Bagaimana mengoptimalkan account reksadana untuk plan keuangan kita?

Sun, 02/17/2008 - 07:16
almazia's picture

Saya ingin nanya.. misalnya saya punya beberapa tujuan finansial dengan timeline yang berbeda-beda, misalnya dana pensiun, persiapan DP untuk kredit rumah, persiapan biaya pendidikan anak dll. Apakah sebaiknya untuk tiap plan saya buatkan account reksadana yang terpisah?

Untuk dana pensiun dengan reksadana berbasis saham tentu accountnya akan terpisah dengan persiapan biaya pendidikan anak dengan reksadana pendapatan tetap (asumsi saya untuk pendidikan anak jangka waktunya hanya 5-10 tahun lagi, dibandingkan pensiun yang masih 30 tahun lagi).

Tapi kalau ada plan lain yang menurut saya cocok disiapkan dengan RDPT juga, apakah sebaiknya saya punya 2 account RDPT? Atau disatukan saja? Kalau dipisahkan sepertinya bisa lebih optimal dalam pengontrolanya...

Mohon saran...

-almazia, learner-

 

Comments

Investasi jangka pendek

marlisa's picture

Minta masukan buat sy yg baru akan mencoba RD tp berhubung dana yg ada terbatas dan kmungkinan dapat ditarik sewaktu2 maka investasi RD apa yg paling cocok untuk itu? Untuk awal sy akan mencoba untuk jangka waktu 5-6 bln....krn dana tersebut akan terpakai diakhir tahun untuk kebutuhan keluarga.

Mohon masukannya

Trims

alokasi untuk reksadana

aamahdi's picture

all saya newbie neh di investasi rd. beberapa bulan lalu saya ikut invest pd rd saham krn menghrp return yg lumayan untuk invest jangka panjang.
Dari beberapa artikel yg saya baca ttg ''dont put your egg on one basket'' apakah ini berarti kalo saya ingin invest bisa ikut beberapa rds yg berbeda-beda? Kalo halnya bgt berarti dana kita akan terbagi2 dan mkn return yg kita dpt jg bervariasi. Atau mungkin bisa sharing dari all bro lebih baik invest pada satu jenis rds sehingga lbh mudah pengontrolannya atau pada beberapa rds dgn kata lain dana akan terbagi2 dan returnnya jg variataif.. thanks

Aliran Financial Planning

autogebet's picture

halo sis almazia, ini pertanyaan yang bagus sekali. saya jadikan konseling saja ya... saya juga masukkan dalam kategori Financial Planning, so pasti diskusi kita akan seru banget disini.

dulu sekali waktu fitur My Plan msh digodok, saya dan bro Passion4U pernah mendiskusikan pertanyaan yang lebih kurang sama. saya kutip pandangan bro Passion4U disini ya...

utk bro Passion4U, gak papa ya saya paste disini :D

mengenai tentang horison investasi ...
ceritanya sebenarnya begini bro ...

memang kalo teori financial planning kalo kita punya goal yang jangka pendek kita sebaiknya meletakannya di instrument jangka pendek (reksadana pasar uang or pendapatan tetap dengan sedikit saja campuran) dengan scheme seperti itulah maka ada hitungan "teoritical gain" nya adalah 15 %

kalo investasi jangka panjang baru teorinya kita boleh naruh lebih banyak di saham sehingga kita dapat memperoleh "teoritical gain" adalah 30%

MASALAHNYA adalah tentang konsep itu sendiri, memang teorinya bilang seperti itu, tapi apakah salah kalo ane menanam duitnya sebagian besar di saham even untuk jangka pendek? atau kalo misalnya ane orang yang jantungan ... apa nggak boleh nanam cuma di pasar uang dan pendapatan tetap tanpa alokasi ke saham sama sekali even untuk tujuan financial jangka panjang ?

