Isu Fundamental untuk Reksadana
Mon, 03/31/2008 - 15:22
Dear All, Ane harus bilang: Many thx to Bro Passion4U & Bro Tukul, salut pd anda Ane jg salut dgn dedikasi bro Autogebet dlm mbangun PortalRD ini, Mudah2an Nanya lg masih boleh ya, isu-isu Fundamental (makro) apa yg wajib kta perhatikan dlm invest RD biar gak ktinggalan timing palagi smpai tekor? Smoga pertanyaan or comment ane yg katrok/ndeso tdk mbuat bingung palagi Thx n Tetap Semangat! |
Comments
Ada yang bisa bantu, buka RD dari luar negeri
Dear all
Kalo calon nasabah mau inves di RD dan ybs domisili di luar negeri ada tidak ya MI yang mau melayani via surat menyurat atau via online (email), saya sangat membutuhkan info ini.
atas bantuannya diucapkan terima kasih
salam
pratikno
@pratikno
Pak Pratikno, PNM dan Manulife bisa melayani pembelian via transfer, dan pengiriman bukti via email.
yang saya belum tau mengenai pengiriman surat konfirmasi dari MI apakah bisa disampaikan ke luar negeri atau tidak..
Danareksa Syariah berimbang turun -43%
Pagi ini baca infovesta, kok di sana tercantum NAB danareksa syariah berimbang turun -43% ya..?? benerkah info tersebut..?? ada yg tau kenapa,,??
maksih
info
dear teman2 di kdr
minta info donhk
sayamobeli saham
info MI yang tahan d bagus
klo mo beli saham bank mandiri meelalui MI ato bisa langsung beli di bank..
thanks
@ puji hariyanto
Sis/bro, ingin beli saham atau Reksa dana Saham ??
Kalo saham, lewat perush sekuritas. Daftar, masukin dana ke mereka, baru deh bisa beli saham2 yg dijual di IDX, termasuk Bank mandiri.
Kl Reksa dana saham, tinggal klik salah satu produk RDS, (fortis ekuitas,dll), liatin deh...apa mereka ada punya saham bank mandiri. Tinggal beli deh ke MI / Bank Penjual nya...:p
Maaf yah, ini cuma nubie yg coba2 kasih info aja.
Korexi yah klo salah...
@bro maserik Data yang salah
Bro, ane sudah cek ke grafik data infovesta, ternyata data untuk Danareksa Syariah Berimbang salah. NAB/unit yang dimasukkan untuk tanggal 4 Juni 2008 adalah 1.779,06, sedangkan yang benar adalah 3.135,72. Jadi return sebulan terakhir yang benar adalah -0,12% (sesuai laporan di koran Kontan dan Bisnis Indonesia).
Semoga bermanfaat.
Option+Manurung
+Ada yg sempat ikut free seminar soal Option di Kompas Pal Merah pd Sabtu 31 Mei 2008 + Temu bicara langsung dgn Adler H Manurung pd Rebo 28 Mei 2008 di Sudirman Walk ? Mungkin bro Sayogo atau sis Risyadmum sempat ikut, bagi-bagi dong oleh2nya - trims.
@ ada yang tahu...
maaf ni bro kalo ane tanya soal perkara yang katrok.
ada yang tahu gak apa sih hubungan inflasi dan BI rate terhadap harga saham.
maksudnya, jika BI rate dinaikkan apakah malah bikin harga saham jatuh ato malah melambung tinggi?
terus gimana dengan inflasi, apakah dengan inflasi yang tinggi akan ikut menaikkan harga saham di bursa?
maaf, ane tanya soal katrok ginian, ane mohon dijelasin ya...
maklum, nubi nih...
FA niie
aq setuju Bro Tukul, bicara makro memang tidak bisa lepas dgn kondisi riil dilapangan. Setau saya, BI naikkan SBI bertujuan untuk kurangi JUB yaitu jumlah uang beredar. Kenapa? karena jika JUB terlalu besar maka berapapun tuntutan angka kenaikan harga (yg bhs kerennya Inflasi) itu akan selalu di"turuti" (jawa katrok : Mode On) --> inflasi akan menggila. Bila suku bunga (interest) dinaikkan maka orang akan cenderung menyimpan dananya dalam perbankan. Ada dua impact yg mungkin terjadi ;
1. JUB berkurang, Inflasi bisa dikendalikan (harga barang akan tertahan karena orang lebih suka simpan deposito daripada rush / borong barang konsumsi. Bila dilakukan dalam waktu lama maka yg dibilang Bro tukul akan terjadi (bunga kredit akan mencekik pengusaha --> banyak bankrut. Sektor riil akan tersendat, pertumbuhan ekonomi akan terganggu sebagaimana terjadi tahun 1998.
