Saya Memasuki Usia Pensiun, Apa Reksadana yang Paling Sesuai untuk 15 Tahun Mendatang?
Salah seorang member PortalReksadana menanyakan:
Saya bantu menjawab ya. Sebenarnya untuk investasi dengan jangka waktu yang Bapak tuliskan, pasti secara teori jawabannya adalah reksadana saham atau minimal campuran, karena jangka waktu yang bapak tuliskan di atas termasuk jangka waktu yang panjang. Namun dengan kondisi Anda, kita tidak boleh terpaku hanya dari sisi jangka waktu saja, karena disini terdapat faktor lain yaitu risiko. dengan kondisi Anda yang sudah lagi tidak bekerja, dan dengan pernyataan Anda bahwa ini adalah dana pensiun Anda, maka bila kita masukkan semua ke dalam keranjang reksadana saham maka hal itu sangat berisiko. Sebenarnya untuk menjawab lengkap pertanyaan Anda saya harus tahu bagaimana kondisi keuangan Anda saat ini; apakah terdapat dana cadangan? berapa banyak asset yang saat ini dimiliki dan dalam bentuk apa? dan juga bagaimana dengan kondisi utang Anda saat pensiun kelak apakah sudah selesai atau belum? dan apakah masih ada tanggungan yang menjadi tangung jawab Anda 5 tahun ke depan? semua itu akan sangat mempengaruhi jawaban saya terhadap reksadana apa yang sebaiknya di ambil. Namun bukan berarti pertanyaan Anda tidak ada jawabannya. Kalau menurut saya, dengan kondisi usia yang Anda gambarkan yaitu pensiun, maka usia asumsi saya adalah 50 tahun atau lebih. nah untuk usia seperti ini saya biasa menyebutnya sebagai orang yang masuk dalam tahapan mapan. artinya dia sudah tidak lagi bisa anggresif mendapatkan kenaikan penghasilan, dan seharusnya masuk dalam fase menikmati hasil jerih payahnya. di sisi lain dia masih memiliki pengeluaran yang bisa jadi meningkat dari segi nilai karena adanya inflasi, sehingga saat pengeluaran terus ada dan bisa jadi meningkat, dia tidak lagi atau berkurang penghasilannya. Saya sih biasa menggambarkannya pada usia mapan, idealnya seseorang mengalokasikan assetnya dengan komposisi:
Nah dengan gambaran ideal tadi sebaiknya Anda mulai membuat peta sendiri bagaimana kondisi asset Anda saat ini. Bila ternyata saat ini kebanyakan di risiko rendah, maka uang pensiun dialokasikan saja di risiko sedang dan tinggi sampai mencapai gambaran komposisi tadi. kalau ternyata saat ini kebanyakan di risiko tinggi, maka uang pensiun dialokasikan ke risiko rendah dan sedang. Saya sadar bahwa kompisisi ideal tadi memang tidak mungkin persis sama, jadi kalau tidak terlalu jauh berbeda juga ngga papa, dan kembali lagi, sangat bergantung juga dengan kondisi dan tujuan keuangan Anda. Salam,
|
Comments
Pensiun dengan RDS >25% p.a
Diantara rekan2 mungkin ada yang membuat rencana pensiun dengan target kinerja yang cukup agresif (agar besaran investasi bulanan makin ringan). Saya juga membuat rencana pensiun dengan target kinerja investasi 25% per tahun. Berkat adanya fitur annualized di Daftar Produk Reksadana, akhirnya ketahuan bahwa ternyata masih ada RDS yang mampu memberikan return tahunan dalam jangka panjang diatas 25%.
Penasaran? Silakan langsung klik disini.
Jangan lupa untuk tetap stick to the plan, ikuti hitungan DCA dari My Plan, kemudian pastikan kinerja produk investasi yang kita pilih sesuai rencana. Benar begitu kan bro Eko ;)
Tetap Semangat!
Pemula
bro eko,
Iseng-iseng googling tentang financial planning akhirnya nemu PortalReksadan.com. Setelah baca" trus tertarik ikutan jd member :)
Sebagai pegawai swasta,Saya berencana mempersiapkan dana pensiun mulai dari sekarang. Saat ini umur saya 29 tahun dan berencana pensiun umur 55/60 tahun. Saya tertarik ikutan reksadana saham tetapi saya betul-betul buta mengenai reksadana dan baru belajar dari portal ini.
Saya berencana ikutan reksadana di bank commonwealth karena alasan dekat dengan kantor tempat saya bekerja.
Yang mau saya tanyakan, bagaimanakah strategi yang sebaiknya saya ambil untuk memulai mempersiapkan dana pensiun dengan backgroud seperti yang saya tuliskan diatas. Apakah aman bagi saya untuk ikutan RDS dengan pengetahuan saya yang minim?
Mohon masukan dari bro eko :)
salam
ady
Emas itu Termasuk Kategori apa sih?
Ulasan yg menarik brow eko.
Cuman ada satu hal yg masih menggelitik benak saya.
