll. Kemudian tentukan berapa besar uang yang diperlukan dan horison investasinya, yaitu berapa lama kamu harus menabung untuk memperoleh jumlah tersebut.
Baru dari sana kamu pilih instrumen apa yang menurutmu bisa memberikan imbal hasil yang sesuai untuk mencapai pertumbuhan investasimu.Pilihan instrumen ini terkait dengan profil resikomu, pada dasarnya high risk, high return - instrumen yang potensi imbal hasilnya besar, resikonya juga tinggi.
Pikirkan juga diversifikasi asset, yaitu penyebaran resiko dengan berinvestasi di berbagai instrumen. Secara garis besar, instrumen pasar uang seperti deposito berjangka, SBI dan rekening tabungan bank digunakan untuk kebutuhan jangka pendek, instrumen pendapatan tetap seperti ORI untuk jangka menengah dan saham untuk jangka panjang.
Mengenai pertanyaanmu ttg apakah sebaiknya kamu menjual simpanan emasmu utk top-up ke reksa dana saham, rasanya ini menyangkut diversifikasi assetmu. Apakah alokasi assetmu sudah pas? Artinya kamu bisa memenuhi kebutuhan jangka pendek dan panjang tanpa harus misalnya beralih instrumen karena kebutuhan likuiditas?
Kalau saat ini sebagian besar assetmu ada di reksa dana saham, sisanya kamu investasikan di mana? Aku tidak menganjurkan kamu untuk menginvestasikan sebagian besar atau bahkan seluruh assetmu di reksa dana saham karena ini berarti tidak ada penyebaran resiko sehingga jika indeks saham jatuh kamu bisa-bisa bangkrut.
Jadi apapun keputusanmu, tolong pikirkan baik-baik alokasi assetmu dan diversifikasinya supaya kamu bisa mengelola/mengontrol resiko investasi.
Salam,
Mel :)
Terserah
BTW sekarang 1 gram nya berapa harga nya? Itu emas dalam bentuk perhiasan atau batangan?
Kalo anda yakin RDS akan "bergaraih" dalam waktu mendatang, Jual saja emasnya dan pindah ke RDS. Tapi kalo masih degdegan dengan pasar saham yang berfluaktif, tahan aja emasnya cos ada kecenderungan nilai emas akan naik.
Sesuaikan profil resiko anda terhadap jenis investasi anda.
Jual emas
Mbak Mel, Mas Barkah,
Thanks untuk pandangannya. Mbak mel, thanks untuk ingetin ttg diversifikasi dan tujuan investasi. Emas saya sebenarnya utk dana darurat, jadi mestinya nggak cocok yah kalo dialihin ke rd saham. he he, karna ngiler aja kepengen dpt untung dgn harapan saham akan membaik.
Mas barkah, emasnya dlm batangan. kalo gak salah sekarang di 270 rb an. Pas tinggi2 nya dulu sempet di 300 an.
Sekali lagi thanks.
Sen
diversifikasi
Hallo Sen,
Yang paling saya khawatirkan mengenai investasimu adalah penyebaran resiko, karena itu saya mencoba mengjimbau kamu untuk mengkaji kembali alokasi assetmu, berapa banyak untuk pembiayaan jangka pendek/likuiditas sehari-hari, dan berapa banyak yang untuk jangka panjang. Jangan sampai semua investasimu ada hanya di satu instrumen karena ini menyebabkannya rentan terhadap perubahan harga instrumen tsb.
Syukurlah kalau kamu sekarang sudah menyadari tentang pentingnya alokasi aset dan diversifikasi.Semoga keputusanmu bisa membantu kamu mencapai tujuan investasimu.