2. Seberapa kuat pemerintah kita menanggung biaya bunga cukup besar yang harus diimbangi oleh cadangan emas sebagai balancing nilai keekonomian nominal uang kertas yg diterbitkan. sori bro agak ribet njelasin karena gue sendiri waktu kul dulu smbil ngantuk2 (Malu : Mode On).
--> saya ga kaget waktu para pengusaha minta BI tidak menaikkan suku bunga sebagai alat moneter pengendali inflasi karena ini akan membuat pasar akan semakin ketat dalam arus distribusi uang dalam perekonomian. Pengusaha akan menaikkan harga jual sebagai kompensasi kenaikan harga bahan baku & transportasi tetapi jika JUB terbatas maka produk2 mereka bakalan ga laku. memang harus dicari instrumen moneter lain yg lebih jitu tetapi ini resep paling mujarab bagi sebagian besar negara apapun model perekonomiannya.
kalo liat pernyataan diatas, terlintas dipikiran kita bhw inflasi bisa bantu harga saham naik karena perusahaan2 tercapai target profitnya? memang benar tetapi harnya terbatas untuk beberapa sektor saja. terutama barang2 konsumsi sekitar sembako. untuk produk2 seperti rumah, alat transportasi & barang2 yang biasanya diperoleh dari cara "menyisihkan" sejumlah uang untuk ditabung terlebih adhulu or dibayarkan hutang kaya ane (hiks...2) maka akan banyak tersendat.
kejadian orang antre ambil uang rupanya tidak terjadi pada bank2 syariah (Bro gebet, gak nyebut merek lo ya). Mereka tetap konfiden n saya buktikan sendiri (depositonya) bahwa nisbah / bagi hasil betul2 stabil karena pada debitur tidak dibebani kewajiban bayar bunga (kan bagi hasil / tidak terdampak suku bunga tinggi akibat SBI naik tajam) --> perekonomian & sektor riil jalan terus.
sekian dulu, semoga ada yang bisa membantu lebih jelas. CMIIW.
Bangun ekonomi dengan cara Syariah
bhayareksa
Bro Bhayareksa
Tambahan lagi dari Bro Bhayareksa mengenai BI rate yg berfungsi mengontrol Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam rangka mengendalikan inflasi...betul sekali Bro!
Thanks
Salam,
Pemula
@ pak tukul
ehm,,
hari ini <5 juni 2008> BI rate di naikkan 25 bps jadi 8,5 persen. hal ini di bawah asumsi/perkiraan pengamat sebelumnya bahwa BI rate bakal dinaikkan 50 bps. apakah ini berarti kenaikan BI rate tidak akan bepengaruh signifikan terhadap bursa?
pun seandainya berpengaruh, akan berpengaruh jangka pendek, jangka menengah ato malah jangka panjang?
logikanya,
# kalo ga jadi dinaikkan 50 bps, harusnya pengusaha jadi lebih bersemangat dong...kan cuma naik 25 bps...?
# ato malah sebaliknya, pengusaha nangis karena BI rate naik 25 bps...?
apakah pasar akan nanjak bullish ato malah terjun bearish?
Thx bro, maaf ya kalo pertanyaan ane masih aja tetep katrok..
tapi, tetep semangat ya pak...
abucyber - BI Rate+Inflasi
hmm..sebenarnya banyak yg lbh berekompeten utk menjawab, mereka yg punya latar belakang ekonomi saya kira...krn saya cuma tukang insinyur, he he he.
Begini menurut pendapat saya...
