Suami men-jatah biaya bulanan kepada istri?

Freddy Pieloor's picture

Dear Rekans,

Selamat siang dan salam sejahtera,

Apakah Anda seorang suami yang selama ini memberi "jatah" uang bulanan kepada istri?
Apakah Anda seorang istri yang hanya menerima saja berapapun "jatah" bulanan tsb.?
Berapa sich sebenarnya "jatah bulanan" yang pantas diberikan kepada istri?
80% kah?
Atau 50% - 50%?

Bagaimana bila ternyata "jatah" tsb. hanya bisa cukup sampai tengah bulan?
Lantas sisa setengah bulan tsb., apakah keluarga harus "puasa"?
Atau istri harus pandai-pandai putar otak dan cari sampingan untuk mencukupkan
"jatah" tsb. dan harus tetap menyediakan makanan nikmat, sehat dan
bergizi setiap hari bagi seluruh anggota keluarga?

Bagaimana pengaturan "jatah-jatahan" yang Anda lakukan dalam kehidupan
keluarga Anda bersama pasangan sehidup-semati Anda?

---------------

Salah satu penyebab perselingkuhan dan perceraian, karena pengelolaan keuangan
/ ekonomi dilakukan secara tidak transparan (entah karena kekurangan uang dan
juga kelebihan uang).

Semoga Anda bersama pasangan telah berbicara dan berdiskusi
tentang ekonomi masa depan keluarga Anda, secara terbuka dan tulus ikhlas.

Jangan hanya bisa buka-bukaan pakaian semata,
melainkan bukalah hati, pikiran dan dompet Anda.

Selamat ber-negosiasi dan ber-sepakat kehidupan keluarga yang menjadi
tanggung jawab Anda ber-dua.

Salam,
Freddy Pieloor
Financial Planner & Book Author
www.MONEYnLOVE.com

Comments

Pengalaman pribadi saya

eko.hermiyanto's picture

Selamat siang,

Saya hanya mau share pengalaman pribadi saya sendiri. Sampai sekarang ini saya belum bisa mengatur keuangan saya secara maksimal, dan saya sampai sekarang masih berusaha mencari tata cara untuk memaksimalkan uang yang saya tabung tersebut.

Nah, ini adalah pengaturan keuangan saya:
1. Total penerimaan sebulan adalah 9.000.000,
2. Untuk budget hidup sebulan 3.500.000,
3. Saving:
a) Reserve darurat bilamana nanti tidak ada penghasilan sebesar 3.000.000,
b) Simpanan pendidikan 500.000,
c) Simpanan untuk pengobatan ke dokter 500.000,
d) Simpanan untuk membeli/mengansur rumah 1.000.000,
e) Untuk disimpan di saham dalam jangka panjang guna retirement sebesar 500.000
f) Sisa dari budget bulanan saya simpan di celengan di rumah, lumayan 2 bulan ini saya sudah mendapatkan lebih dari 2.000.000 rupiah (saya tahu jumlahnya karena setiap ada uang yang mau saya masukkan ke celengan saya selalu mencatatnya di spreadsheet,