Jawabannya debatable bro ... terus terang hitungan di excel ane itu dengan pertimbangan profil daripada investor (risk averse, medium or risk taker). Kalo alokasi portfolionya tetap seharusnya growthnya juga tetap dong ... so itu dasarnya kenapa seluruh financial planning ane pake dasar pertumbuhan yang sama ... karena ane tipenya Risk Taker, so seluruh perencanaan keuangan ane mengikuti style investor ane, yang portfolio investasinya sama di semua time horison dan akhirnya teoritical gainnya sama di semua time horison ... gitu bro ...

Kalo ngikutin cara bro yang sekarang sich bisa aja cuma lebih ribet karena dalam kurun waktu < 5 tahun (untuk TK) khan growthnya cuma 15 % so katakanlah ane nabung 100 rebu, ini mesti dialokasikan kemana dong bro ... terus periode > 10 tahun (untuk misalnya S2) karena growthnya lebih tinggi alokasinya juga harus berbeda dong bro ... iya dong ....

Tapi sebenarnya ini yang biasanya disarankan oleh financial planner (hehe... cmiiw). untuk periode pendek alokasinya beda sama periode panjang ... kalo bro mo pake cara ini, perlu dipertegas cicilan per bulan itu alokasinya untuk 5 tahun pertama ke portfolio yang mana dan untuk selanjutnya ke portfolio yang mana juga ... agak lebih ribet sedikit sich....

mo pilih yang mana sebenarnya sama aja. kedua-duanya adalah approach yang mungkin meleset di tengah jalan. kalo approach ane (dengan type investor approach) alokasi portfolio dari awal sampe akhir sama so hitungan bro lebih simpe ... cuma secara teori sebenarnya agak melenceng (but easier to understand and consistent)
kalo approach bro (time frame approach) alokasi portfolio untuk jangka pendek dan jangka panjang berbeda, hitungannya lebih ribet ... tapi sesuai teori financial planner (tapi sebenarnya di lapangan agak jarang orang yang disiplin kalo alokasi portfolionya keep changing from time to time)

so mau yang mana? itu terserah bro aja

ane agak susah recommendnya soalnya portalreksadana lebih ke edukasi, sementara penerapan ane dilapangan sudah banyak menabrak pakem (contohnya TA for reksadana banyak yang sebenarnya tidak setuju toch hehehe ) ...

so bottomlinenya approach manapun yang dipilih itu sebenarnya ok aja ... asalkan dijalankan dengan konsisten. Yang penting kita punya financial plan ... (walaupun approachnya berbeda)... hehehe

tanggapan tuk sis almazia

andreasarya's picture

kalau pendapat saya, pembagian rekening u/ pendidikan & pensiun tidak perlu dipisahkan. yang penting adalah pilih dulu type anda , apakah high risk high gain atau type yang aman saja. kalau type yang aman saja saya sarankan " taruh telur dibeberapa keranjang" maksudnya diversikasi reksadana : 40% rd pt + 40% rd camp + 20% rd saham. Kemudian kalau agak berambisi bisa dengan 50% rd camp + 50% rd saham. atau mungkin mau mencontoh saya yang nekat ini 100% rd saham. 

Diversifikasi?

anakbali's picture

Saya setuju dgn bro andreas bahwa untuk pendidikan 
dan pensiun tidak perlu dipisahkan karena keduanya merupakan rencana jangka panjang (>10 thn), kita cukup membaginya dalam catatan kita pribadi, daripada punya banyak rekening yang nantinya susah dilacak.
Namun untuk diversifikasi, saya kurang setuju untuk melibatkan reksadana campuran karena akan mempersulit kita untuk membuat alokasi aset yang tepat. jika memang ingin diversifikasi, lebih baik dibagi menjadi 20% pendapatan tetap 80% saham, atau kombinasi yang lain. kalau pakai rd campuran (yang notabene punya rasio pendapatan tetap dan saham sendiri), jadi lebih sulit mengaturnya.
Pembagian rekening lebih cocok kalau kita punya rencana dengan time frame yang berbeda, misalnya untuk uang muka mobil baru dalam 2 thn, lebih baik diletakkan di rd pendapatan tetap atau paling mentok di rd campuran agar tidak terlalu banyak terkena resiko fluktuasi saham. IMHO lho...
Selamat berinvestasi...

