So, What's Your Number?
Jacob: What’s your number? Bretton James: Excuse me? Jacob: The amount of money you would need to be able to walk away from it all and just live happily-ever-after. Everybody has one — it’s an exact number –what’s yours? Bretton James: More. Wall Street – Money Never Sleeps (2010) Percakapan di atas merupakan petikan dari film Wall Street – Money Never Sleeps yang sekarang sedang diputar di 21. Jacob (Shia LeBouf), seorang analis saham bertanya pada Bretton James (Josh Brolin), seorang hedge fund manager sukses. Jawabannya walaupun mengejutkan namun dapat dipahami karena memang Wall Street berlatar belakang krisis global 2008 yang diakibatkan oleh greedines (keserakahan). Apa tidak disebut serakah ketika seseorang membeli dan mencicil rumah dengan jaminan sertifikat rumah sebelumnya yang telah digadaikan? Yah, memang pandangan orang bisa berbeda-beda namun kenyataannya hal inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya housing bubble di U.S. Leverage akan menjadi sahabat kita ketika angin sepoi-sepoi dan akan berbalik menjadi bumerang saat badai datang. Sebenarnya yang menarik adalah inti dari percakapan singkat tersebut. Apakah kita memiliki ’angka’ tersebut? Mungkin saja angka tersebut bernilai cukup besar bagi kita sehingga dapat menjamin hidup kita sampai tua nanti. Bisa juga angka tersebut merupakan angka yang menggambarkan jumlah uang yang ingin kita miliki agar dapat dinikmati sampai tujuh turunan tidak habis-habis :D Pada dasarnya orang itu tidak suka bekerja. Ok, that is a little bit controversial, apalagi jika Anda seorang workaholic. Tetapi jika Anda diberikan pilihan untuk bekerja atau berlibur, mana yang Anda pilih? Pernahkah Anda berangan-angan mengenai quality time yang dapat Anda habiskan bersama keluarga, terlebih lagi jika saat ini Anda harus menghabiskan waktu dari pagi hingga malam untuk bekerja? Bisakah kita membayangkan berapa jumlah uang yang Anda butuhkan sehingga Anda tidak perlu bekerja lagi sampai akhir hayat kita? Setiap orang memiliki angkanya sendiri dan hal tersebut sah-sah saja. Masalah realistis atau tidak bukan menjadi pokok permasalahan ini. Ada yang menyebut orde M, puluhan M, atau bahkan orde T. Mungkin ada juga yang seperti tokoh kita, Bretton James di atas. Tidak ada angka yang pernah cukup baginya atau dengan kata lain greedy. Keserakahan itu seperti air laut. Semakin banyak kita minum, kita menjadi semakin haus. Ok, benar kita mempunyai financial planning yang akan membimbing kita mencapai tujuan-tujuan keuangan kita. Namun terlepas dari itu, ’angka’ tersebut adalah angka ajaib yang akan menyebabkan kita dapat mencapai semua tujuan keuangan kita. Pendeknya, angka tersebut adalah jumlah minimum yang bisa membuat kita ’bebas’. Mungkin angka ini mirip seperti istilah Kiyosaki, financial freedom (terlepas dari kemungkinan Kiyosaki menyebabkan orang termotivasi untuk membeli property yang sebenarnya tidak mampu dibelinya dan mendorong adanya housing bubble). So, what’s your number?
|
Comments
Artikel menarik
Artikel yg menarik untuk d baca
Personal Financial Freedom Number
bro dunkz ...
Just sharing ... paparan yang sama ane baca di buku "Safe Strategies to Financial Freedom". Di part 1 buku itu yang berjudul "What it takes for you to never have to work again". Bahasan tentang financial freedom number dibahas dengan lugas. Dan hasilnya ternyata sangat mencengangkan ... kebanyakan dari kita sebenarnya sudah memiliki sebagian dari angka financial freedom number kita, cuma kita tidak mengarahkan effort kita untuk menuju ke arah sana.
Di buku ini diajarkan juga secara detail cara menghitung financial freedom number. Terlepas dari buku itu, kalo kita merefer pada apa yang dikatakan kiyosaki, defenisi financial freedom adalah memiliki passive income per bulan sebesar 3 kali dari pengeluaran per bulan kita. As simple as that.
