Analisa Dampak Krisis Turki
Minggu lalu kita sempat dikejutkan oleh "Krisis Turki" sekaligus menjadi cemas karena IHSG ambrol -5% pada periode 10-14 Agustus 2018. Kecemasan hanya berlangsung dua hari saja, sesudah itu IHSG berturut2 rally mencetak +2,3% hingga 21 Agustus 2018. Mengingat silang merah sudah muncul pada tanggal 20 Agustus, bisa jadi ini hanya rally temporer. Momen market jatuh selalu menarik untuk dianalisa sebagai bagian dari evaluasi reksa dana. Saya penasaran, manakah reksa dana saat "Krisis Turki" jatuhnya paling dalam? Manakah reksa dana yang pulihnya paling cepat? Saya sudah lakukan olah data (sesuai ketersediaan data yang ada di Bloomberg), disana ada prosentase kejatuhan (selama periode 10-14 Agt), dan ada prosentase naik (14-20 Agt). Hasilnya sangat-sangat menarik. Karena datanya ada 700-an produk, silakan dapat mencermati bersama di: Please note bahwa dlm data tersebut masih turut disertakan unitlink, bisa dihapus dulu supaya lebih jernih mengamati reksadana saja. Walaupun, jika produk unitlink tidak dihapus, yaa ada fakta menarik juga disana, silakan disimpulkan sendiri sesudah mengikuti uraian di bawah ya. Juga jangan langsung tergiur ya :) Mari kita lihat dulu mana RD yang jatuhnya paling dalam (kolom "% DROP"). RDC jatuh sampai -5,91%, tetapi ada lho RDC yang mencatatkan positif +3,62%. RDPT juga kena dampak, jatuh paling dalam -3,45%. Cukup mengejutkan di RDPU, seharusnya bisa tahan banting (risiko paling minim, bisa tetap positif dalam kondisi apapun) tapi ternyata ada 6 produk yang minus, paling besar jatuh -1,29%. RDS jatuhnya paling dalam mencapai -8,33%. Dengan cara yang sama, kita bisa cermati mana reksadana yang paling cepat pulih (tinggal sort pada kolom "% RISE"). Tapi saya lebih tertarik untuk melihat secara sekaligus: mana reksadana yang lompatan pemulihannya paling tinggi? Suatu reksadana bisa saja jatuh paling dalam, jika racikan MI-nya (kebetulan) tepat maka naiknya bisa lumayan. Untuk melihat ini, saya hitung "Gap" nya, bagaimana rumusnya bisa dilihat di kolom I. Angka persen pada kolom ini tidak untuk dilihat sebagai suatu angka kinerja/return ya, hanya untuk menggambarkan "Gap" saja. Silakan dicermati produk reksadana seperti apa yang lompatan pemulihannya paling tinggi. Dalam amatan sy, lompatan terbesar malah justru dari produk RDS kategori ETF, reksadana berbasis indeks, sektoral dan berbasis dollar. Ini mengkonfirmasi bahwa produk2 jenis ini relatif "tahan banting", cocok sebagai pengaman portfolio investasi kita. Jika kita sudah kantongi produk-produk yang mampu melompat tinggi saat krisis, cermati juga kinerjanya secara keseluruhan (YTD, 1YR, dst). Idealnya, pilih produk yang kinerjanya juga konsisten tinggi secara jangka panjang. Semoga analisa ini bermanfaat ^_^
|
Comments
Apa kabar reksadana syariah saat Krisis Turki?
Ya. Ini sangat menarik. Peraih peringkat lima besar RDS dengan lompatan pemulihan paling tinggi justru merupakan reksadana saham berbasis indeks syariah. Peraih peringkat pertama untuk RDC adalah reksadana syariah :)
Bagi penggemar reksadana syariah, silakan dicek kinerja pemulihannya. Kalau saya amati, peraih kinerja tertinggi YTD untuk reksadana syariah, malah kinerja pemulihannya tidak terlalu tinggi :)
Sengaja tidak langsung menunjukkan nama produk, supaya kalau ketemu bisa lebih puas mantap manggut-manggut ^_^
Hampir sebulan.
Hampir sebula .Kejadian ihsg bln agustus ambrol. Samapai saat ini simas syaria saham unggulan dan sucorinfes syaria blm pulih dari minus walaupun pada saat itu saat penurunan terendah sdh saya topup hampir 50%dari unit link yg ada.
Tingkat pemulihannya lama. Kalau yg berbasis dolar tdk saya top up karena unitlink nya sdh banyak malah pemulihanya cpt.
@budi arianto: unitlink?
mksdnya "top up hampir 50% dari unit link yg ada" gmn bro? kedua produk itu reksadana kan...
atau mgkn mksdnya, mencairkan unit link utk dimasukkan ke reksadana?
Unit link=unit reksadana
Maksud initlink = unit reksadana yg saya punya bro. Saya punya 10.000 unit RDS simas saham unggulan ketika down kemarin hanpir saya topup aenilai 5.000 unit . Tp sampai skr masih blm bankit dari zona minus
@budi arianto: momentum untuk akumulasi
bro budi, kondisi seperti ini (yg agak bernuansa cemas) adalah momentum untuk akumulasi unit reksadana, karena pada saat kondisi ekonomi pulih maka koleksi unit reksadana kita akan bangkit menghijau.
baru2 ini ada berita:
http://finansial.bisnis.com/read/20180921/9/840763/ekonomi-2019-dibayangi-tekanan-dua-arah
Prediksi Bank Dunia, kondisi ekonomi bergerak naik mulai 2020, so gpp kita hrs bersabar selama 2 tahun ini bersama RDS yang minus :)
HIDUP adalah kesabaran
Terimakasih suportnya mas bro. Saya sabar menunggu kok emang RDS emang spt itu tingkahnya. Saya masih yakin simas masih bisa di andalkan utk di hold sekaligus di top up saat ekomoni down.
Cm kalau 2 tahun minus artinya target capean atas investasi akan meleset. Hrs ada solusinya. Ini yg saya bingung.anatar top up atau ganti MI. Lait elevator RD IPOTGO simas simas masih masuk 10besar jd sementara saya kuatkan hati utk hold aja .
Dan Akhirnya
ijin melaporkan
akhirnya simas saham unggulan dan simas syaria unggulan saya switch semua ke arhipilago balance fund, prospera bijak dan Syailendra Equity Opportunity Fund per tanggal 25 september 2018. dan allhamdulilah per tanggal 30 desember 2018 sydah retrun 2,23%
NB : hati2 dengan bahasa iklan DI PLATFOM ONLINE JIKA TERKAIT KINERJA SUATU RD utuk dijadikan pertimbangan beli suatu RD.
Txs
Walaupun iklan nya bombastis, harus kita sendiri yang decide...
bro Budi, turut senang dengan return nya, semoga terus selalu dalam trend naik positif.
Betul sekali. Walaupun iklan nya bombastis, tapi kalau kinerjanya jatuh, harus kita sendiri yang decide. Jangan ragu untuk take action kalau ternyata hasil evaluasi kinerja reksadana tidak memuaskan.