 

To Live. To Love. To Learn. To Leave a Legacy. - Stephen Covey

Deposito u plan A, RDS anu untuk plan B, RDS inu untuk Plan C...

almazia's picture

Saat ini saya type yang pengen high gain :D, dan instrumen investasi saya menurut saya cukup terdiversifikasi karena masih punya deposito (satu2nya instrumen investasi yg saya ngerti sebelum kenal reksadana).

Yang jadi pertanyaan saya sebetulnya, dengan ilustrasi rasio invetasi saya saat ini 80% deposito dan 20% RDS, bagaimana mengendalikan dan memilah-milah nominalnya untuk memenuhi plan2 saya (plan A, B, C, dan D)?

Sepertinya akan lebih mudah dan terkontrol kalo deposito saya dikhususkan untuk Plan A, RDS anu untuk plan B, RDS inu untuk plan C, dan RDPT untuk plan D. Kita jadi bisa langsung tahu untuk plan A kita sudah siap dana berapa, dan kekurangannya berapa; dst.

Tapi kalau beneran seperti itu berarti setiap ada plan baru kita mesti merubah portofolio kita dengan menambahkan account investasi baru dong ya...

Atau ini hanya masalah males hitung2an aja ya, hehehe...

-------------------------------------

Saya jadi punya pertanyaan lagi: bisa ga sih kita punya 2 account pada RD yang sama? Bukan tipe RD-nya lho ya tapi bener2 RD yang sama...

 

 

 

 

-almazia, learner-

aturan 80:20 emang buat

antena's picture

aturan 80:20 emang buat investasi low risk: high risk...

low risk : deposito, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap

high risk : saham, reksadana saham, reksadana campuran

Pembagian investasi

sayogo's picture

Sis, kalau pengalaman ane untuk tipe konservatif, rasio 80% - 20% cukup bagus. Kalau lebih agresif, dapat diganti menjadi 70% - 30%.

Hanya yang berbeda adalah untuk dana yang besar ane ambil ORI (obligasi ritel pemerintah RI), bunganya lumayan (di atas deposito). Tanggal 25 Feb 2008 akan keluar ORI IV, hal ini dapat dipertimbangkan (bunganya menurut informasi koran antara 9,45 - 9,55%), berlaku untuk 4 tahun, bunga dibayar per bulan seperti deposito. Sudah pasti 100% aman karena yang mengeluarkan pemerintah.

Sisanya masukkan ke reksadana saham, tapi pilih yang returnnya tinggi. Dari diskusi di portal ini anda sedikit banyak sudah dapat gambarannya.

Kalau setiap bulan masih ada sisa penghasilan, sebagian masukkan ke tabungan (untuk kondisi darurat), dan sebagian masukkan ke reksadana saham lagi, begitu seterusnya.

Kalau anda perlu biaya untuk plan anda, redemp saja sebagian reksadana anda sesuai nilai yang diperlukan, istilahnya profit taking. Untuk mengetahui berapa nilai investasi anda untuk mengetahui apakah sudah cukup untuk plan A dll, coba pakai program di myreksadana.com (mudah-mudahan bro autogebet dapat mengembangkan program seperti ini di portalreksadana, walaupun secara bertahap).

Program my plan memang belum dapat secara tepat menerapkan metode ini kerena didasarkan pada investasi rata-rata yang dibutuhkan, sedangkan disini yang digunakan adalah berdasarkan modal awal. Tapi ane yakin secara bertahap bro autogebet akan terus mengembangkannya.

Semoga berhasil sis..........