Setiap pelaku usaha pasti memiliki asumsi mengenai parameter kondisi ekonomi makro, mulai dari tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah (khususnya usaha eksport-import) dsb. Bagi usahawan, tentunya makin rendah suku bunga, maka makin bagus, kenapa?...karena mereka bisa dapat pinjaman buat modal usaha dengan beban pembayaran lebih rendah...tapi jika tingkat inflasi melejit tinggi (karena kenaikan BBM kmrn) kan gak mungkin, BI harus menaikkan rate untuk mengendalikan inflasi.
Banyak pengamat yg memperkirakan akan naik 0,50% karena asumsinya inflasi sudah sampai 2 digit...saya rasa BI juga mempertimbangkan dari sisi pelaku usaha juga, jika naik langsung tinggi >0,50%, bisa jadi akan memberatkan pengusaha, makanya dinaikkan 0,25% dulu, kalau misal tingkat inflasi masih cenderung tinggi, ada kemungkinan akan dinaikkan lagi 0,25% dst.
Pergerakan BI rate tetap akan berpengaruh pada pasar...jika kenaikan/penurunan sesuai ekspektasi pasar, biasanya akan direspon positif, tapi begitu juga jika sebaliknya. Sampai saat ini kenaikan 0,25% direspon positif, terbukti dgn reboundnya IHSG ke 2399,68..untuk jangka mengengah-panjang bgmn...wah saya tidak tau... :). Tergantung dari BI apa bisa mengendalikan inflasi atau tidak.
Mungkin jg ada satu faktor kenapa kenaikannya cuma 0,25%, karena sebenarnya lebar rate BI dengan the fed sudah sangat besar... 6,5%!, lebar rate yg segitu sudah cukup menggiurkan bagi hot money dari luar untuk masuk ke sini, mengingat the fed rate cuma 2%, atau BOJ yg cuma 0,5%...
Jadi misalkan saya seorang pengusaha, akan lebih senang suku bunga naik dengan kenaikan yg 0,25% ketimbang > 0,5%. Tapi ya itu tadi, setiap kebijakan pasti punya beberapa sisi mata uang (gak cuma 2, he he)...dan saya rasa BI sudah mempertimbangkan masak2 kenapa dinaikkan cuma 0,25%
O ya melengkapi bro yg di bawah ini...he he, maaf data saya bukan untuk "mengkambinghitamkan" inflasi...cuma sedikit membuat korelasi antara naiknya inflasi secara ekstreem dgn kinerja pasar modal.
Saya setuju dgn anda, sebagai negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan relatif tinggi, sudah jadi konsekuensi kalau inflasinya pun relatif tinggi...yang jadi masalah adalah kalau tingkat kenaikan inflasi ini lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan ekonomi, atau inflasinya naik tinggi sedangkan pertumbuhan ekonomi minus (seperti pernah kita alami waktu krisis akhir thn 90an dulu).
Sebagai catatan, dan dalam 30 thn terakhir tingkat inflasi kita (dibandingkan dgn negara maju) jg relatif tinggi, > 6-7%... bahkan dalam beberapa tahun diatas 2 digit (yg terparah 58% thn '98), hanya 3 kali inflasi kita di bawah 6% yakni thn '85 (4,8%) thn'86 (5,8%) dan thn '00 (3,8%).
just my point of view :)
Salam, pemula
Bro tukul
He..he..maap ya bro, yang dibawah itu ane. Kesannya jadi ga tanggung jawab ama komentar sendiri. Ane sendiri heran koq tiba2 jadi unregistered, kompyuqu lemot jadinya waktu itu. Bro Gebet bisa kasi tau knapa?
abucyber, dengan kebijakan pro pasar kaya gini kita hrs baca sbg pluang bagus utk pergerakan saham. Ini terihat IHSG yg rebound....n rally starting (i hop so). Jangan kburu emosi u invest. pertimbangan style invest anda yg paling aman. pilih RD yg berunderlaying ekonomi menengah jangka pendek. Untuk detailnya bro tukul jagonya.
Bro tukul. Jujur sy deg2an baca devisa tergerus u byr utang (liatnya di tetangga sebelah). apakah ini jg yg melandasi SBI naik "hanya" 50% dari espektasi pasar. seperti yg sy bilang sebelumnya bahwa BI jg hrs jaga nilai uang kertas dgn penjaminan emas yg tersedia termasuk ketersediaan kas utk backup nilai bunga yg dibayarkan.