Kenapa 3 x, karena dengan 3x kita punya ekses income sebesar 2x dari pengeluaran kita per bulan yang bisa terus kita investasikan untuk memperbesar wealth. At this stage sebenarnya kita bisa mengclaim diri bahwa kita sudah "kaya" dan memiliki financial freedom.
So rule itu juga yang sekarang menggerakkan ane, semua effort ane mengarah ke menciptakan 3x passive income. Kalo itu sudah tercapai ane mo pensiun dini aja ... dan menggapai step selanjutnya yang dikemukakan timothy ferris yaitu "new rich movement" ... suatu keadaan di atas kebebasan financial, yaitu kebebasan atas waktu dan mobility.
hehehe kok jadi ngelantur ...
Kalau anda pikir anda bisa, anda pasti bisa.
Kalau anda pikir anda tidak bisa, maka anda harus bisa.
So kita tidak punya alterlative lain, selain kita harus bisa hehehe ...
Setelah saya pikir2, jadi
Setelah saya pikir2, jadi karyawan sptnya tidak akan bisa memperoleh financial freedom...krn kita selalu terkotakan untuk terus bekerja keras demi gaji yang akan diperoleh di bulan depan. Utk mencapai itu, kita harus membangun bisnis sendiri, bukan sekedar bisnis sampingan...betul gak bro?
3 asset class
bro ...
Bekerja atau bisnis itu tidak penting ...
Itu hanya state of condition saja ...
yang paling penting adalah mencapai financial freedom.
Financial freedom itu bisa dicapai melalui 3 asset class.
1. Paper asset (bisa saham, reksadana, ORI, deposito, dll)
2. Property yang menghasilkan (bisa kost-kostan, condotel, apartement, etc)
3. Bisnis (terserah mo bisnis apa)
Yang paling bagus adalah kita punya 3 asset class itu sekaligus dan memanfaatkannya untuk memperoleh passive income ... biasanya sich dimulai satu satu ... Kalo ane geraknya dari paper merambah ke property dan nanti akhirnya bisnis (sudah menjalani beberapa bisnis tapi masih belon ada yang benar-benar pas nich ... masih terus mencoba dan mencoba).
Ingat real freedom ada pada kata "passive", so kalo menurut ane jika masuk ke dunia bisnis masuklah bisnis yang memerlukan sedikit kehadiran bro ... atau bikinlah sistem yang membuat keterlibatan bro menjadi minimal ... caranya gimana ? coba baca buku "The four hours workweek : Escape 9-5, live anywhere, and join the new rich" karya timothy ferris (ane pengen banget punya lifestyle seperti dia) ... dia mengungkapkan secara rinci cara mengatur bisnis biar bisa berjalan ostosmastis tanpa kehadiran dia, dan membuat dia bisa menggapai level "new rich" ... kemerdekaan terhadap waktu dan kemampuan mobility (dia suka traveling ke tempat-tempat eksotik dunia dan mempelajari hal yang baru hehehe). Caranya dengan menggunakan metode D.E.A.L (Definition, Elimination, Automation, Liberation) ... pembahasan lebih detailnya baca bukunya yeee hehehe
Kalo bikin bisnis yang membuat kita tie ke rutinitas bisnis sich kalo menurut ane cuma memindahkan kesibukan dari bekerja ke bisnis. tapi pada intinya kita masih sibuk hehehe ...
So intinya cari freedomnya bukan cari bisnisnya hehehe ...
Just my opinion bro sbastian.
Lebih suka Norm Brodsky daripada Timothy Ferris
Tetapi saya tidak setuju dengan Timothy Ferris pada satu hal, yaitu dia mengatakan bahwa dia paling suka dengan hanya beberapa big customer daripada banyak small customer, karena kalau dengan big customer, 10 customer saja sudah bisa menghidupi bisnis, dengan catatan misalnya setiap big customer melakukan pembelian sebesar 10% dari total pembelian yang diterima perusahaannya si Timothy.
