Tips Memilih MI dengan Mengulik Proses Investasinya

mnwiria's picture

Selama libur Lebaran minggu lalu, penulis sempat membaca dan menanggapi pertanyaan anggota PortalReksadana mengenai proses pemilihan reksa dana dan manajer investasi. Selain itu penulis juga sempat bertukar pikiran melalui Twitter dengan seorang temannya yang juga berkecimpung di bidang investasi mengenai proses pengelolaan portofolio, sehingga akhirnya artikel ini pun terwujud. Semoga artikel ini dapat bermanfaat; setidaknya memberikan perspektif mengenai cara kerja manajer investasi dan peran proses investasi dalam menentukan imbal hasil investasi.

Selama ini kiat, pembahasan dan ulasan mengenai pemilihan reksa dana dan/atau manajer investasi umumnya bertumpu pada faktor-faktor seperti besarnya AUM (Assets Under Management atau dana kelolaan), peringkat MI di industri, jenis reksa dana/strategi investasinya serta kinerja historisnya. Dan mengingat kinerja historis merupakan data yang paling mudah diakses publik dan karena setiap investor pasti memilih produk/manajer investasi berkinerja “terbaik” maka wajar jika kinerja historis menjadi faktor utama dalam pemilihan reksa dana atau/dan manajer investasi. Padahal jika kita teliti, sebagaimana ketentuan Bapepam-LK setiap materi pemasaran reksa dana – baik itu brosur, poster, iklan fund fact sheet dan sebagainya wajib memuat pernyataan peringatan/disclaimer yang berbunyi “INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA
DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI
REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.” Ironis ya – meski telah diperingatkan, tetapi tetap saja investor “berharap” bahwa kinerja masa mendatang akan secemerlang kinerja masa lampau. Lebih lanjut, pakar investasi Nassim Nicholas Taleb yang terkenal lewat buku karangannya yang berjudul “Fooled by Randomness” dan “Black Swan”, baru-baru ini mempublikasikan artikelnya mengenai peran skill dan luck dalam keberhasilan pengelolaan investasi, dan beliau menyatakan bahwa seringkali kinerja masa lampau yang cemerlang lebih merupakan keberuntungan dan bukan murni karena kepiawaian manajer investasi!

Jadi selain faktor-faktor seperti AUM, kinerja historis, dan peringkat MI, faktor apa lagi yang sebaiknya diperhatikan oleh investor? Pada dasarnya manajer investasi mengemban mandat/amanah dari para investor untuk mengelola dana dengan tujuan memberikan imbal hasil yang (diharapkan) dapat melebihi tolok ukurnya dengan tingkat risiko yang terukur dan dapat diterima. Kewajiban manajer investasi untuk melakukan yang terbaik bagi para investornya ini dikenal dengan istilah fiduciary duty. Jadi menurut hemat penulis, pemilihan manajer investasi idealnya melibatkan penelaahan atas proses investasi yang dimiliki oleh manajer investasi, bukan melulu pada kinerja/imbal hasil portofolio yang dikelolanya. Proses investasi yang dimaksud mencakup filosofi investasi (nilai-nilai dasar manajer investasi, misalnya menemukan efek/saham berkualitas di harga wajar, bukan semata membeli efek yang murah), mekanisme pemilihan efek, alur proses pembentukan portofolio, pembagian tugas antar anggota tim investasi (portfolio manager, dealer, analis), sampai pada mekanisme pengawasan dan evaluasi kinerja serta kepatuhan/compliance dan manajemen risiko.

Mari kita bedah proses investasi menjadi kerangkanya. Secara umum, proses investasi berawal dari falsafah investasi (investment philosophy), yaitu nilai-nilai yang menjadi pedoman manajer investasi dalam mengelola portofolio. Pada umumnya falsafah investasi mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

  • Gaya pengelolaan investasi (aktif atau pasif)
  • Pemilihan efek yang nantinya akan dikumpulkan ke dalam keranjang efek (investment universe). Investment universe ini merupakan kumpulan efek-efek yang terpilih untuk dimasukkan menjadi aset dasar (underlying assets) portofolio.
  • Mekanisme pengawasan dan pemantauan investasi sesuai prinsip-prinsip kepatuhan dan manajemen risiko