Beberapa catatan tambahan:
1. Untuk tabungan di rumah, kalau sudah penuh, saya langsung mau belikan emas,
2. Untuk saham, itu memang betul-betul jangka panjang, yaitu puluhan tahun. Mengingat saya masih umur 28 tahun, berarti itu untuk jangka waktu 37 tahun. Metode saya hanya sekedar memilih index dan melakukan buy and hold,
3. Untuk asuransi jiwa saya belum perlu, walaupun saya sudah ada tanggungan seorang istri (tidak berniat nambah lagi lho ya, hehe), tetapi resiko kematian saya pikir sangat kecil dan akibat finansialnya juga bisa dikatakan kecil, lha wong istri saya masih muda, hehehehe (you know what I mean hehehe),
4. Untuk asuransi kesehatan, saya sudah mencoba menganalisa (dengan pemikiran saya yang cetek hehe) bahwa dampak finansial dari resiko sakit sangat kecil untuk kasus saya dan istri, jadi saya lebih baik membuat satu post tabungan sendiri. Disini, saya memutuskan bahwa saya lebih baik self-insure untuk kasus ini daripada mengalihkan dampak finansial dari resiko sakit ke pihak lain,
5. Simpanan pendidikan itu bukan untuk anak (yang belum jadi, atau lebih tepatnya sengaja belum dijadiin hehehe), tetapi untuk saya dan istri saya. Tetapi, saya sendiri lebih suka membaca buku dan mempelajari sendiri daripada mengambil kursus, dengan keinginan untuk melakukan penghematan. Jadi pos tabungan pendidikan bisa terus-menerus lebih besar, hehehe,
6. Untuk reserve ini saya design untuk nilai 2 tahun, yaitu sebesar 3.500.000 x 24 = 84.000.000, dengan 3 bulan reserve dalam bentuk bank saving account dan sisanya untuk di ORI atau deposit,
7. Untuk membeli rumah, saya memang berkeinginan untuk mengumpulkan aset rumah. Dan untuk ini saya mencoba untuk membeli rumah (tipe yang murah meriah) secara kredit untuk saya pelihara selama mungkin dan dijual di masa depan ketika harga sudah naik,
8. Sebenarnya dari uang 3.500.000 untuk budget hidup sebulan tadi masih dibagi-bagi menjadi beberapa pos pengeluaran yang berbeda, seperti beli beras, lauk-pauk, bensin, kredit motor, biaya kos, pulsa Internet, dll
9. Selain itu saya juga sudah mulai berusaha dibidang perdagangan buku secara kecil-kecilan. Dari sini saya mendapatkan untung yang lumayan (tetapi jumlahnya ya sedikit banget sih, hehehe) dan ini saya simpan di pos khusus, yaitu usaha buku dan tidak saya otak-atik untuk apapun juga,

Jadi dengan kata lain tidak ada yang namanya jatah-jatahan untuk saya dan istri. Yang ada jatah uang dibagi menurut pos-pos tadi yang mana istri dan saya sama-sama saling bisa mengakses.

Tapi ya memang benar, dari pengaturan seperti ini susah luar biasa untuk selingkuh bruakakakakakakaakaka

Kira-kira dengan pengaturan seperti ini apakah sudah cukup baik? Saya sendiri masih berpikir, bahwa uang saya haruslah bisa dikembangkan dengan lebih baik lagi daripada sekedar dengan pengaturan dasar diatas. Mohon sarannya :D

Tambahan

eko.hermiyanto's picture

Oh ya, untuk pos saham index tadi, itu sampai sekarang masih berupa tabungan di bank lho. Saya belum benar-benar membeli reksadana index, karena memang masih tahap baca-baca soal ini. Sebenarnya saya join kemarin hari ke portalreksadana.com karena alasan ini, yaitu pingin belajar reksadana dari para ahlinya, hehehe.

Nah, memang jumlahnya masih kecil, yaitu cuma 500.000/bulan. rencana saya, seketika saya sudah selesai menabung reserve untuk 24 bulan tadi (memang biasanya hanya 3 bulan, tetapi saya tetapi ingin mengumpulkan untuk 24 bulan, mungkin karena saya paranoid, hehe), maka saya ingin mengalokasikan 3.500.000 untuk pos retirement (reksadana index), yang berasal dari 3.000.000 dari pos bulanan untuk reserve dan 500.000 dari pos bulanan untuk retirement.

Ada orang yang nawarin saya UnitLink, tetapi dengan tersenyum saya tolak, karena:
1. Saya sangat berkebaratan dengan biaya akuisi,
2. Saya lebih suka dengan pemisahan antara investasi dan proteksi,
3. Bahkan untuk proteksi-pun saya masih merasa lebih sreg dengan self-insure daripada insurance,

Tetapi, saya sekarang mencoba untuk membaca Security Analysisnya Benjamin Graham, moga-moga saya bisa lebih tahu tentang valuasi saham secara fundamental, sehingga bisa stock-picking sendiri.