Kasus Holcim. Sory bro, ane pikir dgn naik harga akibat cost justru terkesan holcim percaya diri masih pny kompetitif price dipasar semen. Ttg masyarakat daya beli turun itu tergantuk kelompok yg mana. ane bukan org holcim or pegang sahamx tp industri property masih cukup percaya diri dalam gelombang inflasi mid thn ini utk terus pake semen. CMIIW.
Bangun ekonomi dengan cara Syariah
bhayareksa
@ bro Tukul
Wah seperti biasa bro kita yang satu ini sangat kuat sekali Analisa Fundamentalnya... :D
Jadi mo belajar banyak nih.. hihihihi.. :)
Bro kalo kita ingin mendapatkan informasi mengenai FA yang update dari waktu ke waktu dimana ya?
Bro ane dapat informasi inflasi bulanan (month on month) pada mei 2008 mencapai 1.41%, inflasi tahun kalender (Januari-mei 2008) sebesar 5.47% dan laju inflasi tahunan (Mei 2007 terhadap Mei 2008) sebesar 10.38%. Yang jadi pertanyaan, bagaimana sikap kita sebagai seorang investor menyikapi tingkat inflasi yang tinggi seperti saat ini? apa kita perlu keluar dari Reksadana dalam waktu dekat ini atau tetap berinvestasi walau apapun yang terjadi?
Bro Kosegu
Bro, sebetulnya saya masih belajar juga...
Belum lama kok ngutak atik Fundamental emiten..
Fundamental Anaysis intinya adalah menganalisa semua aspek kinerja bisnis dari sebuah emiten...bisa juga dengan mengaitkannya dengan kondisi ekonomi makro.
Fundamental Analysis secara kuantitatif biasanya berupa rasio-rasio yg bersumber dari laporan keuangan perusahaan (neraca, rugi laba, dan arus kas). Rasio yg umum digunakan adalah ROE, Net Profit Marjin, BV, DER, cash flow, EPS, PER dsb. Dari rasio2 tersebut tsb kita akan dapat menilai secara obyektif kinerja dari sebuah perusahaan. Data laporan keuangan dapat di download di website BEI.
Mungkin bisa agak dibedakan antara Fundamental Analysis terhadap Reksadana dan Saham. Karena Fundamental Saham dalam RDS sudah menjadi porsi MI dalam menentukan saham underlaying tersebut layak koleksi atau tidak..ini bergantung kepada strategi masing2 MI.
Untuk menyikapi inflasi, sebagai investor pastinya kita tidak boleh panik...berpikir jernih sangat diperlukan dalam masa2 krisis. Melengkapi pendapat Bro Barkah di bawah, saya rasa tidak perlu terlalu sering keluar masuk pasar...costnya kalau di akumulasi bisa sangat besar...return yg belum seberapa sudah tergerus oleh cost redempt, atau switch kemudian subscribe lagi.
Dari ilmu bro Passion ttg TA dapat dilakukan pendekatan mengenai tanda2 pasar akan bearish besar2an..jika itu terjadi justru saat seperti itu adalah kesempatan kita untuk top up karena pasar telah memberi harga diskon..sehingga saat rebound dan indeks kembali ke posisi semula, kita bisa dapat gain yg lebih besar.
(sambil belajar TA nih, silahkan dibenarkan kalau salah he he ;) ), sampai penutupan tadi sore iHSG di posisi 2403 hampir menembus support fibo 38.2% di 2400, dari MA masih belum terjadi death cross, begitu juga kalau di tarik garis bawah pada CCI masih dalam pola bullish, pendapat pribadi saya, dalam jangka menengah IHSG masih tetap berpeluang naik jika IHSG tidak terkoreksi dalam besok (mudah2an saja :P)
Salam,
Pemula
@ Bro Tukul & Bro Barkah
Terimakasih nih
atas commentnya. Pertanyaan ane katrok dan mendasar banget ya...
Ane nanya ini cuma
mo merefresh kembali tulisan temen2 di portal ini, mungkin pertanyaan mendasar
ini sangat penting bagi temen2 yang baru join menjadi member.
Apalagi kondisi
saat ini sedang terjadi krisis tentunya akan berpengaruh sekali secara
psikologis bagi kita2 ini wong cilik.
