Reksadana Saham Baru yang Paling Subur
Sebagai investor tentunya akan tersenyum lebar bila investasinya cepat berkembang sesuai harapan, apalagi bagi investor baru. Namun sebaliknya akan tersenyum kecut bila investasinya tidak berkembang sesuai harapan. Investor reksadana tentunya berharap bahwa investasinya akan dikelola dengan baik oleh MI dan berharap hasilnya terus mekar dan tidak berharap hasilnya berkembang kuncup apalagi layu.
Investor tidak akan mau tahu apakah IHSG sedang naik (Bullish) atau IHSG sedang turun (Bearish) yang penting NABnya terus berkembang. Yang mengambil keputusan beli atau jual atas semua isi portofolio RD saham adalah MI, yang memiliki informasi pasar yang lengkap adalah MI, yang punya sarana teknikal analisis canggih adalah MI, yang memiliki keahlian strategi trading adalah MI, semuanya terserah MI sedangkan investor RD hanya pasif dan mempercayakan sepenuhnya ke MI. Berbeda situasinya kalo investor yang direct trading ke bursa saham, karena keputusan kapan beli atau jual atas portofolio sahamnya dan apapun hasilnya adalah keputusan dan tanggung jawab investor sendiri Dari perkembangan angka NAB semua RD saham mungkin sebagian investor akan muncul pertanyaan.
Nah lho….!!! Karena dalam perhitungan NAB/ unit tidak semata-mata berdasarkan portofolio asset yang telah dibeli mungkin dengan “tepat” oleh MI tetapi ada komponen lain yang juga mempengaruhinya yaitu komponen profit&loss yang notabene merupakan salah satu parameter kinerja MI dalam melakukan “trading” atas portofolio saham yang dikelolanya. Sayangnya informasi profit&loss yang ada pada “Balance Sheet” setiap reksadana yang dikelola MI dan diadministrasikan Bank Kustodian tidak dipublikasikan ke investor. Sedangkan yang dilaporkan bulanan ke investor biasanya hanya berupa alokasi asset yang dibeli, pertumbuhan angka NAB-nya berikut bla-bla-bla kondisi pasar yang sudah berlalu dan bla-bla-bla prediksi pasar ke depan.
Investor juga engga tahu jika ada sebagian dibelikan portofolio saham yang mungkin merupakan perusahaan yang baru terbentuk dan terkait dengan MI yang dapat berpengaruh kepada profit&loss dan ujung-ujungnya ke angka NAB. Engga salah juga sih kalo investor engga dapat laporannya…….karena peraturan BAPEPAM terhadap Bank Kustodian dan MI engga mewajibkan transparansi sebegitu jauh dengan kewajiban menginformasikan “Balance Sheet” setiap reksadana lepada investor….dan maaf saja….mungkin karena keterbatasan tenaga BAPEPAM (sebagai otoritas pengawas MI dan Bank Kustodian sesuai UU Pasar Modal) sehingga mungkin belum pernah dilakukan penilaian atas kewajaran isi “Balance Sheet” dari setiap RD yang ada. Dengan kondisi semacam ini, bagaimana sikap kita……kita hanya berharap kalo kita tidak salah dalam memilih MI dan terus memonitor selalu angka NAB RD saham yang kita miliki. Dibalik kepercayaan (kepasrahan) investor reksadana kepada MI-nya, untuk menghibur diri kita hanya dapat bersenandung. Ayo..…NAB ku tersayang…janganlah kuncup dan layu….teruslah tumbuh mekar dan berkembang. Namun bila ada MI yang mengelola RD saham baru tapi NABnya masih kuncup atau layu kita rasanya perlu memberikan perhatian dan dorongan semangat agar dealer sekuritas yang mengelolanya segera bangun untuk segera menyuburkan NABnya dan menjadi warning serta PR bagi para supervisornya. Kita percaya bahwa mereka memang ahlinya untuk dapat terus menyuburkan NAB dimasa-masa yang akan datang dan tidak meng-anaktiri- kan antara RD yang sudah lama dengan RD yang masih baru dalam hal pengelolaan dan perhatian atas isi portafolio daripada RD yang dikelolanya. Berikut ini perkembangan RD saham yang baru sejak tanggal awal penawarannya sd 20 Nopember 2007 dengan sumber data yang diolah dari : http://www.bapepamlk.depkeu.go.id/reksadana/ Sengaja saya informasikan pertumbuhan NAB sejak tanggal peluncuran RD saham baru yang berusia dibawah 1 tahun mengingat informasi yang dipublikasikan umumnya hanya menghitung data pertumbuhan NAB 1 bulan terakhir namun tidak ada informasi pertumbuhan NAB sejak awal tanggal penawaran.
|