Emas itu sebetulnya mahluk apa sih?
Dia itu instrumen hedging (safe heaven)? atau instrumen investasi jangka panjang (high risk)?
Sebagai instrumen hedging dia berkorelasi rendah dengan saham, dan berkorelasi terbalik dgn rupiah, sehingga dapat menyelamatkan kita dari penurunan saham dan nilai rupiah.
Sebagai konsekuensinya sebagai instrumen yg tidak menghasilkan apapun dan tidak dapat dikonsumsi dalam kegiatan produksi apapun, harga emas sangat dipengaruhi oleh persepsi manusia itu sendiri.
Sebagai instrumen jangka panjang, emas digembar gemborkan akan berbanding lurus dengan uang yg di cetak oleh bank sentral.
Padahal orang seakan lupa dalam kurs dollar emas perlu 26 tahun untuk kembali kelevel 700usd pertroy ons sejak tertingginya pada tahun 1980.
Jadi emas bisa dibilang instrumen investasi yg sangat panjanggg
Kuatkah jadi nyangkuters selama itu?
Jadi sebenarnya posisi emas dalam keranjang investasi kita dimana sih brow Eko? Soalnya jujur saya mulai terbawa demam emas
@ Bro The net punch
Luar biasa analisa bro The net ini, apa yang Anda sebutkan sangat benar dan data yang Anda utarakan juga sangat mendukung hal tadi. Jujur saya memasukkan emas sebagai salah satu sarana investasi untuk horizon investasi menengah dimana diharapkan investor memegang alat investasi ini sekitar 3 - 5 tahun. Sebagai seorang perencana keuangan yang biasa harus berhubungan dengan investor yang sebagian besar pemula, maka saya selalu memasukkan emas sebagai salah satu sarana investasi karena alat tadi sangat umum dan sudah sangat dikenal oleh masyarakat. jadi emas sebagai salah satu sarana investasi paling awal yang bisa kita perkenalkan kepada masyarakat umum sebelum investasi kompleks lainnya.
Kalau Bro The net mengatakan harga terbentuk karena persepsi manusia, saya sangat setuju karena memang emas bukan hasil dari proses produksi sehingga peningkatan nilai bukan dari proses produksi. Saya membandingkan emas dengan tanah, keduanya meningkat juga karena persepsi. tanah meningkat karena adanya persepsi bahwa likasinya bagus, jumlah terbatas dan sebagainya. nah ini juga berlaku di emas. Memang dia tidak bertambah nilainya dari proses produksi seperti saham suatu perusahaan yang naik nilainya karena laba yang terus meningkat, tapi emas bisa naik karena kelangkaan jumlah karena terbatasnya lokasi tempat pencarian ataupun banyaknya produk ini digunakan bukan hanya 0leh individu namun juga industri.
Jadi kalau ditanya pendapat saya, he he kalau bro adalah investor kebanyakan dan masih baru di investasi, saya pasti akan menyarankan bro tetap menggunakan emas karena bro pasti lebih nyaman dengan produk yang menjadi salah satu alat investasi orang tua kita, dan satu lagi ada bentuknya(ini pengalaman saya memberikan konsultasi investasi ke klien, mereka tidak akan bisa langsung dipaksakan untuk ke mahluk yang namanya reksadana atau saham, karena sarana investasi mereka selama ini adalah produk bank). Namun kalau mereka adalah investor kakap dan mengerti hakikat investasi,emas akan saya sarankan sebagai salah satu sarana untuk menjaga dana cadangan agar tetap bisa berkembang lebih menjanjikan dibandingkan sekedar tabungan.
Sorry kalau jawaban saya sedikit membingungkan, karena saya tidak selalu menjawab pertanyaan secara teory, namun sering digabung dengan pengalaman atau tindakan praktis yang biasa saya berikan saat memberikan konsultasi.
salam
Risk Management
Ini tulisan yang sangat menarik. Memang basic rule nya pada masa pensiun sebagian besar dari dana harusnya dimasukan instrument yang relatif aman misalnya Reksadana Pendapatan Tetap.
Tapi saya rasa sebagai orang tua pasti juga ingin mewariskan sesuatu untuk anak2. Andaikata dimasukan RD yang return nya kecil, nanti setelah belasan tahun pensiun, sisa dana nya kemungkinan akan jauh mengecil kalau masih ada yang tersisa.
Misalnya dana yang ada 5 Milyar dan setiap tahun nya dibutuhkan 300 juta, kenapa tidak 1 Milyar di RD Pendapatan Tetap dan 4 Milyar di RD Saham? Dengan pertimbangan, semisal RD Saham menurun, dalam waktu kurang dari 3 tahunan pasti akan bouncing back lagi. Bagaimana menurut pendapat pak Eko ?
@ bro mkurniawan
Bener bro, ini juga pertanyaan yang biasa ditanyakan oleh para pensiunan ideal khususnya di Indonesia he he (sehingga sering terjadi saat pensiun mereka men"spekulasikan" sebagian uangnya untuk masuk ke produk yang memberikan hasil besar dan sebagian besar gagal karena tidak mengerti produknya dengan baik atau bahkan tertipu).
mungkin saya bisa jawab satu persatu.
