Ulasan dan Outlook Investasi April 2012
Saat ini kita sudah mengakhiri kuartal pertama tahun 2012 dan memasuki kuartal kedua kita masih mendengar berita yang kurang lebih sama, yaitu krisis ekonomi yang mendera negara-negara maju terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa, meskipun kondisinya mulai berangsur membaik seiring dengan semakin banyaknya aliran berita positif dari kedua wilayah tersebut. Apa saja yang terjadi di pasar modal global dan Indonesia selama bulan Maret dan bagaimana kami di First State Investments Indonesia menyikapinya dalam bentuk strategi portofolio? Berikut kami sampaikan ulasannya. Terlepas dari sedemikian peliknya krisis ekonomi yang menderanya, data ekonomi di Amerika Serikat mulai menunjukkan geliat perekonomian di negera adikuasa tersebut. Angka pengangguran di bulan Maret tercatat turun dari 8,3% menjadi 8,2%. Di akhir bulan Maret, indeks saham Standard & Poor’s 500 Index naik 0,4% atau 12% sepanjang tahun 2012 – ini merupakan kinerja kuartal pertama yang terbaik dalam kurun waktu 14 tahun. Data departemen perdagangan AS pada tanggal 30 Maret 2012 menunjukkan bahwa tingkat pembelian konsumen naik 0,8% sepanjang bulan Februari; kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi sejak Juli 2011. Tingkat kepercayaan konsumer sebagaimana diukur lewat besaran Michigan confidence index juga naik menjadi 76,2, melampaui konsensus para ekonom yang memperkirakannya di level 74,5. Data manufaktur Amerika Serikat juga menunjukkan perbaikan: Institute for Supply Management’s manufacturing index naik menjadi 53.4 di bulan Maret dan tingkat kepegawaian di pabrik-pabrik naik ke tingkat tertinggi sejak Juni 2012. Laporan Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat menyatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar akan menaikkan inflasi untuk sementara waktu. Nampaknya para pengambil kebijakan di FOMC lebih memprihatinkan imbas tingginya harga bahan bakar terhadap pertumbuhan ekonomi dibandingkan ekspektasi inflasi. Dengan demikian respon kebijakan akan berkisar dari tidak melakukan apa-apa hingga pelonggaran likuiditas lebih lanjut. Dalam pertemuan para menteri keuangan zona Euro di Copenhagen, Denmark pada tanggal 30 Maret 2012 disepakati batas maksimum pinjaman penyelamatan sebesar 500 milyar Euro (US$ 666 milyar), di mana fasilitas pinjaman ini akan tersedia dalam bentuk tunai mulai bulan Juli melalui dana talangan permanen yang disebut European Stability Mechanism (ESM). Bersama dengan fasilitas ESM, tersedia pula 200 milyar euro yang sudah disepakati sebelumnya lewat European Financial Stability Facility (EFSF). Selain itu terdapat pula 53 milyar euro pinjaman bilateral yang sudah dikucurkan ke Yunani serta 49 milyar euro yang dihimpun dalam European Financial Stability Mechanism (EFSM) dan telah disalurkan untuk menanggulangi krisis Euro pertama kali. Diharapkan dengan jumlah total sebesar 800 milyar euro maka zona Euro memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap krisis utang yang menimpanya. Lebih lanjut, keseluruhan dana talangan ini, bersamaan dengan pinjaman dan program pembelian obligasi negara-negara di zona Euro oleh bank sentral Eropa (European Central Bank) bertujuan untuk menunjukkan tekad zona ini untuk mengembalikan kestabilan ekonomi serta mendorong negara-negara G-20 untuk menambah kontribusi untuk dana talangan di International Monetary Fund yang digunakan untuk penanggulangan krisis. Menyikapi berbagai perbaikan di Amerika Serikat dan zona Euro, bursa saham global mengalami rebound cukup signifikan:
Harga minyak NYMEX turun 3,78% menjadi USD 103,02/barrel karena tingginya tingkat persediaan di Amerika Serikat, sementara harga minyak mentah Brent naik 1,09% menjadi USD122,8 ditengarai ketegangan yang terjadi di Iran. Di Indonesia, indeks harga konsumen tercatat sebesar 0,07% di bulan Maret (atau setara dengan inflasi tahunan sebesar 3,97%), naik akibat efek dasar yang rendah (low base effect) dari deflasi di bulan Februari 2012. Di bulan ini ekspektasi inflasi menyita perhatianpara investor seiring tindakan pemerintah yang bersikeras mengajukan rencanannya untuk menaikkan harga BBM ke DPR. Tindakan ini menuai protes dalam bentuk demonstrasi yang digelar oleh buruh dan mahasiswa di berbagai kota besar di Indonesia yang menolak kenaikan harga BBM. Tarik ulur kebijakan untuk menaikkan harga BBM mewarnai pergerakan pasar saham di bulan Maret. Ekspektasi yang sempat terbentuk yaitu pemerintah akan mengambil keputusan untuk menaikkan harga BBM sempat memicu demonstrasi di kota-kota besar dan akhirnya berakhir antiklimaks dengan dibatalkannya rencana kenaikan tersebut. Walaupun demikian, parlemen akhirnya memberikan opsi kepada pemerintah untuk bisa menaikkan harga BBM tanpa persetujuan parlemen apabila dalam 6 bulan terakhir harga Indonesian Crude Price (ICP) melampaui 15% asumsi ICP di APBN. Ditundanya kenaikan harga BBM ini akan menimbulkan overhang dan ketidakpastian lagi di pasar saham yang akan menyebabkan volatilitas tinggi.