Saat ini resistance di 10.000 member sudah menanti apakah resistance
ini dapat ditembus? Hehehe apa coba…. Artikel di portalreksadana ini semakin
banyak ane khawatirnya akan semakin tenggelam ditelan waktu, dan bagi seorang
newbie yang baru join tentunya bingung harus mulai dari mana… dan ini menjadi
PR buat Bos Autogebet :D
Ane ada
pertanyaan lagi nih, kenapa Reksadana-reksadana saham yang berbasiskan
perusahaan pertambangan, agribisnis dan termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) pada badai saat ini lebih dapat bertahan dibandingkan dengan reksadana
saham yang berbasiskan keuangan, infrastruktur, perdagangan dan jasa,dll. Mungkin
ini bisa dibahas dari sudut pandang FA dan TA, bila kita sudah paham akan hal
ini mungkin ini bisa menjadi salah satu tools kita untuk memilih Reksadana
saham mana yang cocok untuk kita koleksi..
Untuk TA nih ane
juga mo sharing kalo salah tolong di koreksi ya...
Untuk grafik ane
pake fasilitas yahoo finance sayang gak ada tools fibonaccinya :( bisa dilihat di : http://finance.yahoo.com/q/ta?s=%5EJKSE&t=6m&l=on&z=l&q=c&p=p,p,m5,p,m5,m20,p,m5,m20,m50&a=,w14&c=
Menurut ane :
SAR => dari tanggal 23 May 2008 menunjukan sedang terjadinya bearish
21 May 2008 menunjukan secara jangka menengah-panjang masih akan
menunjukan trend naik.
tanggal 30 May 2008 menunjukan downtrend sedang terjadi
%R => pertanggal 3 Juni 2008 sudah mulai menujukan Overbought
yang kuat (38,2%) bila berhasil ditembus kemungkinan IHSG akan terus turun
hingga ke 2300 (23,6%)
Kesimpulannya :
Dalam jangka
menengah-panjang trend bullish masih akan terjadi namun ditengah jalan,
gelombang badai masih akan menerpa IHSG
Mining & Agri
Bro Kosegu...
Sebenarnya tidak terlalu saya perhatikan portofolio saham dari RDS, asumsi saya MI akan mencari saham2 mana yg paling menguntungkan untuk dijadikan koleksi...bagaimana meramunya dsb.
Sebagai bahan perbandingan, mungkin bisa kita lihat kinerja sektoral yg sempat saya catat di bawah...data ini dimulai dari awal tahun hingga awal bulan juni.
IHSG sendiri sudah turun -12,2% sejak awal tahun...
Sektor Agri dan Mining mencatat return positif dibandingkan dengan sektor yg lain. Yg paling "jeblok" adalah sektor Property dan Infrastructure. He he he untuk kedua sektor yg "jeblok" ini kinerjanya sangat sensitif dengan isu suku bunga dan inflasi seperti bahasan2 kita diatas.
Naiknya saham Agri dan Mining ini bisa jadi disebabkan karena meroketnya harga minyak bumi belakangan ini. Sebagai energi alternatif/substitusi dari minyak bumi, kedua komoditi banyak dicari di pasar sehingga komoditi batubara dan CPO ini "naik daun"...untuk harga CPO sendiri terus merangkak naik, terakhir sudah di posisi US$ 1185/ton, naik 20% dari awal tahun... untuk mining logam khususnya nikel (ANTM & INCO) malah turun tajam 33-34% karena trend harga nikel yang juga turun. Sedangkan mining non logam (batubara) berkinerja positif, 31% untuk BUMI dan 27% untuk PTBA.
Untuk saham yg masuk daftar syariah dari ke-2 sektor diatas adalah AALI untuk perkebunan dan BUMI, PTBA, ANTM, INCO, TINS utk Mining...
Saya cenderung memilih RDS berdasarkan kemampuannya menghasilkan return tinggi dengan standard deviasi yang relatif sedang/rendah dalam jangka panjang. Untuk underlaying, tidak terlalu saya perhatikan secara detil.