Berdasarkan falsafah investasi, maka manajer investasi kemudian merumuskan proses investasi. Idealnya proses investasi merupakan suatu siklus dan umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

Diagram 1: Proses investasi sebagai suatu siklus

Terkait dengan proses investasi, manajer investasi juga perlu merumuskan pembagian peran dan tugas masing-masing anggota tim investasi, manajemen risiko serta kepatuhan untuk memastikan adanya fungsi pelaksana dan pengawas/pengkaji (maker and checker). Sebagai contoh, semua perintah jual dan beli efek dari portfolio manager harus dikumpulkan dan dieksekusi oleh dealer; lalu hasil pembelian dan penjualan tersebut harus dialokasikan dengan proporsional (proporsional dalam hal ini berarti sesuai AUM masing-masing portofolio) ke semua portofolio yang memiliki arahan investasi atau strategi investasi serupa – sama rata sama rasa, tidak boleh ada diskriminasi atau perlakuan istimewa terhadap portofolio atau klien tertentu. Selanjutnya departemen kepatuhan dan manajemen risiko secara berkala melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proses investasi; selain untuk memastikan bahwa prosedur operasional standar dijalankan sepenuhnya, juga untuk mengidentifikasikan apakah telah terjadi pelanggaran (breach) terhadap arahan atau batasan investasi di setiap portofolio. Adanya mekanisme maker and checker ini penting untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pelanggaran, baik atas arahan atau batasan investasi setiap portofolio, maupun atas prinsip-prinsip kepatuhan dan manajemen risiko. Kalaupun terjadi masalah atau bahkan pelanggaran, adanya mekanisme maker and checker ini memungkinkan masalah atau pelanggaran tersebut dapat segera diidentifikasikan dan diselesaikan. Hingga pada akhirnya, dapat dipastikan bahwa manajer investasi melaksanakan fiduciary duty-nya sehingga kepentingan investor terjaga.

Dari segi infrastruktur, saat ini telah tersedia berbagai sistim yang tersedia saat ini di mana seluruh rangkaian kegiatan dalam proses investasi dapat dilakukan dan didokumentasikan – mulai dari pembentukan model portofolio, perintah jual/beli efek, alokasi efek ke masing-masing portofolio, hingga penyelesaian transaksi efek (settlements) dengan pialang efek dan mekanisme pengecekan oleh departemen kepatuhan/compliance. Dengan adanya sistim yang menunjang straight-through processing ini, maka seluruh rangkaian kegiatan memiliki rekam jejak sehingga memudahkan proses audit.

Setelah kita menelaah seluk-beluk proses investasi, mungkin pembaca kemudian bertanya mengapa investor perlu menelaah proses investasi yang dimiliki manajer investasi. Jawabannya adalah karena selain untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana manajer investasi bekerja (termasuk dalam hal ini mematuhi regulasi atau prinsip-prinsip kepatuhan yang ada), penelaahan mengenai proses investasi juga memungkinkan kita memisahkan elemen skill (keahlian mengelola portofolio) dan luck (keberuntungan). Meski kedua elemen tersebut berperan dalam keberhasilan pengelolaan portofolio, namun manajer investasi yang memiliki proses investasi yang kongkrit dan terstruktur sejatinya cukup mumpuni untuk menghasilkan kinerja yang konsisten, bukan hanya karena keberuntungan saja. Dengan kata lain, proses investasi yang jelas dan terstruktur membantu pencapaian imbal hasil investasi yang lebih bertitik berat pada skill.

Penulis mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapi investor – terutama investor perorangan atau ritel – adalah akses ke informasi mengenai proses investasi yang dimiliki manajer investasi. Sejauh ini prospektus, brosur atau fund fact sheet reksa dana memang tidak menerangkan atau membahas proses investasi secara mendetil, namun penulis menyarankan agar investor atau calon investor untuk berdialog dengan pihak manajer investasi untuk menelaah proses investasi yang dimiliki oleh sang manajer investasi. Sejatinya, manajer investasi yang handal (sehingga layak dipertimbangkan produknya) pasti mampu dan bersedia menjelaskan proses investasinya kepada investor atau calon investornya. Keterbukaan dan akses terhadap informasi merupakan bagian dari proses edukasi publik yang merupakan tugas dan tanggung jawab manajer investasi demi memajukan industri reksa dana, sehingga tentunya. Untuk itu, jangan segan bertanya kepada manajer investasi – selain menggali ilmu, juga agar keputusan investasi yang Anda buat memiliki dasar yang kuat.

