Memahami Konsep Marked To Market
Tulisan ini dibuat untuk menerangkan tentang konsep Marked To Market dan memberikan ilustrasi mengapa konsep ini perlu diterapkan dalam valuasi portofolio. Instrumen investasi seperti obligasi dan saham umumnya diperdagangkan di pasar sehingga selalu terjadi perubahan atau fluktuasi harga. Mengingat karakteristisk inilah yang memberikan potensi keuntungan maupun kerugian kepada investor, maka setiap portofolio investasi yang mengandung instrumen yang mengalami fluktuasi harga harus dicatat dengan harga yang terbentuk di pasar, bukan nilai bukunya. Mekanisme ini, yaitu pencatatan harga atau nilai suatu efek, portofolio atau rekening untuk merefleksikan nilai pasar terkininya dikenal dengan istilah Marked To Market. Untuk memahami bagaimana penerapan mekanisme Marked To Market dalam valuasi portofolio, penulis akan mencoba mengilustrasikannya secara kuantitatif sebagaimana berikut. Misalkan pada tanggal 1 Januari 2008 seorang investor membentuk portofolio yang terdiri atas deposito berjangka dengan bunga 10% per tahun, obligasi dengan bunga 15% per tahun dan saham. Setelah 1 bulan berlalu tanpa penambahan ataupun penarikan dana, obligasi mengalami penurunan harga sebesar 15% sedangkan saham naik 20%. Maka nilai pasar portofolio per 31 Januari 2008 adalah sebagai berikut: Untuk memberikan gambaran di mana letak perbedaan antara valuasi nilai portofolio dengan dan tanpa Marked To Market, mari kita bandingkan dua tabel berikut: Dari tabel kedua (Non MTM) dapat dilihat bahwa jika Marked To Market tidak digunakan, maka keniakan harga instrumen di pasar tidak tercermin dalam portofolio sehingga investor tidak mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak atas keuntungan investasinya. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi kerugian akibat penurunan harga maka investor harus menanggung kerugian. Lebih lanjut, perhatikan bagaimana penerapan Marked To Market membuat perubahan harga di pasar tercermin dalam nilai portofolio: Mengapa Market To Market diperlukan? Setiap investor memiliki keinginan untuk berinvestasi atau menarik dananya pada waktu yang berbeda-beda satu sama lain. Supaya tidak merugikan investor yang bersangkutan maupun investor lainnya yang masih berada dalam portofolio, setiap pembelian atau penarikan dana harus benar-benar mencerminkan nilai wajar yang sebenarnya terjadi di pasar, karena itulah digunakan Marked To Market. Penerapan Market To Market dalam valuasi portofolio membuat keuntungan atau kerugian yang dialami investor benar-benar mencerminkan keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat perubahan harga di pasar, bukan karena rekayasa harga yang dibuat oleh pengelola investasi. Jadi pada kesimpulannya, Marked To Market penting karena investorlah yang akan menikmati keuntungan maupun yang harus menanggung kerugian atas investasinya berdasarkan perubahan harga yang terjadi di pasar modal.
|
Comments
Perhitungan realnya utk
Perhitungan realnya utk obligasi bagaimana ya? Terutama utk obligasi korporasi yg jarang diperdagangkan bila dibandingkan dgn SUN.
REKSADANA
hallo bro n sis....
kemaren saya baca artikel di koran sindo.... soal perhitungan 2009 reksadana mengalami penurunan karena kondisi sekarang ini yg blm tau ujungnya... menurut para bro n sis yg sudah malang melintang di reksadana bagaimana melihat perkembangan reksadana di 2009?
thanx utk sharingnya.....
salam
ma_kara
perkembangan reksa dana
Hallo,
Akhir-akhir ini memang banyak pemberitaan di media masa mengenai perkembangan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana yang dikabarkan menurun cukup drastis sepanjang tahun ini.