Tapi bagi rekan yang masih memperhatikan secara detil underlaying RDS, kinerja sektor diatas mungkin bisa jadi acuan...RDS yang masih memegang saham property dan infrastuctur dengan proporsi mayoritas, untuk saat ini barangkali tidak sebaik RDS ber-saham mining dan agri.
just my point of view :)
Untuk analisa dari sisi TA, Master Passion adalah orang yg paling tepat saya rasa ;)
Salam,
Pemula
@bro Kosegu (2)
Ya karena saat ini saham pertambangan sedang mecetak keuntungan. Misalnya saja PNM ES sebagian mengalokasikan sahamnya di Antam dan Bumi, lalu MITRAS sebagian mengalokasikan sahamnya di Bumi dan tambang batubara bukit asam. Saat ini harga batubara sedang naik mengikuti harga dunia. Oleh karena itu mereka mencetak untung dan para investor berani membeli saham mereka yang menyebabkan harga sahamnya naik yang berimbas naiknya Reksadana yang mempunyai alokasi pada saham pertambangan. Untuk saat ini RD saham sedang turun karena IHSG sedang turun yang disebabkan turunnya bursa regional. Saya rasa hal ini hanya sementara saja dan mungkin pekan depan akan merangkak naik.
@kosegu
Pada dasarnya investasi dinyatakan menguntungkan apabila keuntungan investasi lebih besar dari pada inflasi.
Apabila keuntungan RD 15% sedangkan inflasi 12%, maka investasi tersebut menguntungkan. Bila sebaliknya keuntungan RD 10% dan inlasi 12%, maka infestasi tersebut mengalami kerugian.
Kalau saya mentarankan tidak usah keluar dari RD karena RD masih dapat bertahan dan menguntungkan.
Yang menjadi pertanyaan apabila keluar dari RD, maka dana yang terkumpul mau di salurkan kemana?
Apabila ke deposito jelas rugi.
Kalu ke saham, harus mempunyai TA yang cukup bagus.
Kalau ke emas mikir-mikir dulu takutnya nilainya turun.
Kalau ke tanah dan properti, siap siap sulit dijual kembali.
Saya masih punya keyakinan bahwa RD tahun ini masih menguntungkan walaupun tidak semenggiurkan tahun lalu.
@kosegu
Pada dasarnya investasi dinyatakan menguntungkan apabila keuntungan investasi lebih besar dari pada inflasi.
Apabila keuntungan RD 15% sedangkan inflasi 12%, maka investasi tersebut menguntungkan. Bila sebaliknya keuntungan RD 10% dan inlasi 12%, maka infestasi tersebut mengalami kerugian.
Kalau saya mentarankan tidak usah keluar dari RD karena RD masih dapat bertahan dan menguntungkan.
Yang menjadi pertanyaan apabila keluar dari RD, maka dana yang terkumpul mau di salurkan kemana?
Apabila ke deposito jelas rugi.
Kalu ke saham, harus mempunyai TA yang cukup bagus.
Kalau ke emas mikir-mikir dulu takutnya nilainya turun.
Kalau ke tanah dan properti, siap siap sulit dijual kembali.
Saya masih punya keyakinan bahwa RD tahun ini masih menguntungkan walaupun tidak semenggiurkan tahun lalu.
Alhamdulilah
+ sukur alhamdulilah mas EcoSyariah mau juga melirik aliran fundamental ( mas tukul cs ) selain techninal ( Passio4U cs ) & memang begitulah maksudnya-setelah mengerti seluk beluk nya + termasuk kemungkinan resikonya - moggo ambil keputusan investasi - tapi jangan "nekad" dong, berani lebih pas dgn tetap calculated risks. Disarankan ( kalau boleh lho ) sekalian baca buku " Intelligent Investor ", ditoko buku sdh ditranslate & cuma 155 rb kok. Makin kuat & lengkap basic anda makin baik,berapa lama mempelajari tergantung anda sendiri.
+ Mas Eco S kemarin nonton GP kan ? Nah juara dunia Stoner saja sempat kedodoran 2x ketika coba niru jurusnya Rossi di tikungan - apalagi Doni Tata bisa2 disuruh pulang kampung di Klaten dia. Apa artinya ? Coba tanya Mas Passio4U pasti tahu jawabnya + sdh berapa lama Rossi di GP - atau mari usul ramai2 kepanitia agar pembicara KDR diminta cerita dulu pengalaman berinvestasi sebelum bicara topik utama. Setuju ?
@ bro agus mulia
bro punya masukan buku apalagi buat blajar FA n TA?
thx bro, buat rekomendnya..