Comments

Berjualan tanpa terlihat menjual

mnwiria's picture

Betul sekali Bro DewAsmara. The best salesperson never sells :)

Sayangnya proses investasi FSII tidak dimuat di website, tapi adanya dalam bentuk materi presentasi (pitch book) yang biasa dibawa sales team untuk pitching ke investor/calon investor. Dan karena bentuknya presentasi dalam diagram dan tabel, maka perlu disertai narasi, sehingga sebenarnya paling pas dalam bentuk artikel. Mungkin Bro Autogebet bisa memberikan masukan bagimana baiknya?

Uraian proses investasi

mnwiria's picture

Kami di First State Investments Indonesia memiliki "pitch book" atau presentasi standar yang digunakan oleh sales & marketing dalam memperkenalkan profil perusahaan dan produk kelolaan kami. Dalam materi presentasi tsb ada 1 bagian khusus yang membahas lumayan detil mengenai proses investasi kami, jadi sebenarnya ini bukan "rahasia dapur" seperti ditengarai oleh Bro DewAsmara.

Mengenai artikel yang membahas proses investasi FSII, kami sih senang-senang saja kalau diminta sharing. Namun mengingat artikel yang dipublikasikan di Portal Reksa Dana adalah untuk edukasi publik, apakah kemudian artikel ttg proses investasi FSII dianggap berjualan?

Hehehe

DewAsmara's picture

Hehehe, di kasih link nya aja Sis Mel, jadi tidak ada tuduhan jualan :) Tapi setahu saya tulisan Sis Mel tidak ada unsur jualannya. Menjual yang baik itu kan bagaimana menjual tanpa terlihat menjual (http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2010/07/24/menjual-tanpa-terliha...)

Bisakah MI kita minta menulis?

autogebet's picture

ternyata sesuai janji mnwiria, artikel ttg "mengulik proses investasi MI" langsung jadi... luar biasa :)

jika para MI handal "mampu dan bersedia menjelaskan proses investasinya", saya jadi terpikir, apakah para MI mau menjelaskannya secara online di PortalReksadana? Saya kira ini lebih efektif secara edukasi dengan daya jangkau yang luas, ketimbang tiap investor harus tanya satu per satu ke MI (pasti MI nya juga harus berulang2 menjelaskan hal yang sama hehe).

mungkin FSII akan menjadi yg pertama? hehe

Minta tiap MI menulis

mnwiria's picture

Bro Autogebet,

Bisa saja, tinggal tergantung masing-masing MI mau menanggapi permintaan itu atau tidak :) Namun terbersit dalam benak saya, bahwa kalau setiap MI kemudian menerangkan proses investasinya dalam bentuk artikel, apakah tidak kemudian menjadi overwhelming bagi para anggota Portal Reksa Dana? Menurut hemat saya, investor bisa menanyakan kepada masing-masing MI sesuai kebutuhannya - jika tertarik pada produk kelolaan MI A, B dan C setelah melakukan riset di matriks reksadana, maka investor tinggal menanyakan ke ketiga MI tersebut mengenai proses investasinya. Selain lebih terarah (focused), juga untuk menghindari kemungkinan investor menjadi bingung karena terlalu banyak menerima informasi (jadi tidak bisa mengambil keputusan karena kesulitan mencerna informasi yang membanjir).

Selain itu, saya rasa penting bagi MI untuk membangun kepercayaan investornya - bisnis pengelolaan dana ini kan bisnis kepercayaan - jadi seharusnya MI tidak berkeberatan menerangkan proses investasinya, meskipun berulang kali kepada berbagai nasabah selama terus-menerus setiap tahunnya. Ini adalah bagian dari kewajiban MI dalam memajukan industri reksa dana.

Sebenarnya ada beberapa di website mereka

DewAsmara's picture

Sebenarnya ada beberapa yang menuliskan outlook dan strategi mereka di website, seperti BNP Paribas dan Manulife. Cuman kalau proses investasi tidak, karena umumnya rahasia dapur masing-masing. Oh iya proses seleksi dan proses investasi dari MI, kalau teori nya ada di buku Investment karangan Rad Cliff terbitan tahun 1995 kalau tidak salah.

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.