Apakah ETF akan Tumbuh dengan Baik di Indonesia 3-5 Tahun Lagi?
Pertanyaan bro anakjkt adalah : "Apakah ETF akan tumbuh dengan baik di Indonesia 3-5 tahun lagi?". Pertanyaan persisnya begini:
Oleh karena itu, saya akan jawab dari kedua sisi tersebut. Tetapi sebelumnya mungkin saya perlu ingatkan sekali lagi bahwa ETF adalah REKSADANA. Ada beberapa perbedaan, tetapi bisa dikatakan perbedaan utamanya adalah bahwa ETF diperdagangkan di bursa saham sedangkan reksadana 'biasa' tidak. Sekarang kita bicara spesifik, yaitu dalam hal ini bicara tentang ETF R-LQ45X. Seperti kita tahu, ETF ini mencoba untuk 'meniru' pergerakan index saham LQ-45. Seandainya dalam 3-5 tahun ini, Index LQ-45 mengalami rebound, maka tentu saja nilai dari ETF ini akan naik mengikuti rebound tersebut. Meskipun demikian, di sini mungkin ada baiknya saya menambahkan sesuatu. Dari pengamatan saya setelah masuk ke instrumen R-LQ45X, Investor ETF ini akan mengalami kendala ketika pasar sangat volatile (bergejolak seperti saat ini). Terkadang investor yang ingin melakukan pembelian tidak bisa menemukan penjual karena spread jual-beli yang ada di pasar sangat besar, bahkan terkadang tidak ada penjual sama sekali. Padahal di saat seperti ini, justru merupakan saat yang tepat untuk melakukan pembelian. PS: Untuk 'adilnya', perlu saya tambahkan juga bahwa dalam keadaan normal (bahkan ketika dalam bear market pun, asalkan tidak volatile sekali), spread jual-beli ini cukup kecil, dan seringkali hanya sebesar Rp 1. Mungkin dalam hal ini, pengelola ETF tersebut (Indopremier) perlu meningkatkan peran market-maker mereka. Akan lebih ideal jika seandainya mereka lebih aktif masuk sebagai penjual (dengan harga yang 'wajar' sesuai NAB ETF tersebut). Dengan demikian calon investor yang berniat melakukan pembelian tidak hanya bisa 'gigit jari' karena tidak bisa melakukan pembelian di saat harga begitu atraktif. Tanpa peran market-making yg lebih aktif dari Indopremier, saya pribadi berpendapat (bukan pendapat Reksadana.com ya? :) ) mungkin ETF ini akan lebih sulit berkembang. ------oOo----- Jika kita bicara apakah 'dunia' ETF Indonesia (secara keseluruhan) akan bisa lebih berkembang di kemudian hari, maka mungkin pada akhirnya akan kembali kepada apakah ETF-ETF di Indonesia bisa menawarkan suatu 'kelebihan' yang nyata dibandingkan dengan reksadana 'biasa' Di Amerika misalnya, ETF Index mempunyai struktur biaya manajemen yang sangat kecil, bahkan lebih kecil daripada reksadana Index (bisa hanya 0,07%), meskipun harus diingat juga bahwa investasi ETF index akan terkait juga dengan komisi broker saham. Di luar negeri sana, tergantung dari besarnya nilai investasi dan faktor pajak, sebagian investor akan lebih bagus berinvestasi melalui ETF (dan sebagian lainnya akan lebih baik berinvestasi melalui reksadana index 'biasa')... Mudah-mudahan seiring berlalunya waktu, para MI lain juga tertarik untuk melahirkan produk ETF sehingga dunia ETF semakin kompetitif. Dengan demikian para investor bisa menikmati juga 'murah'nya investasi di ETF seperti investor di luar negeri..
|
Comments
investasi atau spekulasi?
mau sharing aja nih, kmaren2 sy sempat ngobrol sm penulis favorit sy.
beliau bilang kebanyakan org tidak bisa membedakan antara berinvestasi dan berspekulasi.
beliau jg mengatakan hanya ada 3 tipe investor:
1. investor yg tidak tahu pasar dan tahu bahwa ia tidak tahu
2. investor yg tidak tahu pasar tapi merasa dirinya tahu
3. investor yg tidak tahu pasar dan tahu ia tidak tahu tapi dibayar mahal untuk pura2 tahu
saya lihat juga menentukan timing pasar tidak berhasil buat kebanyakan orang, buktinya lewat analisa2 teknikal yg selalu salah. fibonansi bilang begini taunya market begitu, MA konfirm begini taunya market tembus juga level sebaliknya.
jd inilah pertanyaan untuk dipertimbangkan:
analisa teknikal=spekulasi? analisa fundamental=investasi?
mohon masukan dr semua, bagaimana pandangan anda ttg ini?
oya kawan2 gimana nih kabar ETF LQ45 setelah 4 tahun...
kawan2 ada yg uda invest di ETF? boleh share donk pengalamannya?