Tetapi, saya juga agak sedikit bingung, saya belum melakukan perencanaan terhadap anak. walaupun saya menargetkan untuk punya anak waktu umur sudah mencapai 30 tahun (yang berarti 2 tahun lagi), tetapi perencanaan yang jelas belumlah ada. Punya anak kan mahal, tapi bikinnya aduhai enaknya minta ampun, hehehehe. (saya ga bermaksud porno lho ya, hanya ingin menulis joke sedikit :D)

@ bro eko.hermiyanto pengalamanku

NewBeginning's picture

Bro Eko aku juga sama dengan bro berpikir tidak ada manfaatnya asuransi kesehatan karena yang aku pikirkan adalah bagaimana bisa meningkatkan nilai uang yang kumiliki sehingga aku hanya berinvestasi di Reksadana. aku juga punya pengalaman ke"tipu" dengan unitlink yang mana aku pikir investasi dan agennya juga ga ngerti banget tentang investasi dan asuransi. tapi baru kerasa waktu alm papaku sakit keras. pengeluaran 5 juta sehari masih kurang dan itu berlangsung lebih dari sebulan dan itu semua dari uang investasiku dan akhirnya membuat tujuanku ga bisa kecapai pada waktunya karena uangnya kepakai walaupun banyak juga bantuan dari teman-temannya papa. mungkin bro Eko berpikir yah itu kan orang yang sudah tua yang sakit kan kita masih muda. btw jaman sekarang penyakit ga tau umur, banyak lho yang masih muda sudah kena penyakit. apa anda sudah tau berapa biaya kalau masuk rumahsakit sekarang ini? coba cari tau deh tanya pada yang teman2 anda yang baru masuk rumahsakit. apa cukup simpanan Rp500.000?

Terima kasih pak NewBeginning

eko.hermiyanto's picture

Terima kasih pak NewBeginning atas sharing pengalamannya. Sungguh sangat mencerahkan. Sebenarnya 500 ribu itu adalah budget setiap bulan pak untuk pos medical, yang mana dalam setahun berarti telah terakumulasi sebesar 6 juta rupiah.

@bro Eko.hermiyanto 6juta 1th jml lumayan juga. tapi apa cukup?

NewBeginning's picture

Bro Eko pengalamanku uang 6 juta juga masih kurang untuk biaya masuk rumah sakit. tidak usah terlalu jauh untuk penyakit kritis seperti yg dialami papaku yang jelas2 sangat mahal biaya per harinya. aku juga pernah masuk rumah sakit gara2 demam berdarah sekitar 5 tahun lalu dan seminggu dirawat di rumah sakit biayanya lebih dari 8 juta ini di rumah sakit PIK kelas 3. kebayang kan kebutuhan dananya? jadi menurutku 6 juta kurang. apalagi kalau bro Eko belum sempat ngumpulin setahun udah keburu sakit (walaupun itu hal yang tidak kita harapkan tapi kita ga tau masa depan jadi kita harus antisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi)

Dari saya belajar jadi financial planning ada teknik2 manajemen risiko dalam hidup. risiko biaya sakit itu mengandung unsur kerugian yang besar walaupun dalam kasus bro Eko yang masih muda dan belum pernah sakit itu kemungkinannya mungkin kecil. tapi walaupun kecil tetap ada risiko jadi lebih baik menurutku mengendalikan risiko ini dengan asuransi daripada menanggung risiko yang bisa mengakibatkan biaya yang besar ini sendirian.

saya sendiri bukan penjual asuransi (cuma jadi agen asuransi kerugian hanya untuk pakai sendiri untuk asuransi rumah sendiri) jadi tidak bisa membagikan banyak tentang perhitungannya. namun dari asuransi yang saya miliki dan membandingkan dengan uang yang disisihkan oleh bro Eko yaitu 500.000 sebulan. saya yang lebih tua dua tahun dari bro Eko hanya menyisihkan 375.000 sebulan dan mendapatkan perlindungan asuransi kalau masuk rumah sakit dicover semua termasuk semua biaya obat, alat2 penunjang kesehatan dan operasi ditanggung penuh sesuai tagihan dengan batas masimal 158 juta setahun.