Dalam rapatnya di bulan Maret, Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan di 5,75%. Di tengah ketidakpastian akibat wacana kenaikan harga BBM di bulan-bulan mendatang, Bank Indonesia kemungkinan akan mengambil sikap menunggu dalam menentukan tingkat suku bunga acuan di bulan April. Investor asing mengurangi porsi kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia dari Rp 226 trilyun ke Rp 225 trilyun atau menjadi 30% dari total Surat Berharga Negara (SBN) yang diperdagangkan. Beberapa faktor yang melatarbelakangi keluarnya dana asing di bulan ini adalah meningkatnya risiko nilai tukar mata uang akibat menurunnya neraca pembayaran negara serta meningkatnya ekspektasi inflasi akibat wacana kenaikan harga BBM. Sejalan dengan itu, Rupiah melemah 1,64% dari 9.015 menjadi 9.163.
Pasar obligasi lokal Indonesia sebagaimana diukur dengan HSBC Bond Index, turun 1,6% dari 677,192 di bulan sebelumnya menjadi 666,558. Premi risiko sebagaimana tercermin di credit default swap (CDS) atas Indonesia meningkat, di mana CDS bertenor 10 tahun naik dari 211 menjadi 229. Akan tetapi, CDS bertenor 5 tahun sedikit turun dari 167 menjadi 166. Dari segi yield, obligasi korporasi bertenor 1 tahun dengan peringkat AA umumnya diperdagangkan di kisaran 6,2%, SPN 3 bulan ditawarkan di 3% sementara SPN 1 tahun di 4%. Sebagian besar bank besar menawarkan deposito berjangka 1 bulan di 6%. Untuk portofolio obligasi saat ini kami mengambil posisi underweight relatif terhadap tolok ukur portofolio kami yaitu HSBC Bond Index dengan pertimbangan bahwa untuk tahun 2012 potensi imbal hasil di efek pendapatan tetap/obligasi sudah terbatas. Jika pada tahun 2011 pasar obligasi Indonesia berhasil membukukan imbal hasil sebesar 17%, maka untuk tahun 2012 kami memperkirakan bahwa potensi imbal hasilnya hanya berkisar di 7-8% (setelah dipotong pajak). Dari segi komponen imbal hasil, perolehan bunga kupon akan lebih mendominasi ketimbang capital gain (perolehan laba akibat apresiasi/kenaikan harga). Implementasi strategi portofolio kami lakukan dengan menetapkan durasi portofolio lebih rendah (underweight) daripada durasi tolok ukur dan memanfaatkan setiap momen koreksi di pasar obligasi untuk menaikkan durasi portofolio. Pasar saham Indonesia melaju di bulan Maret seiring dengan laporan kinerja para emiten di kuartal keempat 2011 yang sejalan dengan konsensus. Walaupun mengalami fluktuasi cukup tajam dengan volume perdagangan tipis, IHSG naik 3,42% menjadi 4.121,551 dan LQ 45 membukukan kenaikan 2,86% dan ditutup pada 712,551. Volume perdagangan harian rata-rata turun 19,6% bulan ini menjadi Rp 4,1 trilyun. Investor asing kembali ke pasar saham Indonesia dengan membukukan pembelian bersih sebesar Rp 9,068 trilyun. Pasar melanjutkan rally di akhir bulan di tengah sikap berhati-hati seiring terjadinya protes publik terhadap sidang paripurna DPR mengenai wacana kenaikan harga BBM.