Seperti saudara kembar :)
Investasi dan Spekulasi itu seperti dua saudara kembar, tapi tidak serupa :) Yang pasti, spekulasi itu risikonya tidak ter-manage secara baik, dan pelaku tidak tahu / setengah tahu apa yang dia lakukan. Benar-benar tinggi unsur gamblingnya.
Investasi itu risiko ter-manage dengan baik, dan pelaku harus tahu apa yang dia lakukan. Reksadana itu lebih banyak unsur investasinya ketimbang spekulasinya, kecuali si pembeli berspekulasi dengan market dan memperlakukan reksadana seperti trading jangka pendek.
Trading saham, tidak semata memakai unsur analisa tehnikal saja, tapi harus ada analisa fundamental, analisa momentum, analisa psikologi pasar dan analisa rumor, dsb. Kalau pure tehnical analysis jatuhnya jadi seperti main togel atau mickey mouse di petak sembilan :D
Jujur saja, dari semua trader saham dan analisa pasar modal, hanya sebagian kecil saja yang benar-benar menguasai trading saham. Malahan banyak yang cari uangnya bukan dari pasar modal tapi justru dari mengadakan pelatihan kursus-kursus pasar modal :D Ironis.
Itu sebabnya saya bilang, inti perbedaannya justru di how to manage risk. Main saham juga bisa dibilang investasi kalau menggunakan prinsip-prinsip risk management dan portfolio investment. Tidak hanya pure technical analysis.
ETF masih susah lah. Daripada main ETF LQ45, mendingan invest di reksadana berbasis portfolio LQ45 seperti Kresna Indeks 45. Masalahnya pasar modal kita masih belum efisien (meminjam kata para eksekutif fund manager). Kalau sudah efisien, yang naik daun bukan lagi reksadana tapi ETF.
fee etf kecil - that's the problem
kalo boleh ikutan nimbrung. dari informasi yang saya terima, ETF itu fee nya kecil bagi para MI. makanya tidak berkembang dan tidak akan digarap lebih banyak dalam waktu dekat? why? karena mereka lebih suka ngurusin KPD/ discre fund dan produk mereka yang lain...toh, dari asuransi unit link dan dapen mereka sudah lebih dari "cukup".sementara untuk menciptakan ETF, akan ada biaya2 marketing lain yang mahal..termasuk pencatatan di bursa. ini jelas dihindari dalam keadaan sekarang ini. saya rasa, seharusnya koran Kompas dan Bisnis..dan siapapun yang menelorkan index acuan itulah yang seharusnya membuat ETF sebagai "pemancing". jangan andalkan MI yang memang pada dasarnya adalah "fee-oriented".hayo..siapa yang bisa ngerayu Oom Jacob Oetama?
bro Nikken... kabarnya ETF
bro Nikken... kabarnya ETF R-LQ45 X membagikan dividen tiap 3 bulan ya? bener gak sh?
asik juga ya kalo ada pembagian tunai seperti itu, apalg ada emiten yg cukup royal bagi dividen (ASII, INCO). Nah kalo dibandingkan dengan RDI menguntungkan mana ya?
setuju ...
Setubuh dengan bro nikkentobi & bro dunkz ...
saya dulu juga punya harapan besar tentang ETF ... sayangnya disini belon begitu berkembang ... so terpaksa belon dijadikan kendaraan investasi ... Parameter utama investasi ane yaitu : tingkat likuiditas dan instrumennya harus diterbitkan oleh "big player" juga tidak direpresent dalam keadaan ETF saat ini ... so ane terpaksa minggir dulu dech ... hehehe
Seorang Newbie - P a s s i o n 4 U
Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend.
@Likuiditas ETF
Setuju bro. Hal yang paling bikin gregetan dari ETF saat ini adalah bid offer spreadnya. Sepertinya hal ini terkait dengan aturan autoreject yang hanya 10%. Dengan nilai autoreject yang kecil tsb, maka market maker akan kesulitan untuk melakukan fungsinya karena dia tidak bisa jualan saat auto reject bawah tersentuh atau membeli saat auto reject atas tersentuh.
Yang lebih penting lagi, masih belum banyak investor yang berminat pada ETF ini :)
"invest your time before invest your money"
visit my blog at http://warung-reksadana.blogspot.com