hal2 itu menjadi perhatian saya karena dari pengalaman keluarga saya yang pernah masuk rumah sakit biasanya yang memakan biaya besar adalah obat2an, oparasi dan alat2 penunjang kesehatan ini (yang banyak asuransi biasanya ga bayar penuh sesuai tagihan, ada batas masing2nya). selain itu sudah ada tambahan cover asuransi penyakit kritis dan kl meninggal (yang jumlahnya kecil, sebenarnya masih pengen diperbesar tapi budget masih kurang :) ) dan itu semua saya dapat dari asuransi unitlink yang bisa cover paling lama dibanding asuransi term. selain itu hanya dengan menunjukkan kartu asuransi (buat RS yg sudah kerjasama) jadi tidak perlu repot nombok pakai uang sendiri dulu dan mengurus klaimnya. emang ga gampang nyari yang kayak gini.

jadi sekarang menurut saya ga semua asuransi unit link jelek (seperti yang dulu saya kira setelah merasa ke"tipu" ) hanya perlu lebih berusaha keras cari yang terbaik memenuhi kebutuhan kita dengan budget yang minim yg pas buat kantong kita.

mengenai uang asuransi 375.000 yang di autodebet tiap bulan dari rekening saya, itu kan ga jadi milik saya lagi seperti 500.000 yang bro Eko simpan. ya itu buat saya seperti membayar uang jasa keamanan rumah aja yang ga usah dipikirin lagi (bukan investasi). namun bro Eko dengan menyimpan 500.000 sebulan dalam bentuk liquid seperti itu pertimbangkan juga apa ga kuatir kepakai dananya buat keperluan yang lain2? sehingga kalau sakit malah ga ada uangnya. menurut saya disini butuh lebih banyak kedisiplinan

Asuransi

armita's picture

Pak New Beginning,

Boleh sharing gak pakai asuransi apa yang Bpk bayarnya Rp 350,000 itu.

Dan nama produknya apa?

Terima kasih
Armita. D

Armita maaf aku ga bs share disini

NewBeginning's picture

Armita aku bukan ga mau share. Tp ga enak nyebutin nama produk disini. Kl mau sharing kita japri aja ya.. Btw aku perempuan lho bukan bpk-bpk :) kl mau email aja ke aku feliciawiwih[at]yahoo.com asuransi yg kupake blm tentu bagus jg dipakai Armita krn tiap orang pny kebutuhan dan kemampuan berbeda.

Terima kasih pak NewBeginning

eko.hermiyanto's picture

Terima kasih pak NewBeginning atas reply-nya yang betul-betul sangat bermanfaat. Saya jadi tambah pengetahuan baru dari bapak. :D

Memang betul, bahwa uang 6 juta/tahun untuk meng-cover medical expense sangatlah tidak cukup (untuk kasus-kasus umum yang seringkali kita jumpai). Pertimbangan saya untuk tidak memiliki asuransi kesehatan adalah:
1. Sebenarnya, baik saya maupun istri sudah mempunyai asuransi kesehatan yang disediakan dari kantor (tetapi memang tidak bisa men-cover banyak hal) bahkan dalam beberapa sisi sama sekali tidak bisa diandalkan,
2. Saya memberanikan diri untuk self-insure karena, saya sendiri sudah (hampir) mempunyai jumlah reserve untuk hidup 2 tahun, home saving, pos retirement, pos edukasi yang bisa saya ambil untuk medical expense bilamana memang diperlukan, walaupun saya berpikir pasti saya tidak sampai perlu melakukan hal ini sampai sepuluhan tahun ke depan,
3. Resiko sakit untuk saya dan istri sangatlah kecil (saya melakukan perhitungan sejak masa hidup saya di Solo dan di Jakarta beserta kondisi yang berbeda di spreadsheet). Tetapi perhitungan ini ya hanya sekedar ala kadarnya saja,
4. Saya menilai, bahwa semakin lama aset saya semakin bertambah, baik yang liquid maupun yang tidak, sehingga dalam jangka waktu 10 tahun, nilai aset lebih besar daripada biaya medical, dan karenanya semakin membuat pengalihan resiko ke pihak ketiga tidak diperlukan,