Sektor properti meraih momentum untuk memimpin pergerakan pasar bulan ini karena sektor ini membukukan kinerja kuartal keempat 2011 yang bagus. Sektor pertambangan adalah satu-satunya sektor yang membukukan imbal hasil negatif bulan ini seiring pelemahan harga-harga komoditas dan rencana pemerintah untuk membatasi porsi kepemilikan asing di penambangan lokal sampai 49%. Secara umum, untuk pengelolaan portofolio saham kami masih fully invested di portfolio saham dan masih melihat upside ke depan yang didukung oleh fundamental ekonomi yang solid, valuasi yang masih wajar, serta ekspektasi aliran dana masuk dari luar negeri. Sebagai antisipasi terhadap ketidakpastian dalam jangka waktu dekat kami mengurangi bobot kami di sektor konsumsi dan mulai beralih ke pertambangan. Kami mempertahankan bobot di sektor infrastruktur. Kami juga melihat prospek yang lebih baik bagi semen di jangka menengah.
|
Comments
MI/Sekuritas punya afiliasi dengan emiten
Maaf kalo salah kamar, ga tau mau taruh post di mana.. :D Buat para suhu & master, nubi ada pertanyaan nih. Khususnya yang main RDS/Saham langsung, beberapa MI/Sekuritas kan punya afiliasi sama emiten BEI. Misal MMI/Mandiri Sekuritas punya afiliasi dengan Bank Mandiri (BMRI), MNC Asset/MNC Sekuritas punya afiliasi sama grup MNCN. Kira2 ada kemungkinan dana kita "dipermainkan" ga ya?? Maksud saya, ambil contoh : emiten Seven Brothers. Khusus BNBR harga per lembar saham saat ini adalah Rp 50,- (kata Bro DewaAsmara cuma seharga kacang... hehehe...). Kalo misal ada MI/Sekuritas yang berafiliasi sm BNBR, apa iya mereka "tega" ga support? Atau lebih kasar lagi apa iya ga "dipaksa" bos besarnya buat support?
Ditunggu para master & suhu turun gunung...
Bisa ya bisa tidak
Pertanyaan yang sangat bagus,
Sebenarnya saya mau tulis tentang ini, tapi nanti takut ada yang komplain :)
Ok saya jawab secara bijaksana saja ya, umumnya MI/Sekuritas, pasti ada sedikit-sedikit terlibat dengan perusahaan satu group, sekecil apapun bantuan itu. Tapi kalau menempatkan dana mereka dalam 10 besar saham utama, rasanya tidak, hampir jarang, kecuali memang penjahat tidak tahu malu dan tidak takut kena sanksi dari pengawas.
Biasanya tehnik katrol mengatrol atau membandarkan saham tidak melalui perusahaan satu group, namun melalui tangan ketiga, keempat, kelima. Termasuk mengumpulkan uang dari retail, pasti melalui MI lain.
Kecuali, lewat unit link di asuransi, itu masih bisa dilakukan, tapi tentu saja tidak secara langsung, melainkan melalui pinjaman antar group.
Sorry saya tidak berani cerita banyak soal trik-trik ini, nanti banyak yang tersinggung :)
MNC Ekuitas
Kebetulan saya punya MNC Ekuitas. Kalo di FFS ga nyebutin portofolio-nya kemana aja, cuma sektoral. Untuk bulan Maret saya kemarin minta ke agen-nya langsung isi jeroannya apa saja. Di kasih 5 besar doang, tapi di urutan 1 dan 2 itu masih afiliasi-nya : MNCN (7.48%) dan BMTR (6.28%). So far sih performanya OK, malah kalo menurut saya dari sejak inception luar biasa (KONTAN edisi khusus tanggal 12 April 2012).
Cuma khawatir aja jangka panjangnya, kalo sewaktu-waktu emiten afiliasinya rontok... :))
mnc
saya juga mo ikut mnc... waktu di prospktu gada penjelasan penempatan sahamnya.. truz aku uber marketingnya akhirnya dikasih 5 besar.. tp kok total persentase cm 27persenan yg laen kmana ya
PDM, Finance, dan Kedepannya
Suhu-suhu yg ciaem,:)
mau tanya sedikit kenapa Panin AM masih banyak portofolionya yang di sector finance ya? akhirnya jadi kalah kenceng sama MI yang lain. aku baru di PDM setengah tahun dan baru belajar juga reksadana ini.
menurut brothers & sisters disini, gimana sektor finance ini untuk Quarter selanjutnya ya?
thanks,
ewin
Karena mindset Jak FINA penggerak IHSG
Begini,
Menurut Oom FI dan beberapa suhu di MI asing, penempatan dana di sektor keuangan, karena "it's no need brain" sebab Jak FINA alias Sektor Keuangan masih merupakan motor penggerak IHSG. LQ45 maupun BEI 30, semuanya di dominasi oleh saham sektor keuangan karena "katanya" hanya sektor keuangan yang memberikan "profit" stabil sekitar 20 persen per tahun dan harganya naik bisa lebih dari 20 persen.
