Ulasan dan Outlook Investasi Juli 2012

fsii's picture

Memasuki paruh kedua tahun 2012, apa saja yang terjadi di pasar modal global dan Indonesia selama bulan Juni dan bagaimana kami di First State Investments Indonesia menyikapinya dalam bentuk strategi portofolio? Berikut kami sampaikan ulasannya.

Pasar saham global naik bulan ini meskipun data perekonomian AS, Eropa dan Asia mengecewakan. Dow, Nasdaq dan S&P masing-masing melonjak 6,28%, 6,83% dan 6,58%. Rally di pasar saham global ditopang oleh perkembangan positif dari krisis utang Eropa. Hasil dari pemilu Yunani dan pertemuan puncak para pemimpin Eropa menolong meredakan kegelisahan para investor. Para pemimpin Eropa sepakat untuk meminjamkan Spanyol sampai 100 milyar euro untuk rekapitalisasi perbankannya dengan tingkat suku bunga yang konon sebesar 3%. Pemilu ronde kedua Yunani dimenangkan oleh partai New Democracy yang mendukung program pengetatan ikat pinggang. Selain itu, Jerman bersedia untuk berkompromi memperlunak persyaratan program pengetatan ikat pinggang. Bursa saham Inggris melaju 5,91% bulan ini.

Di luar perkembangan positif di zona Eropa, kondisi pasar yang suram masih diperkirakan berlanjut seiring dengan keputusan Fitch menurunkan peringkat utang Spanyol 3 tingkat dari A ke BBB. Lebih lanjut, Siprus secara resmi mengajukan permohonan dana talangan untuk menyelamatkan perbankannya akibat tingginya paparan perbankan Siprus terhadap perekonomian Yunani.

Di Asia, bursa Hong Kong dan Singapura masing-masing naik 4,76% dan 5,57%, mengesampingkan turunnya indeks PMI China, baik versi resmi pemerintah China dan HSBC.

Harga minyak Brent turun 3,58% menjadi USD 97,8/barrel.


Inflasi bulanan tercatat naik di bulan Juni menjadi 0,62% sehingga membuat Indeks Harga Konsumer tahunan naik dari 4,45% menjadi 4,53%. Sejalan dengan itu, inflasi inti juga naik 0,34% bulan ini sehingga inflasi inti tahunan menjadi 4,15%. Diperkirakan inflasi umum maupun inti akan merangkak naik, meskipun tidak dalam tingkat yang merisaukan, seiring dengan makin dekatnya bulan puasa dan meningkatnya suplai uang. Dewan gubernur Bank Indonesia akan mengadakan rapat pada tanggal 12 Juli dan diperkirakan mereka akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di 5,75% dengan pertimbangan bahwa inflasi masih dalam kisaran target BI.


Deposito berjangka USD dari BI berhasil menyerap USD 1,45 milyar dan disalurkan ke bank-bank yang kekurangan likuiditas untuk meredakan tekanan terhadap Rupiah. Di akhir bulan Rupiah ditutup menguat 0,94% dari 9482 menjadi 9393 meski kita masih harus mencermati defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan sebagai faktor-faktor yang dapat menambah tekanan terhadap Rupiah.

Neraca perdagangan Indonesia terus membukukan defisit untuk bulan kedua di Mei 2012. Ekspor menurun akibat pelemahan harga-harga komoditas sebesar rata-rata 20% dan berkurangnya permintaan dari Eropa dan AS, sementara impor didorong oleh kenaikan permintaan atas bahan baku dan barang konsumsi yang kemungkinan untuk mengantisipasi datangnya bulan puasa.

Porsi kepemilikan asing di obligasi pemerintah RI relatif tidak berubah banyak: turun dari Rp 224,50 trilyun di akhir Mei 2012 menjadi Rp 224,42 trilyun di akhir Juni 2012. Persentase kepemilikan pun turun sedikit: dari 28,77% di akhir Mei 2012 menjadi 28,37% di akhir Juni 2012. Kami memperkirakan kepemilikan asing di obligasi pemerintah RI akan berada kurang dari 30% total obligasi pemerintah RI yang diperdagangkan.


Grafik 1: Porsi kepemilikan asing di Surat Berharga Negara yang
diperdagangkan

Sumber: Dirjen Pengelolaan Utang
Depkeu RI

Pasar obligasi lokal Indonesia sebagaimana diukur oleh HSBC Bond Index naik 2,3% dari 651,07 di bulan sebelumnya menjadi 666,274. Premi risiko sebagaimana terlihat di credit default swap Indonesia turun: CDS 10 tahun turun dari 305 menjadi 270 sementara CDS 5 tahun turun dari 245 menjadi 192.