Memang bagi banyak orang, strategi yang saya terapkan sangatlah sembrono dan bersifat spekulatif. Tetapi, dengan cash yang saya punya sekarang ini, dampak finansial yang diakibatkan oleh resiko sakit menjadi tidaklah masalah (atau paling tidak, begitulah yang saya rasakan).

Mengenai disiplin, saya agak sedikit beruntung karena saya memiliki sedikit disiplin yang cukup bagus, hehehehe.

@bro Eko.hermiyanto salut dg kedisiplinan bro

NewBeginning's picture

bro Eko.hermiyanto aku salut dg kedisiplinan bro. Tidak banyak orang yang punya kedisiplinan seperti bro. Tp aku agak bingung jg dg pernyataan membuat perhitungan risiko sakit bro dan istri dengan spreadsheet itu spt apa? Aku juga mau coba tuh.

@ Eko.hermiyanto

rdlshell's picture

hai hai hai... mau tanya adakah orang yang bisa menghindar penyakit demam berdarah? atau terkena virus hepatitis misalnya....atau thypus? Apakah bro selalu makan dari rumah? tidak pernah jajan atau makan direstaurant. perlu dipikirkan ada hal hal yang diluar kekuasaan kita. Kalau ini terjadi kemungkinan besar investasi bro akan terambil, maka setengah hancurlah usaha investasi yang sudah dijalankan.

the best insurance

symphony's picture

mau menambahkan nih... =)
asuransi terbaik itu ya olahraga yang teratur, jgn merokok dan minum, berkendara hati2, bersosialisasi secara positif, banyak tersenyum, istirahat secukupnya, dan periksa kesehatan secara rutin.
saya percaya nasib buruk itu sebagian besar bisa dicegah koq...
unitlink? no need.

Wah dari nasihat-nasihat

eko.hermiyanto's picture

Wah dari nasihat-nasihat tersebut, saya masih kurang soal merokok dan periksa kesehatan secara rutin :D

Untuk soal rokok, saya kadang bertanya-tanya mengenai data yang digunakan untuk membuat regression analysis-nya. Tetapi ini bukan excuse saya lho ya, hehehehe. Karena saya merokok malah baru-baru ini, dan saya sudah mengetahui mengenai hasil studi tentang bahaya merokok sejak lama.

Jangan lupa

irone78's picture

Jangan lupa berdoa sama Yang diatas juga bro :)
S##t does happen...berkendara hati2 juga tidak menjamin hahaha

Unit link atau traditional masing2 ada plus minus nya.
Tinggal dipilih mana yang lebih cocok untuk kebutuhan bro n sis.

Hati-hati pilih asuransi kesehatan

DewAsmara's picture

Saya hanya menyarankan, bagi para member portal yang ingin membuka asuransi kesehatan, sebaiknya pilih asuransi kesehatan tradisional. Jangan beli unitlink. Dan pilih asuransi kesehatan yang langsung menggantikan biaya pengobatan.

Pengalaman pribadi saya, tidak semua asuransi serta merta mengganti biaya pengobatan, tapi harus saya nombok dulu dan waktu pencairannya cukup lama, plus tambah lagi, setengah mati harus mencairkannya.

