Memahami Karakteristik Reksadana Saham
Berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan banyak investor, pertanyaan "Harusnya kan MI bisa memprediksi kalau market akan jatuh, jadi seharusnya mereka bisa jual sahamnya dulu - bisa juga cut loss - nanti baru beli kembali di harga yang lebih rendah. Kenapa didiamkan saja portofolionya?" sering mengemuka dan sering menjadi pertanyaan yang emosional bagi investor, terutama yang sudah mulai panik melihat trend penurunan indeks. Menurut hemat penulis, pertanyaan tersebut muncul dari nasabah yang belum memahami esensi dari reksa dana saham. Penulis sering menjelaskan sbb: untuk reksa dana saham, terlepas ada atau tidaknya aturan mengenai batasan minimum 80% di saham dalam batasan investasi reksa dana saham, kecil kemungkinan MI akan berani menurunkan porsi sahamnya secara signifikan. Mengapa? karena selalu ada kemungkinan indeks berbalik arah dengan cepat. Lain halnya dengan reksa dana campuran, yang batasan investasinya memang memiliki fleksibilitas yang memungkinkan MI menaikkan atau menurunkan bobot saham secara lebih leluasa. Dan seperti kita ketahui, dalam kondisi bearish, reksa dana campuran bisa lebih sedikit penurunannya dibandingkan indeks namun pada kondisi bullish, reksa dana campuran sulit untuk mengikuti kenaikan indeks. Jadi sebaiknya nasabah diberi pengertian bahwa kinerja reksa dana saham akan sangat berkorelasi dengan naik-turunnya indeks. Sementara untuk nasabah yang berharap penurunannya tidak sedalam penurunan indeks, pilihannya adalah reksa dana campuran. Konsekuensi berinvestasi di reksa dana campuran adalah potensi imbal hasilnya lebih rendah daripada reksa dana saham. karena risikonya juga lebih rendah.
Investor juga perlu diberi pengertian bahwa sulit sekali memprediksi
Investor perlu memahami bahwa sangat tidak mudah (jika sulit untuk Perlu dipahami pula bahwa reksa dana saham sejatinya adalah instrumen investasi jangka panjang yang cocok untuk investor yang memiliki kapasitas untuk menunggu. Dengan adanya kapasitas ini berarti investor tidak perlu terlalu concerned dengan fluktuasi pasar dalam jangka pendek, melainkan lebih berpegang pada potensi reksa dana untuk menghasilkan pertumbuhan investasi dalam jangka panjang. Terkait dengan horison jangka panjang ini pengelolaan reksa dana bertumpu pada analisa fundamental (identifikasi katalis dan potensi laba emiten di masa mendatang), bukan pada analisa teknikal yang memonitor pergerakan indeks jangka pendek (identifikasi support dan resistance level).
Syukurlah penulis saat ini mendapati bahwa sudah jauh lebih banyak
|
Comments
belajar,, belajar,,, supaya pintar
saya masih awam soal reksa dana, dan baru mulai belajar. ada hal
yang ingin saya tanyakan, ketika membaca artikel di majalah investor
saya menemukan bahwa istilah asset under manajemen/dana kelolaan itu
berbeda dengan NAB/NAV. ketika melihat sebuah data reksadana dari
sebuah situs,, nilai NAB sama besar dengan nilai AUM, sebenarnya apa
sih yang dimaksud dengan Asset Under manajemen/dana kelolaan sebuah
reksadana, dan apakah sama pengertiannya dengan NAB?
satu lg pertanyaannya, kalo tidak keberatan,,
mengapa dalam penilaian reksadana, penilaian yang dilakukan biasanya menggunakan rentang waktu 1, 3 dan 5 tahun, mengapa seperti itu??
+2=^.^
AuM dan NAB
AuM adalah singkatan dari Assets under Management, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah dana kelolaan.
NAB atau Nilai Aktiva Bersih adalah nilai pasar wajar dari portofolio dikurangi dengan biaya-biaya (termasuk di dalamnya imbalan jasa manajer investasi, imbalan jasa bank kustodian, komisi pialang, pajak). Jika NAB dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar, maka didapatlah NAB/unit yang dipublikasikan di media massa.