Dari segi yield, obligasi korporasi berperingkat AA dengan tenor 1 tahun umumnya diperdagangkan di kisaran 6,8%, SPN 3 bulan ditawarkan di 4%, sementara SPN 1 tahun di 4,5%. Mayoritas bank-bank besar menawarkan deposito berjangka tenor 1 bulan di 6%.

Pasar saham Indonesia berkinerja lebih baik bulan ini karena sentiment positif dari perkembangan krisis utang Eropa. IHSG ditutup 2,3% lebih tinggi bulan ini di 3.955,577 dan LQ-45 melaju 4,51% ke 674,792. Angka rata-rata perdagangan harian turun 20% di bulan Juni menjadi Rp 4 trilyun. Investor membukukan penjualan bersih Rp 1,972 trilyun bulan ini meskipun pasar saham Indonesia masih membukukan kinerja positif.

Tabel 3: Emiten penggerak IHSG selama Juni 2012

Sumber: Bloomberg

Para investor memburu saham UNVR sehingga membuat sektor konsumsi menduduki puncak kinerja sektor di bulan Juni. Dalam periode yang diliputi ketidakpastian ini, para investor memilih untuk mengoleksi saham-saham konsumsi, berpegang pada tema konsumsi domestik. Sektor ini juga dinilai sebagai sektor yang defensif. Penurunan harga-harga komoditas juga menolong menurunkan biaya dari perusahaan-perusahaan konsumsi. Di sisi lain, sektor pertambangan masih menjadi sektor yang tertinggal akibat penjualan besar-besaran atas saham-saham batubara menyusul lemahnya harga batubara. Inflasi tercatat lebih tinggi dari perkiraan konsensus.


Tabel 4: Kinerja sektor-sektor IHSG selama Juli 2012

Sumber: Bloomberg

Outlook Juli 2012

Krisis utang global yang masih belum teratasi masih akan menyandera pasar saham Asia, seiring dengan sikap para investor yang berjuang mengatasi ketakutan mereka akan memburuknya kondisi di zona Euro. Mengingat banyak di antara mereka yang terperangah oleh rally kencang di kuartal pertama, para investor akan tetap mencermati perkembangan di zona Euro, dan berusaha untuk mendahului kemungkinan “risk-onrally. Tindakan berani ini akan menjadi lebih menantang ditengarai outlook perekonomian AS dan China yang tidak menentu. Kami percaya bahwa setiap “risk-onrally hanya akan berlangsung singkat. Rally demikian menyulitkan kami melakukan trading, dikarenakan durasinya yang singkat dan kesempatannya hanya terbatas pada saham-saham dengan nilai beta tinggi.

Sementara itu, berita domestik diwarnai persepsi akan nasionalime ekonomi, terutama menyangkut pembatasan kepemilikan asing di perbankan dan pengenaan pajak atas ekspor bahan mentah. Buruknya komunikasi dan banyaknya kerancuan alam pengutipan pers atas pernyataan para pejabat pemerintah senior menambah kebingungan, sehingga membuat berita utama yang negatif menjadi lebih banyak daripada yang seharusanya. Penurunan angka pertumbuhan PDB, tekanan atas neraca berjalan dan neraca pembayaran ikut masuk ke dalam lingkaran setan ini. Para investor sebaiknya bersikap realistis terhadap imbal hasil dan berfokus pada portofolio inti bertema dividen dan pertumbuhan domestik. Pemahamaman atas imbas dari setiap skenario terhadap masing-masing emiten penting untuk memprediksi potensi laba mereka di kemudian hari.

Untuk portofolio pendapatan tetap saat ini kami mempertahankan posisi underweight relatif terhadap tolok ukur portofolio kami yaitu HSBC Bond Index dengan pertimbangan bahwa untuk tahun 2012 potensi imbal hasil di efek pendapatan tetap/obligasi sudah terbatas. Jika pada tahun 2011 pasar obligasi Indonesia berhasil membukukan imbal hasil sebesar 17%, maka untuk tahun 2012 kami memperkirakan bahwa potensi imbal hasilnya hanya berkisar di 7-8% (setelah dipotong pajak). Dari segi komponen imbal hasil, perolehan bunga kupon akan lebih mendominasi ketimbang capital gain (perolehan laba akibat apresiasi/kenaikan harga). Implementasi strategi portofolio kami lakukan dengan menetapkan durasi portofolio lebih rendah (underweight) daripada durasi tolok ukur dan memanfaatkan setiap momen koreksi di pasar obligasi untuk menaikkan durasi portofolio.

Untuk bulan Juli, reksa dana pendapatan tetap kami FSI Bond Fund memposisikan portofolionya di durasi 5,2 tahun.

Comments

Terimakasih sis mnwiria!

autogebet's picture

Terima kasih atas artikel outlook terkininya. jika rekan2 cermat mencermati, tips nya sekarang adalah "berfokus pada portofolio inti bertema dividen dan pertumbuhan domestik".

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.