Tidak 100% aman

budikurniawan's picture

Bro Sayogo,

ORI tidak 100% aman. Kalo diliat yang mengeluarkan adalah pemerintah, emang iya aman. Tapi tetap ada resiko nya yaitu kalo suku bunga (BI rate) naik maka ORI memiliki resiko harga karena ORI memberikan kupon yang tetap. Jadi kalo suku bunga naik, maka harga ORI bisa turun bahkan bisa turun dibawah par.

Saat ini ORI masih menarik karena kecenderungan suku bunga turun ato flat tapi kita gak tau masa depan kan, apalagi dengan yang katanya resesi global lah..bisa aja suku bunga nanti naik lagi... jadi kita tetap hrs waspada

 keep on investing.

regards, BK

Tidak 100% aman?

sayogo's picture

Bro BK, kalau BI rate naik ya ORI nya dijual ke agen penjualnya dong. Jangan lupa spread nya saat ini adalah 1,5%, jadi saat BI menaikkan ratenya sampai 1% ya dilego. Tapi untuk tahun ini dimana BI rate diharapkan tetap 8%, masih baguslah. Itulah sebabnya ane sarankan kalau beli saat penawaran awal.

Kalau mendengarkan komentar ancaman resesi global, sudah pasti kita jadi takut berinvestasi, paling-paling deposito 1 bulan atau 3 bulan yang bunganya kecil itu, lebih kecil dari inflasi, jadinya minus dong (namanya bukan investasi tapi cari rugi hehehe). Kalau mau return yang besar memang harus sedikit berani bro, kalau bahasa Jawanya: jer basuki mowo beo, kalau mau makmur ya ada harga yang harus dibayar.

Faktanya sampai ORI 3 selalu kelebihan peminat, bahkan sekarang hanya dibatasi sampai dengan RP 3 milyar saja per orang, sehingga investor besar terpaksa beli di pasar sekunder.

Kalau mikirin risiko, di dunia tidak ada yang aman. Tabungan bisa dibobol maling lewat ATM, valuta asing bisa turun seperti dollar sekarang, deposito lebih rendah dibanding inflasi dll. Jadi kalau ane santai saja, return cukupan tapi dapat tiap bulan di ORI, ingin return besar di reksadana saham. Tentu saja gaya masing-masing orang berbeda bro, silahkan saja, ane hanya memberikan informasi bagi yang berminat.

Setuju

budikurniawan's picture

Sy setuju lah ama pendapat bro sayogo. Cuma sy kurang setuju kalo dibilang aman 100%, takutnya ntar kejadian ky reksadana tahun 2005 lagi..

Bagi yang awam, ORI ini kan mirip2 ama deposito, yang ngasi kupon tiap bulan, jangan sampe ada salah pemahaman dr investor awam.

Jadi, lebih baik dikasi tau aja resiko nya, gitu loh. Kalo investasi kan emang menganut paham "high risk, high return"..

Sampe saat ini ORI emang bagus krn ngasih kupon diatas BI rate dan jauh diatas rata2 bunga deposito (counter) dan sangat2 bagus kalo dibeli pada saat primary market.

Ya, kalo ttg spread 1,5% gak terlalu menjamin lah, krn obligasi agak susah ditebak fluktuasinya. Kalo turun bisa ampe 2% dalam waktu sehari, gak sperti saham yang cepat reboundnya..

Jadi kalo udh tau resiko dan keuntungannya, tergantung masing2 investor kan, mau beli ORI ato gak..

Happy investing

BK

Denger denger

laraslia's picture

Terus denger denger katanya ORI akan dijadikan pemerintah sebagai 'informan' dasar pengenaan pajak, jadi gak tuh ?

 

Mohon pencerahan.

 

Informan??

budikurniawan's picture

Maksudnya informan apa nih??