Kalau saya lebih setuju dengan Norm Brodsky dalam bukunya the knack yang mengatakan bahwa dia paling suka dengan small customer, karena bilamana dia kehilangan beberapa customer, itu tidak akan membahayakan bisnisnya. Tetapi, bilamana dia hanya mempunyai big customer, dan kehilangan beberapa customer tersebut, maka bisnisnya akan dengan mudah goyang dalam sekali tepukan.
Sekian terima kasih
Eko Hermiyanto
Numpang copas
Bro passion, komennya numpang ane copas di forum ane yah.
Perlu diketahui banyak orang, sekedar informasi yang baca di forum tersebut sebagian besar adalah mahasiswa supya mendapatkan informasi yang sangat berguna.
Re: 3 asset class
Thanks atas pencerahannya. bukunya sudah dijual di gramedia, bro?
bukunya ...
buku yang mana nich ...
kalo tentang 3 class asset itu sich dari buku kiyosaki ... silahkan dibrowse sendiri dech buku-bukunya.
Buku 4 hours workweek karangan timothy ferriss juga sudah dijual di gramedia malah sudah ditranslate ke bahasa indonesia, tapi sayangnya translatenya kurang ok, so lebih enak baca yang bahasa inggrisnya langsung ...
happy reading bro ...
buku terakhir yang ane
buku terakhir yang ane maksud....bukunya kiyosaki juga sedang ane lahap...ambil yang perlu2.
SIp ntar ane jalan2 ke toko buku
thanks bro
Sepertinya menarik bukunya
Sepertinya menarik bukunya bro.
Saya coba cari2 dulu deh.
Jadi kepikiran untuk mencari NPV dari perkiraan cash flow di masa datang apabila terus bekerja.
Kalau bisa dapat wealth yang lebih besar dari NPV tsb, apakah sudah waktunya untuk memikirkan hal lain?
pensiun dini ...
kalo sudah tercapai cash flownya ya pensiun dini aja bro hehehe ...
Ane juga udah janji sama diri sendiri untuk berhenti saat 3x passive income sudah di tangan ... Bukan active income ya tapi kudu passive hehehe ...
selama ini ane belajar financial planning, hanya mengajarkan tentang cara menetapkan goal, menyusun rencana, dsb. Tapi jarang ada yang bisa mengajar ane tentang step by step how to get there, which way is the best and shortest way to get there, best practice in investing, dsb. Atau mungkin ane aja yang kurang gaul sama bro eko endarto dan bro taufik gumulya ya hehehe. Jarang juga yang membahas tentang esensi dari financial freedom itu sendiri hehehe, sehingga kita terjebak dalam kotak kerjaan dan bisnis. kayaknya kita bisa bikin kurikulum baru dech bro ... mata ajarannya bukan financial planning tapi seharusnya namanya "Financial Freedom Planning" itu baru menarik hehehe
Re: pensiun dini
Biasanya kalo income bertambah, gaya hidup meningkat, pengeluaran meningkat. kalo sudah punya 3x passive income tapi pengeluarannya pun meningkat 2x lipat gak freedom-freedom dong bro?. Yang saya baca bahwa untuk mencapai financial freedom bukan hanya membutuhkan kecerdasan finansial tapi juga kecerdasan emosi.
bagaimana kita mengolahnya
iya sis, beberapa hari waktu lalu pernah baca di koran..
rahasia kaya bukan masalah "berapa yang kita dapatkan"
tapi "bagaimana kita mengolahnya"
ambil contoh seperti warren buffet,
dia bukan seperti paman gober yg pelit gak beralasan..
tapi dia punya alasan untuk tiap uang yang keluar..
rumahnya masih itu2 aja, walaupun pernah jadi orang terkaya di dunia.
perusahaannya juga ga pernah ngasih deviden.. :p
tepat sekali ...
tepat sekali sis ... defenisi financial freedom memang 3 x pengeluaran ... kalo pengeluaran bertambah ya terpaksa angka untuk mencapai financial freedom ya ikut bertambah lagi ... so maintainlah style hidup kita, bukan berarti harus hidup kere lho ... tapi hiduplah sederhana, then you will get the financial freedom soon ...