Mungkin perlu dipahami bahwa ada 2 faktor penyebab NAB reksa dana turun: (1) penurunan harga-harga efek yang terdapat dalam portofolionya dan (2) penarikan/redemption dalam jumlah besar.Penurunan yang terjadi saat ini lebih disebabkan karena faktor pertama, bukan karena redemption besar-besaran.Karena saat ini reksa dana saham merupakan jenis reksa dana terpopuler maka penurunan IHSG yang tajam membuat NAB reksa dana secara keseluruhan juga turun drastis.
Saya rasa saat ini sudah jauh lebih banyak investor yang cerdas dan memahami bahwa reksa dana adalah instrumen investasi jangka panjang sehingga saat ini industri reksa dana kita relatif lebih tangguh dibandingkan sebelum kehancuran tahun 2005. Lebih tangguh dalam arti investor sekarang benar-benar menginvestasikan dana yang nganggur (bukan uang dapur) sehingga punya kapasitas menunggu dan lebih tidak gampang panik lalu menarik dananya jika terjadi koreksi pasar.Ini kemajuan besar yang tentunya tidak lepas dari edukasi intensif dari para MI di satu pihak serta kesadaran para investor untuk menimba ilmu lebih banyak lagi di bidang investasi.
Mengenai perkembangan reksa dana tahun 2009 saya kira masih akan tumbuh terus. Yang mungkin berubah adalah jenis reksa dana yang terpopuler. Kalau tahun 2006-2007 reksa dana saham paling populer, itu karena memang animo investor, apalagi mengingat IHSG naik kencang pada periode itu. Tahun 2008 seiring dengan koreksi dalam di pasar saham dan obligasi, banyak investor yang ingin flight to safety alias cari selamat, sehingga reksa dana terproteksi mulai banyak diluncurkan dan banyak diminati karena memiliki mekanisme perlindungan pokok investasi meskipun potensi imbal hasilnya tentu tidak sebesar reksa dana saham. Saya rasa tahun 2009 reksa dana terproteksi juga masih akan populer.
Salam,
Mel :)
marked to market obligasi
Terus terang saya kurang ahli di bidang fixed income, jadi mohon koreksinya kalau ada yang kurang tepat...
Untuk harga obligasi pemerintah (SUN), KSEI menetapkan reference price yang didapat dari Himdasun (Perhimpunan Pedagang SUN, terdiri atas pialang dan bank).
Sedangkan untuk obligasi korporasi KSEI juga yang menentukan reference price, namun berdasarkan masukan dari para fund manager. Biasanya para fund manager menentukan yield suatu obligasi korporasi dengan menambahkan spread dari SUN benchmark dengan tenor yang sama. Besaran spread ditentukan oleh dua faktor, yaitu (1) rating Pefindo untuk obligasi korporasi tsb - main bagus ratingnya maka makin kecil spreadnya, dan (2) likuiditas - makin likuid obligasi korporasi tsb maka makin kecil spreadnya. Kemudian ditentukan yield obligasi korporasi = yield SUN + spread. Baru setelah yieldnya didapat, harga ditentukan dengan menggunakan rumus Yield To Maturity (YTM).
Semoga penjelasan ini membantu.
nilai pasar yg wajar?
mungkin ini teknik yg dinamakan dgn nilai pasar yg wajar (spt yg tercantum di prospektus reksadana) ya?
trus yg mengawasi hasil perhitungan ini siapa? krn koq spt-nya banyak judgement...
anyway, tks atas informasinya ya...jd tambah ilmu.
perhitungan nilai pasar wajar
KSEI yang melakukan penghimpunan data dan penghitungan rata-rata dari seluruh data yang dihimpun untuk mendapatkan harga rujukan (reference price). Memang penentuan spread ini tidak baku dan bisa subyektif karena tergantung judgment, tapi karena yang diambil adalah rata-rata, maka seharusnya subjektivitasnya bisa di-smoothen out.