Ulasan dan Outlook Investasi Mei 2012
Memasuki bulan kedua pada kuartal kedua kita masih mendengar berita yang kurang lebih sama, yaitu krisis ekonomi yang mendera negara-negara maju terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa. Apa saja yang terjadi di pasar modal global dan Indonesia selama bulan April dan bagaimana kami di First State Investments Indonesia menyikapinya dalam bentuk strategi portofolio? Berikut kami sampaikan ulasannya. Pasar Amerika Serikat tertekan bulan ini menyusul laporan tentang angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang lebih buruk dari ekspektasi akibat penurunan belanja bisnis yang meningkatkan kekhawatiran bahwa ekspansi bisnis dapat mengalami perlambatan dalam beberapa bulan ke depan. Pasar Amerika Serikat tertekan bulan ini menyusul laporan tentang angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang lebih buruk dari ekspektasi akibat penurunan belanja bisnis yang meningkatkan kekhawatiran bahwa ekspansi bisnis dapat mengalami perlambatan dalam beberapa bulan ke depan. Sebaliknya, angka produksi industri di zona Euro naik sedikit. Hasil lelang obligasi Italia yang cukup baik telah membantu memperbaiki sentimen secara signifikan sehingga menurunkan yield obligasi Italia dan Sanyol. Di lain pihak, indeks pasar saham Inggris turun 0,53% seiring dengan laporan angka pertumbuhan PDB Inggris di kuartal pertama yang kurang bagus, di mana secara teknis Inggris kembali mengalami resesi. Dari Asia, Perdana Menteri China Wen Jiabao menyatakan bahwa perekonomian China secara garis besar masih berada dalam kondisi yang baik dan berada di kisaran pertumbuhan yang baik meskipun mengalami tekanan. Beliau mencatat bahwa China masih memiliki ruang untuk penyesuaian kebijakan fiskal dan melakukan penyesuaian bertahap terhadap kebijakannya pada saat yang diperlukan. Pasar Asia ditutup beragam bulan ini di mana pasar Singapura ditutup melemah 1,06% menyusul naiknya angka pengangguran di kuartal pertama secara tak terduga sementara pasar Hong Kong ditutup menguat 2,6%. Harga minyak mentah Brent turun 2,14% menjadi USD 119.47/barrel. Faktor-faktor seperti meredanya ketegangan di Timur Tengah, kenaikan produksi secara bertahap oleh Arab Saudia serta melemahnya perekonomian dunia merupakan faktor-faktor penyebab menurunnya harga minyak.
Pada bulan April, Standard & Poor’s memutuskan untuk tidak mengikuti jejak lembaga pemeringkat lainnya, Fitch dan Moody’s yang telah menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade). S&P menyatakan “kegagalan kebijakan” seperti kegagalan mengurangi subsidi energy sebagai alasan utama baginya untuk tetap mempertahankan peringkat utang Indonesia di satu tingkat di bawah peringkat layak investasi. Pada tanggal 7 Mei 2012, Biro Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama 2012 – angka-angka yang dipublikasikan kurang lebih sesuai dengan ekspektasi konsensus:
Investor asing menambah porsi kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia dari Rp 224,72 trilyun ke Rp 228.87 trilyun atau menjadi 29,63% dari total Surat Berharga Negara (SBN) yang diperdagangkan.
Pasar obligasi lokal Indonesia sebagaimana diukur oleh HSBC Bond Index naik 0,6% dari 666,56 pada bulan sebelumnya menjadi 670,75. Premi risiko sebagaimana diukur oleh credit default swap atas Indonesia tercatat beragam: CDS bertenor 10 tahun turun dari 229 menjadi 227 sementara CDS bertenor 5 tahun naik dari 166 menjadi 174. Dari segi yield, obligasi korporasi bertenor 1 tahun dengan peringkat AA umumnya diperdagangkan di kisaran 6,35%, SPN 3 bulan ditawarkan di 3,3% sementara SPN 1 tahun di 4,05%. Mayoritas bank-bank besar menawarkan deposito berjangka 1 bulan di kisaran 5,5% sampai 6%. Pasar saham Indonesia ditutup dengan hasil beragam bulan ini seiring dengan tindakan para investor yang berfokus pada pengumuman hasil kuartal pertama para emiten pada bulan ini. Saham-saham lapis kedua membukukan kinerja yang lebih rendah dari saham-saham berkapitalisasi besar dan IHSG ditutup menguat 1,44% di 4.180,732 sementara LQ 45 ditutup sedikit melemah 0,17% ke 711,375. Volume perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia naik tajam pada bulan April sebesar 19,5% menjadi Rp 4,9 trilyun. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 1,464 trilyun bulan ini. Astra International dan Bank Rakyat Indonesia merupakan saham-saham yang paling banyak ditransaksikan bulan ini.
Sektor konstruksi dan properti memimpin pergerakan pasar saham bulan ini sementara sektor pertambangan menjadi sektor dengan kinerja terendah. Pelemahan harga-harga komoditas dan spekulasi atas niat pemerintah untuk membebankan pajak ekspor sebesar 15% terhadap mineral merupakan alasan untuk kinerja yang buruk ini. Hasil emiten pertambangan dan pertanian yang berada di bawah ekspektasi pasar berimbas pada kedua sektor. Sektor pertanian menjadi sektor berkinerja kedua terburuk bulan ini. Inflasi tercatat tetap baik seiring dengan penundaan kenaikan harga BBM.
Untuk portofolio pendapatan tetap saat ini kami mempertahankan posisi underweight relatif terhadap tolok ukur portofolio kami yaitu HSBC Bond Index dengan pertimbangan bahwa untuk tahun 2012 potensi imbal hasil di efek pendapatan tetap/obligasi sudah terbatas. Jika pada tahun 2011 pasar obligasi Indonesia berhasil membukukan imbal hasil sebesar 17%, maka untuk tahun 2012 kami memperkirakan bahwa potensi imbal hasilnya hanya berkisar di 7-8% (setelah dipotong pajak). Dari segi komponen imbal hasil, perolehan bunga kupon akan lebih mendominasi ketimbang capital gain (perolehan laba akibat apresiasi/kenaikan harga). Implementasi strategi portofolio kami lakukan dengan menetapkan durasi portofolio lebih rendah (underweight) daripada durasi tolok ukur dan memanfaatkan setiap momen koreksi di pasar obligasi untuk menaikkan durasi portofolio. Untuk bulan Mei, reksa dana pendapatan tetap kami FSI Bond Fund memposisikan portofolionya dengan durasi 5,2 tahun.
|
Comments
Mitos "May sell"
Secara historis memang bulan Mei sering terjadi aksi jual, mungkin karena bulan Juni-Agustus adalah liburan musim panas, sehingga para manajer investasi mengambil aksi ambil untung sebelum mengambil cuti. Kegiatan di pasar modal juga biasanya menurun selama musim panas.
mitos
apakah ada hubungan dg mitos MAY SELL n go away?
Mitos atau bukan
Terlepas dari Mitos atau bukan, saya barusan SELL :D tapi gak ada hubungannya dengan riset Mbak Melinda, tapi instink saja. Karena support terendah sudah ditembus beberapa hari yang lalu.
Pertamax
Pertamax