Sebenarnya AuM dan NAB sama saja. Namun biasanya peringkat MI ditentukan berdasarkan besar AuM-nya.InI disebabkan karena AuM mengacu pada jumlah dana yang dikelola oleh sang MI.Sedangkan istilah NAB lebih mengacu pada nilai portofolio.
Mel :)
AXA ??
saya di tawarin ikut AXA sama temen saya katanya ini infestasi yang bagus, saya dianjurkan ikut Progresive Money dan dynamic money, yang saya tanyakan
1. PM dan DM itu apa ? apa termasuk reksadana ?
2. Apakah AXA cukup handal atau dpt dipercaya ? ( mempunyai fondasi yang kuat ) ?
3. Kalau saya lihat keadaan sekarang apa menguntungkan ? kira2 berapa lama investasi ini ? he3x... .. maaf ya kalo pertanyaan saya seperti anak SD.
AXA lagi
Nimbrung ah
Kebetulan saya di asuransi, jadi sedikit banyak tau tentang AXA. Yang perlu ditanyakan adalah:
1. pembayarannnya regular (bulanan, semester, atau tahunan), jika pembayaran seperti ini, berarti produk Unit Link. Jadi sebagain uang yang dibayarkan akan dialokasikan kedalam premi, sebagian lagi ke investasi.
2. Bila pembayaran sekaligus, produk tetap Unit Lintk, seluruhnya dana akan dialokasikan kedalam investasi.
PM atau DM itu hanya sebagai produk investasi, kalau di RD mungkin Reksadana Saham atau Reksadana Campuran. Pemilihannya sesuaikan dengan profile resiko anda (isi form profile resiko)
Perusahaan AXA sendiri sebagai perusahaan asuransi adalah perusahaan yang kuat, karena termasuk perusahaan asuransi besar dunia. Nah bila untuk investasinya di AXA, bro Mathew silahkan baca-baca disini. Banyak sekali kok bahan belajar disini. Setelah baca-baca bro pasti sudah dapat mengambil keputusan.
Selamat belajar, bila masih bingung, silahkan tanya lagi, pasti banyak yang membantu.
Salam
Rina DL
Mohon Maaf Lahir Bathin
produk AXA
Hallo Matthew,
Apakah kamu sudah mendapatkan informasi mengenai kedua produk ini? Karena AXA adalah perusahaan asuransi, produk ini adalah unit-linked, bukan reksa dana.Unit-linked adalah produk yang menggabungkan asuransi dan investasi di mana komponen asuransinya disediakan oleh perusahaan asuransinya sedangkan komponen investasinya biasanya diserahkan kepada manajer investasi untuk dikelola, bisa sebagai portofolio tersendiri maupun diinvestasikan dalam bentuk reksa dana.
Saran saya adalah mintalah brosur atau produk card kedua produk tsb dan pelajari dengan seksama. Kalau perlu kunjungi juga website AXA karena biasanya di sana tersedia beragam informasi, mulai dari alamat dan no kontak perusahaan, laporan keuangan perusahaan, struktur manajemen,informasi produk sampai statistik tentang produk. Dengan mempelajari semua informasi tsb anda dapat mengkaji apakah perusahaannya bonafide atau tidak, bagaimana kinerja bisnisnya - apakah sehat atau sedang merugi misalnya dan lain sebagainya.
Nah, kalau setelah itu masih ada yang kurang jelas, cobalah menghubungi customer service untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Pertanyaan lebih detil mengenai produk mungkin tidak bisa ditangani oleh customer service, jadi cobalah tanyakan apakah anda bisa berkonsultasi dengan product specialist karena product specialist adalah mereka yang mendesain produk sehingga seharusnya sangat mengerti struktur dan cara kerja produk tsb.
Selamat berinvestasi!