Meskipun kalau krisis moneter ataupun ekonomi, yang bisa duluan nyungsep ya sektor keuangan dan sektor pertambangan :)
Sektor yang kebal krisis dan juga penggerak IHSG dalam jangka panjang itu Sektor Consumer Goods. Naiknya tidak besar-besar amat, tapi stabil dan growth terus.
Prediksi sektor IHSG
Terima kasih sis Mel atas artikelnya, sangat insightful terutama pada bagian akhir artikelnya :)
Saya perhatikan dari outlook Februari dan Maret, ternyata ada pergeseran sektor yg mendominasi IHSG. Selama Februari didominasi oleh sektor mining, sementara Maret didominasi oleh konstruksi dan properti.
Ini menjadi menarik, terutama apakah kita bisa memprediksi sektor mana yang akan mendominasi IHSG utk bulan April (atau bahkan utk bulan2 mendatang)? Saya kira ini masih sejalan dengan strategi investasi berdasarkan siklus ekonomi, hanya saja siklus ini lebih detail per sektor. Insight di akhir artikel cukup jelas, keyword nya: pertambangan, infrastruktur dan semen.
Apakah mungkin ada tips bagaimana cara mencermati sektor apa yang diperkirakan akan hangat berdasarkan siklus ekonomi terkini? misal yang belakangan ini sangat nyata: jika ada ketidakpastian inflasi, hindari sektor perbankan dan konsumsi. Apakah sesederhana itu?
Sepertinya cukup menarik kalau kita bisa entry ke reksadana sesuai dengan momentum "tematik" nya :)
Performa per sektor
Bro Gebet,
Usul nih, gimana kalau di investor toolkit selain indikator bursa
ditambah lagi dengan performa per sektor IHSG.
Makin mantap tuh.
Bisa dicoba Bos
Mungkin bisa dicoba bos RD Saham BNP Paribas Star, dia kan semi autorobot berdasarkan pembobotan sektor yang sedang naik daun. Kalau yang non autorobot itu mungkin EMCO Mantap sama Panin Dana Maksima.
Autorobot, Love it!
Kalau bro DewAsmara ndak posting disini, saya tidak pernah buka2 ttg BNP Paribas STAR. Saya sudah lihat prospektus dan product cards, baru sekali ini saja jumpai ada produk yang eksplisit menulis "Investor dapat mengikuti tema sektoral yang sedang tren di pasar."
oke bro, BNP Paribas STAR lgsng masuk radar saya. saya lihat di My Reksadana, sptnya pas sekali sedang momentum utk entry :)
Ini yg saya suka dari komunitas, LOVE IT!
Hallo Numpang
Hallo
Numpang tanya,
Sebaiknya kita punya reksadana saham dari beberapa MI atau lebih baik di pool di satu MI ?
Mohon pencerahannya, masih awam soalnya,,
Thanks buat bro DewAsmara yg dah posting Paribas Star
ternyata krn blm 1th
Waktu itu saya heran kenapa produk ini belum masuk di PortalReksadana Matrix. sesudah ditelusuri, ternyata karena usia produk ini belum genap 1 tahun (baru lahir 15 Juni 2011). Saya sendiri sudah entry ke produk ini, sambil menantikan apa kata PortalReksadana Matrix ttg produk ini pada Juli besok :)
SAM
selama ini emang RD nya bro autogebet?
kalo SAM Indonesia Equity Fund kira2 gimana? dari kinerja sepertinya cukup bagus juga? mungkin ada mencoba?
SAM Samuel Asset Management?
No comment soal SAM, tapi setahu saya dulu sih bagus, karena pernah ditawari untuk main di bursa Nikkei dan Hangseng nya Samuel Sekuritas.
Idem dengan masbro Autogebet
Saya baru ngeh juga kalo ada yang semi autorobot. Terima Kasih masbro DewAsmara.
Sis Rina bagi no hp donk
Sis Rina, bagi no hp donk. Tlg imel ke tian_iyahoo [dot] com. Sy mo konsul ttg asuransi. Thanks