Disini maksudnya apa? Anda menggaji karyawan anda dengan reksadana atau sebagian gaji anda dibelanjakan untuk membeli reksa dana? Untuk pilihan pertama yakni menggaji karyawan anda dengan reksa dana mungkin akan sulit karena belum tentu karyawan anda tidak setuju dengan hal itu dan ada karyawan anda yang tidak berani terhadap resiko. Untuk pilihan ke dua yakni sebagian gaji anda dibelanjakan untuk membeli reksa dana mungkin merupaka keputusan yang tepat. Kalau tentang jenis reksa dana apa yang cocok untuk anda itu tergantung dengan kepribadian  anda sendiri, apakah untuk jangka panjang / pendek, beresiko / tidak, dan lain lain. Tentu saja sebelum memiliki reksa dana anda memiliki dana darurat seperti tabungan, deposito, dll. Untuk Investasi awal itu tergantung kesanggupan anda sendiri sebagai pemegang dana. Ada reksa dana yang minimal pembeliannya Rp 200.000, Rp 500.000, Rp 1.000.000, dll. Untuk MI, anda boleh melihat peringkat MI di sebelah kiri sebagai bahan rujukan walaupun MI berperingkat atas belum pasti memberikan keuntungan yang besar dari pada MI berperingkat di bawahnya. :)

Sis rdlshell ...

waduh ... ane harus berkomentar nich soalnya sis akan melakukan tindakan yang berbahaya ... Kalo dari teorinya (sis belajar khan di financial planning) ... semakin menjelang usia senja, secara umum investasinya harus yang lebih sip / resiko lebih kecil ... So kalo menurut ane kalo uang orang tua diinvestasikan di reksadana saham adalah tindakan yang tidak bijaksana ...

Komposisi rd saham yang besar boleh anda pilih jika investasi ini ditujukan untuk jangka waktu yang panjang (bukan untuk biaya hidup sehari-hari ... or akan ditarik dalam jangka waktu 3 bulan yang menurut ane masih dalam kategori short term investment), so untuk case sis ... pilihan investasi rd saham tidak tepat. Reason kedua, rd saham bukan untuk pemula yang jantungan ... rd saham untuk orang yang sudah biasa main di rd, dan mengerti sekali dengan resiko (baca : volatilitas) yang ada di rd saham. Ane takut nanti sis berantem sama orang tua anda karena orang tua anda jantungan melihat investasinya naik turun dengan tajam atau malahan marah karena investasinya tergerus (too volatile).

Saran ane kalo untuk jangka pendek dan investasi buat mature people seperti orang tua anda ... pakailah rd yang safe seperti rd pasar uang ... memang hasilnya pasti kecil dan sangat mungkin kalah dari inflasi ... tapi ane tetap berpendapat untuk case sis, inilah pilihan yang paling tepat ... but anyway the decision is still yours, ane hanya bantu ngingetin aja ...

Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U

Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.

Di Indonesia sudah ada himpunan investor, namanya BEI investor club dan sudah memiliki milis bei-investorclubyahoo [dot] com. Silahkan dikunjungi dan bila berminat silahkan jadi anggota. Pada umumnya para investor yang bergabung merasakan puas karena setiap sabtu akhir bulan dijamu BEI yang dilengkapi dengan training, gathering dengan pembicara2 dari berbagai narasumber dan expert.

RH

Bro, trading forex dan index (biasanya dari bursa Nikkei-Jepang, Hang Seng-Hongkong atau Kospi-Korea) diawasi oleh Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Trading harus dilakukan oleh sekuritas/pialang terdaftar.

Kedua jenis trading itu akan dilakukan oleh pialang, jadi kita tinggal setor uang, semua trading akan dilakukan oleh pialang. Karena sangat tergantung pada pialang, maka sebenarnya kita sama sekali tidak punya peran apa-apa. Disinilah risikonya. Kalau pialangnya memble, habislah uang kita.

Dua macam trading itu ane pernah mencoba semuanya. Masalahnya adalah setiap transaksi beli dan jual harus membayar fee yang cukup mahal (biasanya minimum $25 per transaksi). Jadi ada kecenderungan pialang untuk memperbanyak transaksi, karena pasti feenya tambah banyak.

Untuk forex, seperti yang sudah ane sampaikan, sebaiknya tidak menjadi pilihan, karena sulit diprediksi. Risiko rugi sangat besar. Pokoknya jangan dicoba deh.

Kalaupun tetap mau trading, ane sarankan main di index saja. Ane punya pengalaman main di Kospi. Syarat minimum modalnya adalah $6,250 dengan 1 $ dihitung Rp 10.000,- Jadi modal awal minimum Rp 62,5 juta. Untuk memainkannya minimum dengan 1 lot, seharga $1,250. Ane sarankan sebelumnya dibuat perjanjian dulu dengan pialangnya, bahwa maksimum kerugian yang dapat kita tanggung adalah sebesar 1 lot saja. Sehingga kalau kerugian itu terjadi, kita langsung cabut dengan sisa modal yang masih cukup banyak. Selain itu buat pula perjanjian dengan pialangnya, bahwa trading hanya dilakukan kalau dapat diprediksi akan menghasilkan profit. Perlu diingat bahwa bursa dapat diprediksi dengan TA, walaupun tidak 100%. Kalau tidak ada kemungkinan profit, maka trading pada hari itu jangan dilakukan. Hal ini perlu untuk membatasi pialang mamanfaatkan fee yang harus kita bayar. Sejauh ini dapat dilakukan, maka risiko kerugian dapat ditekan seminim mungkin.

Selamat mencoba.

Kalau cerita pengalaman, mereka yang pada awal tahun 2005, sudah investasi di RD atau saham, rasanya sudah pada merasakan kenaikan harga BBM oleh Menko Ekuin saat itu (Aburizal Bakri).

Gantian pertanyaan saya,

1. apakah sejak itu investor bertambah atau berkurang?

2. dari saat BBM naik 2005 , adakah investor seperti kita (di RD atau saham) di Indonesia yang merugi dan kemudian berhenti investasi?

Saran : pilih waktu yang tepat untuk membeli saham / RD , volatilitas saham / Rd karena karena ada government action pasti ada lah. Tapi pertimbangan saya masalah BBM , pangan saat ini dihadapi oleh sebagian belahan dunia, jadi yang itu biar dipikirkan oleh mereka pak. Kita mikir waktu yang tepat untuk membeli pada saat murah dan menjual saat tinggi agar dapat profit.

Tks

hardjoeno