Ada kalimat yang ingin saya
Ada kalimat yang ingin saya garis bawahi yaitu "Invetor Perlu Memahami" dan " Investor perlu diberi pengertian. Siapakan yang harus menjalankan peran tersebut diatas, yang pertama tentunya investor itu sendiri dengan membaca prospektus atau mencari kesumber lain. Salah satunya adalah CSO atau Wakil Agen Penjual Reksadana.... Nah..banyak tuh yang kecele mendapatkan informasi yang keliru...seperti : "dijamin", "pasti untung"...sampe2 ada yang taruh uang pensiunnya kesana dan gigit jari setelah tau faktanya ini tidak ada jaminan disaat harga jatuh.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah para agen unitlink yang obral produknya dengan beragam hadiah yang sebenarnya mereka sendiri tidak paham isi dari unitlink itu...ini benar2 menyeramkan.... bayangkan saja kalau ada orang yang terbuai dengan return dalam unitlink dan melakukan redeem besar2an karena kecewa (baru tau ternyata salah perpsepsi) dan panik karena informasi market crash yang tidak dipahami dengan benar...bisa bangkrut MI... Jadi memang sangat penting sekali informasi dari para agen yang berkompeten untuk menjelaskan produk yang mereka tawarkan...
Salah satu pengalaman diatas terjadi sama salah satu manager di tempat saya.... pengennya tenang menyiapkan biaya anak untuk kuliah...sekarang malah tambah stress karena pensiun 3 tahun lagi..
Pekerja SDM - A Learner
it takes two to tango
Hallo,
Terima kasih atas masukannya. Memang saya sering mendengar komentar serupa tentang masalah edukasi, baik edukasi terhadap investor maupun terhadap agen penjual reksa dana.
Untuk nasabah, selain kesadaran untuk teliti sebelum membeli, juga perlu komitmen dari MI dan agen penjual untuk transparan dalam memberikan informasi dan tidak mengobral janji-janji muluk. Saya akui ada oknum-oknum, baik dari pihak MI maupun agen penjual yang sering melanggar salah satu atau kedua kewajiban tersebut.
Peraturan Bapepam-LK secara eksplisit melarang MI maupun agen penjual untuk menjamin, menjanjikan atau memberikan informasi yang menyesatkan dalam menjual produk.Tapi memang dalam praktiknya, pelanggaran sering terjadi karena penegakan hukumnya lemah dan investor seringkali tidak tahu akan adanya larangan ini, sehingga tidak tahu kalau pihak penjual telah melanggar aturan dan bisa dituntut secara hukum. Lebih parahnya, karena ketidaktahuan ini pulalah ada investor yang kemudian menganggap pelanggaran itu bukan pelanggaran, melainkan hal yang lazim. Misalnya, ada yang menganggap bahwa tindakan satu MI yang menjanjikan imbal hasil tertentu adalah hal yang wajar sehingga ia pun kemudian menuntut hal ini kepada MI-MI yang lain, dan kecewa atau marah-marah jika tidak dituruti kemauannya.
So it takes two to tango...selain edukasi dari pihak MI kepada agen penjual dan investor, investor juga perlu lebih kritis dan tidak malas membaca prospektus atau mempelajari produk investasi sebelum memutuskan untuk membeli. Saya yakin jika investornya makin canggih dan kritis, MI dan agen penjual yang nakal pun akan tersisih dari kompetisi.
it takes two to tango
Hallo,
Terima kasih atas masukannya. Memang saya sering mendengar komentar serupa tentang masalah edukasi, baik edukasi terhadap investor maupun terhadap agen penjual reksa dana.
Untuk nasabah, selain kesadaran untuk teliti sebelum membeli, juga perlu komitmen dari MI dan agen penjual untuk transparan dalam memberikan informasi dan tidak mengobral janji-janji muluk. Saya akui ada oknum-oknum, baik dari pihak MI maupun agen penjual yang sering melanggar salah satu atau kedua kewajiban tersebut.
Peraturan Bapepam-LK secara eksplisit melarang MI maupun agen penjual untuk menjamin, menjanjikan atau memberikan informasi yang menyesatkan dalam menjual produk.Tapi memang dalam praktiknya, pelanggaran sering terjadi karena penegakan hukumnya lemah dan investor seringkali tidak tahu akan adanya larangan ini, sehingga tidak tahu kalau pihak penjual telah melanggar aturan dan bisa dituntut secara hukum. Lebih parahnya, karena ketidaktahuan ini pulalah ada investor yang kemudian menganggap pelanggaran itu bukan pelanggaran, melainkan hal yang lazim. Misalnya, ada yang menganggap bahwa tindakan satu MI yang menjanjikan imbal hasil tertentu adalah hal yang wajar sehingga ia pun kemudian menuntut hal ini kepada MI-MI yang lain, dan kecewa atau marah-marah jika tidak dituruti kemauannya.