Dulu memang ada sedikit ketakutan dari investor perorangan kalo investasi di obligasi maka akan jadi sumber informasi bagi pemerintah dalam pengenaan pajak. Hal ini karena kalo kita berinvestasi di obligasi maka kita wajib memberikan no NPWP pada bank kustodi sebagai dasar pembayaran pajak kupon dan pajak capital gain ke pemerintah. Nah, ini dikhawatirkan oleh sebagian orang krn takut kekayaannya di ketahui dan akhirnya harus bayar pajak yang besar.

Dulu sih pemerintah berjanji kalo data2 investasi pada ORI tidk akan dipakai sebagai dasar penagihan pajak kepada masyarakat.

Kalo sekarang sih sy kurang tau ya..

regards, BK

Saya awam soal obligasi.

almazia's picture

Saya awam soal obligasi.

Jadi kalo mo invest di ORI itu harus menyerahkan nomor NPWP ya? Saya ga punya NPWP jadi ndak bisa invest di ORI bgitu ya?

 

-almazia, learner-

NPWP

budikurniawan's picture

Bro/Sis,

Seperti yang udh diterangkan oleh bro sayogo, untuk ORI tdk perlu NPWP krn pajak nya final.

NPWP diperlukan kalo kita mau membuka rekening kustodi sendiri untuk menyimpan surat berharga yg kita miliki.

Kalo ORI, nasabah tdk perlu ks NPWP dan buka kustodi bank sendiri krn semua udh diurus oleh Agen penjual. Sperti bank mandiri yang bekerjasama dengan Mandiri Securitas (kalo gak salah) untuk penyimpanan ORI nasabah di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

Jadi gak perlu khawatir diminta in NPWP lah.. Prosedur pembelian ORI hampir2 mirip ama prosedur pembukaan reksadana di agen penjual.

 Happy investing

NPWP

rai's picture

DH,

Dulu saya ikut partisipasi ORI-1 nggak pernah ditanya NPWP oleh bank-nya.

Mungkin kalau ditanya dan belum punya, sekarang mintanya juga gampang dan prosesnya sangat cepat, dan kalau anda sudah berkeluarga bisa memakai NPWP suami (sesuai dengan peraturan perpajakan (?))

Slm.

Pajak ORI

sayogo's picture

Bro/sis, ORI pajaknya seperti deposito, 20% final, jadi apa yang mau diusut? Minimalnya Rp 5 juta, mau diusut juga. Entah kalau kaliber Rp 3 milyar ya. Tapi ane yakin kalau sudah kena pajak final, sudah tidak relevan lagi dikejar-kejar pajak. Mungkin yang dimaksud adalah supaya target pemerintah agar setiap orang yang mampu harus punya NPWP dapat tercapai. Tapi sampai saat ini tidak ada gaungnya lagi.

Nanti kalau reksadana kena pajak final (diusulkan 0,05%), apakah kita juga takut investasi di reksadana? Kalau kita tidak menggelapkan pajak ya santai saja ..............

NPWP

massis's picture

Kewajiban NPWP bagi Orang Pribadi apabila ia mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). PTKP setiap orang berbeda-beda tergantung statusnya (Tidak Kawin/ Kawin) dan banyaknya tanggungan (maksimal 3 orang).

Besarnya PTKP setahun (saat ini) adalah :

TK/0 Rp13.200.000,-

TK/1 Rp14.400.000,-

TK/2 Rp15.600.000,-

TK/3 Rp16.800.000,-

K/0 Rp14.400.000,-

K/1 Rp15.600.000,-

K/2 Rp16.800.000,-

K/3 Rp18.000.000,-

Silakan menghitung PTKP masing2 sesuai dengan statusnya.

Untuk mengetahui apakah wajib ber-NPWP atau tidak wajib, coba dijumlah dulu seluruh penghasilan yang diterima/diperoleh selama setahun. Kalau jumlahnya melebihi dari PTKP, maka ia wajib ber-NPWP.

