Yang Perlu Diketahui Mengenai Tapering
Akhirnya keputusan itu keluar: bank sentral Amerika Serikat, U.S. Federal Reserve, mengumumkan pengurangan stimulus moneternya, atau yang dikenal dengan istilah tapering. Meskipun keputusan ini merupakan kejutan bagi banyak pelaku pasar, namun hal ini sebaiknya disikapi sebagai vote of confidence bahwa pemulihan ekonomi AS sudah semakin mantap dan akhirnya menjawab pertanyaan pasar tentang kapan the Fed akan mengurangi pembelian obligasinya, sehingga membuat pasar lega. Berdasarkan transkrip hasil sidang Federal Open Market Committee (FOMC) the Fed yang dirilis tanggal 18 Desember 2013, tapering akan dimulai pada bulan Januari 2014 dengan mengurangi jumlah pembelian obligasi dan mortgage-backed securities (MBS) dari sebelumnya sebesar $85 milyar menjadi $75 milyar per bulan, setara dengan pengurangan $10 milyar per bulannya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 1: Rincian besaran pembelian sebelum dan sesudah tapering Dengan nilai kepemilikan the Fed atas obligasi pemerintah AS jangka panjang yang masih tinggi, diharapkan hal ini dapat menekan tingkat suku bunga jangka panjang agar tetap rendah, menyokong pasar kredit perumahan (mortgage), serta membantu membuat kondisi finansial secara keseluruhan menjadi lebih akomodatif, sehingga pada gilirannya akan membantu memperkuat pemulihan ekonomi dan memastikan bahwa inflasi akan berada di tingkat yang konsisten dengan dwi mandat the Fed. Selain itu, FOMC juga akan memantau secara ketat informasi ekonomi dan keuangan dala beberapa bulan ke depan, dan melanjutkan pembelian US Treasuries jangka panjang dan mortgage-backed securities serta memberlakukan kebijakan yang dianggap pantas sampai prospek pasar ketenagakerjaan telah membaik secara substansial dalam konteks kestabilan harga. Jika memang informasi yang didapat mendukung ekspektasi FOMC akan perbaikan pasar tenaga kerja dan kembalinya tingkat inflasi ke objektif jangka panjang, maka kemungkinan the Fed mengurangi besaran pembelian mortgage-backed securities dan US Treasuries lebih lanjut dalam rapat FOMC di masa mendatang. Lebih lanjut the Fed juga menegaskan kembali ekspektasinya bahwa target suku bunga (Fed fund rate) tetap berada di kisaran sangat rendah sebesar 0-0,25% selama angka pengangguran masih berada di atas level 6,5%, inflasi selama 1-2 ke depan tidak lebih dari 2,5% dan ekspektasi inflasi jangka panjang masih rendah. Mengenai prospek pasar tenaga kerja, the Fed memperkirakan angka pengangguran akan turun menjadi 6,3% di akhir tahun depan - sebelumnya di bulan September the Fed memprediksi angka pengangguran akhir tahun 2014 adalah di kisaran 6,4-6,8%. Angka pengangguran diprediksi turun lebih lanjut: 5,8-6,1% di kuartal keempat 2015 dan 5,3-5,8% di akhir 2016. Tabel 2: Proyeksi angka pengangguran AS Berdasarkan uraian the Fed di atas, berikut adalah 3 poin penting yang perlu kita sikapi menyusul keputusan the Fed untuk melakukan tapering: Bahkan, ternyata saham AS ternyata rally menyusul pengumuman the Fed atas tapering pada 18 Desember 2013. Dow Jones industrial average melonjK 292.71 poin (+1,84%) menjadi 16.167,97 - angka penutupan tertingginya sepanjang sejarah. Demikian pula dengan S&P 500 yang juga mencapai rekor tertingginya; melaju 29,65 poin (+1.66%) menjadi 1.810,65. Sementara indeks Nasdaq Composite juga tidak mau ketinggalan: naik 46,384 poin (+1.15%) menjadi 4.070,064. Ini menunjukkan bahwa pasar saham AS menanggapi positif pengumuman tapering ini, karena keputusan the Fed ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS telah berangsur pulih. Pasar saham Eropa dan Asia juga rally menjelang pengumuman tapering, mengindikasikan optimisme atas pemulihan ekonomi dan membaiknya prospek ketenagakerjaan AS. 2. Akan terjadi penghindaran risiko. Sebenarnya fenomena ini sudah mulai terjlihat sejak pertengahan kuartal kedua tahun imi, saat the Fed mulai mengisyaratkan akan melakukan tapering. Komoditas dan pasar modal di negara berkembang terimbas parah, namun saham-saham blue chips AS tetap berkinerja baik. Kemungkinan koreksi pasar akan terjadi atas aset-aset yang lebih berisiko, sementara pasar saham AS kelihatannya tidak akan ambruk karena prospek tapering sudah diperkirakan sebelumnya (priced in). Pertanyaan lebih lanjut adalah apakah pemulihan ekonomi AS akan bertahan setelah pengurangan stimulus ini. Jika tidak, maka pendapatan emiten akan turun sehingga pasar saham AS akan terkoreksi. Sebuah artikel berjudul "Fragile five face taper crunch" yang dimuat di Financial Times tanggal 17 Desember 2013 mengindentifikasikan 5 negara yang paling rentan terimbas tapering: (1) Brasil, (2) India, (3) Indonesia, (4) Afrika Selatan dan (5) Turki. Bank sentral di kelima negara ini telah menaikkan suku bunga guna mempertahankan nilai tukar mata uangnya. Namun pemerintah kelima negara ini masih harus menyelesaikan berbagai masalah, mulai dari reformasi domestik - termasuk soal perpajakan dan buruh - untuk menpang pertumbuhan ekonomi serta menarik investasi jangka panjang. Selain itu kelima negara ini akan menyelenggarakan pemilihan umum di tahun 2014. 3. Suku bunga akhirnya akan naik, meski tidak seketika. The Fed telah menyatakan dengan jelas bahwa akhir dari program pembelian obligasi dan mortgage-backed securities tidak berarti berakhirnya periode panjang dengan tingkat suku bunga rendah. Ini penting kenaikan suku bunga rata-rata mortgage sebesar 1,25% ini terbukti telah melemahkan sektor perumahan AS. Dengan tingkat inflasi dan permintaan akan barang dan jasa yang masih rendah saat ini, diperkirakan tingkat suku bunga akan dipertahankan tetap rendah hingga 2015 atau bahkan lebih lama lagi. Mayoritas anggota komite FOMC - 12 dari 17 - memperkirakan kenaikan tingkat suku bunga akan mulai terjadi di tahun 2015, 2 anggota memperkirakan kenaikan suku bunga terjadi di 2014 dan 3 anggota memperkirakan akan terjadi di 2016. Nilai tengah (median) resmi perkiraan Fed fund rate adalah sebesar 0,75% di akhir tahun 2015 dan 1,75% di akhir 2016. Untuk pertumbuhan ekonomi the Fed memprediksikannya sebesar 2,8-3,2% tahun depan, di mana perhitungannya dilakukan dengan menghilangkan 3 angka estimasi tertinggi dan 3 angka terendah. Para gubernur the Fed dan 12 presiden reserve bank memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 3-3,4% di tahun 2015 dan 2,5-3,2% di tahun 2016. Tignkat konsumsi perorangan diperkirakan naik menjadi 1,4-1,6% tahun depan, 1,5-2% di tahun 2015 dan 1,7-2% di tahun 2016. Tabel 3: Proyeksi resmi the Fed atas makroekonomi AS Catatan
|