1. sebagai seorang perencana keuangan saya pasti tidak akan menyarankan klien saya untuk berspekulasi dengan mempertaruhkan asset yang dia miliki ke produk yang berisiko tinggi disaat dirinya tidak lagi bisa memberikan pemasukan dana.Apalagi saat mereka belum pensiun sama sekali tidak mengenal produk investasi selain perbankan.
2. Uang Pensiun tidak dimaksudkan untuk warisan, karena biasanya para pensiunan tadi sudah memiliki asset tetap yang menjadi sarana untuk diwariskan.
3. Secara teori yang bro ilustrasikan sangat benar, tapi kenyataannya mungkin tidak semudah itu. kalau dia invest di RD saham dan harga turun maka otomatis nilai kepemilikannya juga akan turun; dengan asumsi dia tidak menjual RD-nya, maka saat harga naik lagi asset miliknya tidak berubah jumlahnya. Tapi bisa aja sebelum harga turun dia jual, kemudian masuk lagi di saat harga terendah dan mendapatkan keuntungan dari harga yang naik kembali. Nah disini masalahnya, tidak semua pensiunan kita tau ilmu ini, dan tidak semua pensiunan juga mengenal portal reksadana matrix atau indikator bursa. Sehingga seperti yang saya cerita di awal, tujuan mereka untuk meningkatkan asset tapi malah habis karena selalu salah posisi, dipermainkan oleh broker yang mengejar komisi atau bahkan tertipu karena mempercayakan dananya ke orang lain.
Nah sekali lagi saya sama sekali tidak menyalahkan pertanyaan dan pernyataan bro, itulah sebabnya saya selalu katakan bahwa kita beruntung bisa berbagi di portal secara gratis dengan para suhu dan profesional hebat; sehingga nantinya para penghuni portal bukan lagi menjadi para pensiunan tradisional seperti yang selama ini saya temukan.
semoga jawaban saya cukup menjawab keresahan bro.
salam
Dear bro Eko Endarto
mengenai masa pensiun, saya sangat tertarik, dari beberapa buku yg pernah saya baca, menyiapkan dana pensiun sejak dini itu akan sangat jauh lebih baik, saya berencana pensiun usia normal 28th lagi.
nah saya berencana, ingin pensiun di RD saham syariah. dan juga sedang belajar ttg saham langsung, (bukan untuk investasi, tpi coba ingin menjadi trader) meskipun juga pingin invest saham untuk jangka panjang.
yang jadi pertanyaan, amankah? menyicil dana pensiun melalui RD? krn umur saya masih produktif, dan kecenderungan agresif, saya memang baru tahu ilmu RD saja,. jadi saya berencana menyicil RD saham untuk dana pensiun saya, dan jika sudah sampai dana sesuai impian atw sampai umur saya 55th,. baru saya ambil, hanya saja, apa RD saham saja akan ttp masih ada sama 28th kedepan., nah itu yg saja bingung dan pikirkan. sampai pusing. mungkin sebaiknya bermain saham, tpi saya masih awam,. baru baca cara analisi saham.
terima kasih atas masukan dan saranya.
tetap adakan evaluasi...
rekan kitty,semoga ngga salah namanya he he.
salah satu sarana investasi jangka penjang memang adalah reksadana saham. Namun bukan berarti saat kita investasi dan kemudian pasrah tanpa memantau perkembangannya. sama seperti memiliki anak, untuk mencapai cita-cita si anak sebaiknya diajarkan untuk mempersiapkannya secara bertahap dan terencana. sebagai contoh, seorang juara catur terkenal di dunia mempersiapkan disinya menjadi seorang juara selama 20 tahun sebelum dia mencapainya. dan bagusnya, tiap tahun dalam perjalanan untuk mencapai juara tadi dia melakukan evaluasi tiap tahun untuk mengukur apakah perjalanan dan persiapannya tetap dalam arah yang tepat atau tidak.
nah sama dengan persiapan pensiun Anda. benar harus diinvestasikan tapi juga harus selalu di evaluasi minimal 1 tahun sekali. dengan demikian kita bisa menilai apakah kendaraan tadi tetap di jalurnya atau tidak. kalau tetap di jalurnya kita terus, kalau melenceng, mungkin kita harus ambil tindakan, dengan merubah kendaraannya, mempercepat larinya dan sebagainya. so dengan demikian, ngga akan bingung kalau produknya masih atau tidak, karena sangat dimungkinkan di tengah jalan produk tadi diganti.
Satu lagi yang penting Anda ketahui, ditutupnya sebuah reksadana saham bukan berarti asset kita hilang, tapi reksadana tadi di bubarkan, asset dijual dan kemudian hasil penjualannya dibagikan kepada pemilik unit. ya bisa jadi lebih banyak dari nilai investasi kita namun bisa juga lebih rendah dari nilai investasi.
semoga menjawab...
salam