Penghasilan meliputi : penghasilan dari pekerjaan (gaji, upah, tunjangan, THR, bonus dll), penghasilan dari usaha bebas (misalnya : buka warung/toko, dagang klontong, buka praktek dokter/notaris/dll), penghasilan dari barang modal (misalnya : sewa, royalti, bunga, dll), dan penghasilan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Jadi kewajiban ber-NPWP tidak dikaitkan dengan apakah ia investasi di ORI, saham, Obligasi dll, tetapi apakah ia berpenghasilan di atas PTKP atau tidak.

Maksimum ORI

sayogo's picture

Maksimum seorang dapat beli ORI dibatasi Rp 3 milyar per seri bro, jadi untuk mengusut pajak masih belum termasuk kelas kakap, Apalagi tidak ada keharusan sudah punya NPWP. Namanya saja obligasi ritel ya cocoknya untuk kelas menengah ke bawah. Kalau orang kaya pasti cari investasi lain yang tak akan terlacak pajaknya, misalnya reksadana offshore.

Pajak ORI...

glory_steve's picture

Sepengetahuan saya Bank tidak bisa memberikan datanya begitu saja kepada DJP. Yang dimaksud mungkin adalah informan bagi WP yang diindikasikan melakukan tipu muslihat..Tentunya ya investor kelas kakap..Kalo yang kelas teri buat apa DJP bela-belain cari2 bukti lain...

Don't be afraid..Hehehehe..

1 tujuan 1 rekening

lilyardas01's picture

kalo saya pake sistem 1 tujuan 1 rekening. Misalnya untuk dana pensiun, saya tarok di RDS atas nama saya qq nama suami. Untuk sekolah anak saya tarok di RDS atas nama saya qq nama anak pertama dst. Btw boleh gak ya kalo bikin RD atas nama saya qq Suzuki APV (lagi ngidam APV nih :D)  

 

Pembagian rekening kayak gitu lebih gampang ngontrolnya, tiap bulan tinggal masuk2in uang ke rekening RD masing2. Resikonya memang tiap punya tujuan baru, harus punya rekening baru... kalo kayak gini, buat menghemat biaya transfer rekening, emang paling enak buka RD di Commbank hehehe...  

 

Saya pernah punya pengalaman 2 rekening tabungan di bank yang sama atas nama saya sendiri, tanpa pake qq. Akibatnya pas mo nyetor atau narik jadi bingung sendiri ini tabungan yang mana :D  Untuk yang gak jelas timeframe dan nominalnya, seperti rumah (so far saya gak tau mo beli rumah dimana dan kapan:D) saya tarok di RDC and logam mulia.  

 

so far deposito udah saya bubarkan semua, saya ganti RDPT. ogah rugi bo... deposito bunganya keciiiiill :D

Data untuk FinPlan... please

EcoSyariah's picture

Bro/Sis, ada yang pernah bikin studi gak, kira2 berapa yah ANNUAL RETURN untuk masing2 RDPT, RDC, RDS, RDI, RDT DAN ETF ? Terus standar deviasinya kira2 berapa ?

 

Please share ya kalau punya datanya, penting untuk investment planning. Thx a lot

 

Syiar Syariah dengan RD Syariah

Your are currently browsing this site with Internet Explorer 6 (IE6).

Your current web browser must be updated to version 7 of Internet Explorer (IE7) to take advantage of all of template's capabilities.

Why should I upgrade to Internet Explorer 7? Microsoft has redesigned Internet Explorer from the ground up, with better security, new capabilities, and a whole new interface. Many changes resulted from the feedback of millions of users who tested prerelease versions of the new browser. The most compelling reason to upgrade is the improved security. The Internet of today is not the Internet of five years ago. There are dangers that simply didn't exist back in 2001, when Internet Explorer 6 was released to the world. Internet Explorer 7 makes surfing the web fundamentally safer by offering greater protection against viruses, spyware, and other online risks.

Get free downloads for Internet Explorer 7, including recommended updates as they become available. To download Internet Explorer 7 in the language of your choice, please visit the Internet Explorer 7 worldwide page.