Buku
+Untuk pemula ada baiknya baca buku dasar pengertian investasi spt buku2nya Adler H Manurung atau yg terbaru Nofie Iman "Memulai Investasi RD".Ini perlu guna menghindari anggapan spt Portal RD Matrix itu peta permanen (?),misalnya.
+Buku "Investasi sukses ala Buffet"nya James Pardoe juga bagus atau yg lebih pas krn ditulis oleh jiran " Secrets of Millionaire Investors "nya Adam Khoo+Conrad Lim. Yg terakhir ini cukup lengkap & sistimatis baik FA & TA,apalagi ditulis oleh praktisi sbg bukti keberhasilannya.
+Buku sekitar main saham juga perlu dibaca,untuk bisa membedakan dgn main RD.Karena banyak postingan yg agaknya rancu antara RD Saham & main saham,serupa tapi tdk sama.Di RD kita memberi mandat penuh ( krn itu harus percaya & tdk ragu pd reputasi MI ) pd MI untuk bertransaksi, sedang Saham tdk-otoritas transaksi tetap dimiliki.
+Selamat membaca, WB bilang resiko itu datang dari ketidak tahuan tentang apa yg kita lakukan. Nah !
@ bro agus n bro eco
yup, matur nuwun bro agus buat rekomen booknya.
btw, bro pny donlotannya ga?
kalo ada ane minta ya,
abucyber(at)gmail(dot)com
makasih berat ya bro...
ohya,bwt bro eco, ane jg kirimin buku 'smart investor'-nya dong... thx juga ya bro ecosyariah..
- = otista_syariah = -
Re : TA & FA lagi
Mas Eco...
Jangan lupa, sekarang ada ketambahan lagu suhu Dunkz, saya biasa baca posting beliau di forum "sebelah" (salah satu forum terbesar)...mantab!
Sekedar komentar, jika kita investnya ke RDS...maka ada baiknya kita fokus terhadap kinerja dari MI tersebut (lihat historynya dsb), dan juga IHSG sebagai benchmark, untuk kondisi ekonomi, bisnis dsb...secara langsung pasti berpengaruh juga pada IHSG...seperti pemahaman kita, RDS yg baik adalah RDS yg selaras dengan pergerakan IHSG (malah kalau bisa, jika naik lebih tinggi..dan jika turun lebih rendah dari IHSG)
Buku Intelligent Investor, karangan Benjamin Graham ini buku yg hebat, eyang WB sendiri merekomendasikan buku ini yg katanya "kitab suci dalam berinvestasi"...konon eyang WB melanjutkan Master Ekonominya di Columbia University karena Benjamin kebetulan mengajar disana.
Saya sendiri punya yg versi download, tapi tetep pingin beli yg versi indonesia (biar cepet ngerti, he he he)
Salam,
Pemula
intelligent investor
wah sayang bgt bro. aku dah punya tuh buku, isinya ok bgt buat fundamentalist. cuman klo ga fokus bacanya bakal susah nangkap dah. makanya ampe sekarang aku blom kelar2 juga, padahal dah beberapa bulan lalu beli di gramedia.
@Mr.Cool, Intelligent Investor
Setuju bro, ini buku Ok banget, dahsyat malah.
Sedikit saran berdasarkan pengalaman pribadi, 'jujurlah' pada diri sendiri ketika membacanya, niscaya semakin banyak kebijakan Ben Graham yang bisa kita dapatkan.
Rule #1
Ada buku lain nih yang bagus buat bahan bacaan Rule #1, Kunci Utama Cara Berinvestasi karangan Phil Town. Dalam buku ini Phil Town menggabungkan FA dan TA dalam berinvestasi di Saham maupun Reksadana.
Buku FA
Ane juga prefer versi terjemahnya... maklum inglis ane blepotan... biar gampang dimengeri gitu.
BTW, ane lagi belajar TA juga, biar kumplit.
Bro Tukul, kalau boleh ane minta versi downloadnya ya... bisa diemail ke esyariahgmail [dot] com
Many thanks,
Syiar Syariah dengan RD Syariah
@Eco syariah
Bro Eco,
mohon maaf, lama responnya..
sudah saya send ke email Bro Eco
Salam,
Pemula