So it takes two to tango...selain edukasi dari pihak MI kepada agen penjual dan investor, investor juga perlu lebih kritis dan tidak malas membaca prospektus atau mempelajari produk investasi sebelum memutuskan untuk membeli. Saya yakin jika investornya makin canggih dan kritis, MI dan agen penjual yang nakal pun akan tersisih dari kompetisi.
Bis Kota dan City Car
Sis Mel,
Yg sy tau, MI & produk RDS itu ibarat supir & bis kota-penumpangny banyak (dana investor dlm jmlh buessar), sdgkan investor retail ibarat city car, tp dua2nya harus tau & patuh rambu2 lalin (TA,FA,aturan Bapepam/BEI dll) spy selamat.
Masalah biasanya muncul kl ada kemacetan (krisis/bearish), si bis kota susah bermanufer krn bodynya bongsor & muatannya berat, sdkn si city lebih lincah. Bayangkan kl si bis mau ambil U Turn atas (exit), dia harus berfikir keras spy tdk menambah kemacetan (index + anjlog=NAB+turun), si city mah tinggal ngasih receh ke pak ogah.
Perjalanan mang panjang, jd wajar kl ada pnumpang yg kecapean krn fisik & mental gak kuat trus minta berhenti/istirahat di U Turn atas & jalan lagi kl kmacetan dah berkurang. Tp kl supirnya gak bisa berhenti, tawarin ke penumpang itu untuk ganti bis yg lain bukan malah diajak manurung, gmn kalo remnya blong ? bisa copot jantungnya,perjalanan panjang jd pendek deh. Tp apa ada supir yg mau bisnya kosong?
BTW,bis sy jg dah manurung jauh, tp dlm situasi gini, sulit nyari supir & bis baru yg lihay, jd duduk manis & fasten seat belt aja, plus berdo’a spy badai krisis cm numpang lewat, aamiin…
Regards,
EcoS
INVESTASIKAN DUNIA MU UNTUK AKHERAT MU
Bukan bus kota tapi bus AKAP :p
Hahaha... Analogi yang menarik dan sangat kreatif! Tapi mungkin reksa dana saham itu lebih tepat dianalogikan sebagai bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) karena tujuannya jauh dan waktu tempuhnya panjang (kebutuhan investasinya untuk masa yang masih jauh dan horison investasinya panjang). Jadi penumpang busnya harus punya kesabaran, bahwa untuk selamat sampai ke tujuan ia harus siap menghadapi macet di titik-titik tertentu selama perjalanan (dalam investasi di RDS berarti investor harus siap menghadapi koreksi pasar dalam jangka pendek).
Saya rasa kondisi krisis saat ini mungkin seperti kondisi lalulintas saat mudik Lebaran; butuh kesabaran ekstra dan niatan teguh untuk sampai ke tujuan. Tapi tidak perlu berkecil hati apalagi patah arang karena toh tujuannya baik :)
bus kota bro eco
>bagaimana jika supirnya di "swing" saja bro - lalu ganti ojek saja beres..he he he
>kemarin saya dpt saran yg agak "waras" dlm suatu gathering rutin, yaitu bagi investor < 1th tahan sajalah-sdh berdarah-darah sih / bagi investor >2th yg sdh ikut menikmati bullish,jk krisis bikin tdk bisa makan & tidur enak-redeem deviden sebagian, biar nanti jika index rebond msh kebagian lagi / bagi yg jantungnya kuat bertahan saja dipasar / tdk ada saran top up apalagi di RDS saat ini / rebalancing tdk banyak guna,wong hujannya merata
saran
saya baru baca2 lagi postingan 2 th yl... ternyata masih relevan untuk saat ini. rasanya saran ini akan langgeng selamanya...
tks...
Nasabah MAMI
saya baru invest reksadana tahun ini, karena menggunakan metode dollar cost averaging jd tidak perduli kondisi pasar sedang bearish spt ini saya tetap mau invest, tp kenapa hari ini MAMI sedang tidak boleh ada pembelian ya, uang yg sudah ditransfer akan dikembalikan katanya karena sedang direview Bapepam, maksudnya apa? apakah karena pasar sedang bearish, kalau tidak bisa beli berarti tidak bisa redeem juga bukan?...tidak paham ilmunya. tolong diberi pencerahan. tks.