Fyi, biaya pengobatan sekarang sangat mahal ya, untuk general check up saja bisa dua juta rupiah, kalau mau paket super komplit bisa kena lima sampai tujuh juta rupiah. Itu baru check up. Biaya dokter saja bisa 100 ribuan, belum obat-obatnya. Obat darah tinggi saja bisa habis lima juta sebulan. Dsb. Lebih baik melakukan gaya hidup sehat, makan yang sehat, olahraga rutin dan terakhir, ikut investasi, atau ada back up di asuransi tradisional. Anyway, betul, penyakit sekarang tidak lihat umur, yang meninggal umur 30an karena penyakit-penyakit ala orang tua juga sudah banyak sekarang.

Detailnya soal begini bisa minta pendapat dari Pak Eko atau Financial Planner yang lain.

@ Dewa Asmara, asuransi kesehatan

rdlshell's picture

hellooooo, yg bro ambil adalah asuransi kesehatan dalam bentuk santunan, yaitu sehari sejumah Rp. xxxxxxxx, preminya lebih murah dibanding asuransi kesehatan yang mengganti biaya keseluruhan, bahkan penambahan santunan harian untuk biaya transportasi selama dirumah sakit. Btw selama pengajuan klaim dalam bentuk yang benar dan dokumennya lengkap, pada umumnya 14 hari kerja perusahaan asuransi akan menggantinya, dan sebaliknya. pahami produk asuransi yang anda beli, sesuaikan dengan kebutuhan anda, agar anda tidak kecele.

Sebaiknya jangan diulangi lagi komen seperti ini

DewAsmara's picture

Maaf Mbak Sheil,
saya tahu anda orang asuransi dan cerdas serta pintar, tapi tolong jangan langsung mengomentari tanpa tahu duduk perkaranya apalagi kalimat anda tidak begitu berkenan di cuaca yang sedang panas seperti sekarang ini. Lagipula saya tidak membeli produk anda ataupun menjelek-jelekan tempat anda bukan?

Saya tidak pernah membeli produk asuransi tanpa tahu latarnya. Asuransi yang saya maksudkan adalah asuransi yang merupakan produk kerjasama antara perusahaan tempat saya semasih bekerja dahulu dengan perusahaan asuransi asing di negara tempat saya bekerja (luar Indonesia). Jadi saya hanya bisa terima jadi saja produk itu. Karena perusahaan tidak memberikan opsi memilih produk yang lain.

Statement saya yang sebelumnya hanya untuk mengingatkan supaya tidak langsung percaya begitu saja jika kantor mengatakan kita sudah di asuransikan. Sebaiknya cross check lagi dan pelajari secara seksama perjanjian antara perusahaan tempat kita bekerja dengan asuransi tersebut. Dan apalagi jika perusahaaan ada yang sampai mempromosikan unit link tanpa tahu unit link itu apa.

kalau paham

rdlshell's picture

Hai Bro... santai aja saya menuliskan kebenaran. Kalau Anda paham Anda paham betul, Anda tidak akan menulis seperti itu. Maaf saya bukan agen asuransi yang pandai, saya masih belajar terus menerus karena produk berkembang terus.

saya pikir anda salah paham

DewAsmara's picture

saya pikir anda salah paham, tapi sudah lah daripada memperpanjang masalah, dan demi kemajuan portal ini, kita tutup sampai di sini.

peristiwa langka di portalreksadana

NewBeginning's picture

wah ada peristiwa langka di portalreksadana nih. Ada perang bintang terjadi antar para suhu :) Bakal seru nih. Nyimak dulu akh.. Siapatau dpt ilmunya. Mohon bimbingannya bro dewaasmara & sis rdlshell

Tips n Tricks jatah-menjatah

Rahadyan KUSUMA's picture

Bagi-bagi dong om, ilmu financial planning-nya...terutama bagian "jatah-menjatah"

Harus "adil" dan "seimbang"

eko.hermiyanto's picture

Harus "adil" dan "seimbang" pak, hehehehehe

kalo siap susah, lebih mudah siap senang

war_no's picture

emang lebih baik kalo saling terbuka, kalo berdua siap susah, insyaalloh lebih mudah pada saat senang.
tapi kalo hanya "siap senang", tentu lebih sulit saat susah.

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.